Sabtu, 18 Oktober 2014

PENGENALAN EKOSISTEM KOLAM




PENGENALAN EKOSISTEM KOLAM

I.       TUJUAN
1.      Mempelajari macam-macam bentuk ekosistem.
2.      Mengetahui struktur dari komponen pembentuk ekosistem kolam.

II.    TINJAUAN PUSTAKA
            Ekosistem adalah tempat tinggal makhluk hidup yang berinteraksi dengan lingkungannya. Proses terjadinya ekosistem disebut suksesi ekologi. Suksesi diawali dengan tumbuhnya vegetasi perintis, lalu bryopita, pterydopyta, suksesi sudah dapat dikatakan pada stasiun klimaks, dan keadaannya sudah tidak akan berubah lagi, kecuali jika masih ada perubahan lingkungan. Perubahan lingkungan dapat terjadi karena faktor ulah manusia. Adanya polutan dapat menyebabkan punahnya ekosistem. Pemanfaatan ekosistem oleh manusia dapat dicermati dampak-dampak yang terjadi nantinya. Penjagaan ekosistem harus dilaksanakan secara teratur terutama subtansi-subtansi abiotik yang ada di dalam ekosistem (Prawirohartono, 2006).

ADAPTASI TANAMAN TERHADAP FAKTOR AIR




ADAPTASI TANAMAN TERHADAP FAKTOR AIR

I.       TUJUAN
1.      Mengetahui macam-macam adaptasi tanaman terhadap ketersedian air.
2.      Untuk mengetahui perbedaan anatomis maupun morfologi tanaman yang beradaptasi pada kandungan air yang berbeda.

II.                TINJAUAN PUSTAKA
Air tanah sangat mempengaruhi perkembangan tanaman baik langsung maupun tidak langsung. Umumnya sistem perakaran lebih sempurna dihasilkan oleh tanah yang kandungan airnya cukup baik dan aerasinya baik. Dengan demikian, air sangat mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan tanaman. Untuk spesies kaktus, menolak kekeringan dengan menyimpan air dalam jaringan selulernya. Air yang disimpan cukup dan laju kehilangan semakin rendah (karena kutikula sangat tebal dan stomata menutup pada siang hari) sehingga tumbuhan itu dapat tahan hidup ( Fahn, 1990).

DAMPAK HUJAN ASAM TERHADAP PERKECAMBAHAN TANAMAN BUDIDAYA




DAMPAK HUJAN ASAM TERHADAP PERKECAMBAHAN TANAMAN BUDIDAYA

I.       TUJUAN
1.    Mengetahui pengaruh lingkungan pH rendah terhadap perkecambahan tanaman budidaya.
2.    Mengetahui perbedaan tanggapan perkecambahan beberapa tanaman budidaya pada kondisi asam.

II.    TINJAUAN PUSTAKA
Istilah hujan asam pertama kali digunakan oleh Robert A. Smith (1872) dalam Kupchella (1989) yang menguraikan tentang keadaan di Manchester, sebuah daerah industri di bagian utara Inggris. Hujan asam ialah turunnya asam dalam bentuk hujan. Hal ini terjadi apabila asam di udara larut dalam butir-butir air di awan. Jika hujan turun dari awan itu, air hujan bersifat asam. Asam itu terhujankan atau rain-out. Hujan asam dapat pula terjadi karena hujan turun melalui udara yang mengandung asam sehingga asam itu terlarut ke dalam air hujan dan turun ke bumi. Asam itu tercuci atau wash-out. Hujan asam dapat terjadi di daerah yang sangat jauh dari sumber pencemaran (Yatim, 2007).

KOMPETISI INTER DAN INTRA SPESIFIK SEBAGAI FAKTOR PEMBATAS BIOTIK




KOMPETISI INTER DAN INTRA SPESIFIK SEBAGAI FAKTOR PEMBATAS BIOTIK

I.       TUJUAN
1.      Mengetahui pengaruh faktor biotik terhadap pertumbuhan tanaman.
2.      Mengetahui tanggapan tanaman terhadap tekanan kompetisi inter dan intra spesifik.

II.    TINJAUAN PUSTAKA
Kompetisi merupakan proses persaingan yang terjadi antara individu yang mengandalkan sumber daya yang sama, namun terbatas jumlahnya. Terjadinya kedua macam kompetisi ini berkaitan erat dengan peningkatan kepadatan populasi, baik dalam tingkat populasi, maupun dalam komunitas. Kompetisi pada dua jenis yang sama memiliki karakteristik perlakuan yang sama, sedangkan pada kompetisi pada dua jenis yang berbeda memiliki karakteristik perlakuan yang berbeda, baik secara tingkah laku ataupun hasil perlakuan (Agnes, 2008).
Kompetisi dengan dan antar spesies merupakan sesuatu yang penting dalam ekologi, terutama dalam komunitas. Kompetisi tidak selalu merupakan interaksi langsung antara yang satu dengan yang lain, tetapi dapat juga secara langsung dan tidak langsung. Karena ketersediaan bahan dari satu sumber (misalnya makanan, air, dan wilayah) digunakan untuk bersama (Anonim, 2008).

SALINITAS SEBAGAI FAKTOR PEMBATAS ABIOTIK

SALINITAS SEBAGAI FAKTOR PEMBATAS ABIOTIK

I. TUJUAN
  1. Mengetahui dampak salinitas terhadap pertumbuhan tanaman.
  2. Mengetahui tanggapan beberapa macam tanaman terhadap tingkat salinitas yang berbeda.

II. TINJAUAN PUSTAKA
Faktor pembatas ekologi terbanyak yang kita kenal adalah kandungan garam (salinitas) dalam air laut atau tanah. Hanya sedikit spesies tanaman dan hewan yang dapat tumbuh subur dalam kadar salinitas yang tinggi (Remmert, 1980).
Prinsip utama ekologi adalah mengenai kehidupan masing-masing organisme yang berhubungan secara terus menerus serta berkelanjutan dengan setiap elemen lain yang membentuk lingkaran itu sendiri. Sebuah ekosistem dapat didefinisikan sebagai situasi dimana terdapat interaksi antara organisme dengan lingkungannya. Lingkungan suatu organisme terdiri dari faktor abiotik seperti sinar matahari, iklim, dan tanah sebagai suatu hal yang dibagi bersama dengan organisme lain dalam habitat itu (Anonim, 2011).