Sabtu, 18 Oktober 2014

DAMPAK HUJAN ASAM TERHADAP PERKECAMBAHAN TANAMAN BUDIDAYA




DAMPAK HUJAN ASAM TERHADAP PERKECAMBAHAN TANAMAN BUDIDAYA

I.       TUJUAN
1.    Mengetahui pengaruh lingkungan pH rendah terhadap perkecambahan tanaman budidaya.
2.    Mengetahui perbedaan tanggapan perkecambahan beberapa tanaman budidaya pada kondisi asam.

II.    TINJAUAN PUSTAKA
Istilah hujan asam pertama kali digunakan oleh Robert A. Smith (1872) dalam Kupchella (1989) yang menguraikan tentang keadaan di Manchester, sebuah daerah industri di bagian utara Inggris. Hujan asam ialah turunnya asam dalam bentuk hujan. Hal ini terjadi apabila asam di udara larut dalam butir-butir air di awan. Jika hujan turun dari awan itu, air hujan bersifat asam. Asam itu terhujankan atau rain-out. Hujan asam dapat pula terjadi karena hujan turun melalui udara yang mengandung asam sehingga asam itu terlarut ke dalam air hujan dan turun ke bumi. Asam itu tercuci atau wash-out. Hujan asam dapat terjadi di daerah yang sangat jauh dari sumber pencemaran (Yatim, 2007).

Hujan asam merupakan hujan dengan pH kurang dari 5,6. Hal ini disebabkan oleh adanya zat pencemar di udara. Zat pencemar ini antara lain oksida belerang dan nitrogen oksida. Zat-zat ini dihasilkan oleh pembakaran bahan bakar minyak dan batubara (Cahyo, 1998).
Hujan asam terjadi karena larutnya karbondioksida dalam hujan menjadi asam karbonik ditambah gas sulfur oksida dan nitrogen oksida. Gas-gas tersebut merupakan perombakkan limbah minyak bumi, batu bara, dan industri lain. Danau dan sungai memiliki day buffer tertentu yang terbatas sehingga jika pH kurang dari lima maka ikan dan organisme akan mati. Akibat lain jika hujan asam mencapai tanah maka logam-logam terlepas dari ikatan dalam senyawa tanah. Logam tersebut bersifat racun (Whitten, 1984).
Hujan biasa tercampur oleh asam adalah hasil dari reaksi uap air, karbon dioksida, dan nitrogen di dalam atmosfer. Keasamaan dapat meningkat melalui pengantar sulfur dioksida dan nitrogen oksida di atmosfer. Hal ini dapat terjadi secara alami dari pembusukan vegetasi, erupsi gunung berapi, atau bahkan percikan laut. Kontribusi manusia yang paling utama adalah akibat emisi gas-gas kendaraan dan industri yang tidak dapat di daur ulang atau dihilangkan (Odum, 1996).
Unsur hara sulfur di dalam tanah yang dapat teroksidasi dapat menurunkan pH tanah. Penurunan pH ini dalam taraf tertentu dapat meningkatkan kelarutan. Unsur-unsur hara mikro termasuk di dalamnya adalah unsur peningkatan kadar besi dalam tanah dan meningkatkan serapan unsur tersebut di dalam biji. Hal ini mempengaruhi aktivitas enzim denaturasi yang berperan penting dalam fungsi asam lemak jenuh (Nurhandoyo, 2004).
              Kerusakan yang disebabkan oleh hujan asam yang didominasi NOx terjadi pada daun. Kerusakan ditandai dengan timbulnya bintik-bintik dan nekrosis, sedangkan kerusakan akibat kadar SOx yang tinggi ditandai dengan kekeringan dan nekrosis. Pada paparan jangka panjang, hujan asam dengan konsentrasi rendah menyebabkan daun menjadi kuning (Shekafandeh, 2010).
              Tingkat keasaman yang tinggi mempunyai efek merusak pada akar dan mengurangi jumlah daun. Pertumbuhan daun terganggu karena berkurangnya area transpirasi dan sedikitnya nutrisi esensial yang terambil tanaman. Selain merusak akar dan daun, hujan asam juga merusak batang. Kerusakan pada sel-sel batang mengakibatkan pembelahan sel terhambat (Balasubramanian et al., 2007).











III. METODE PELAKSANAAN PRAKTIKUM
Praktikum Dasar-Dasar Ekologi Acara III yang berjudul Dampak Hujan Asam Terhadap Perkecambahan Tanaman Budidaya dilaksanakan pada hari Kamis, 3 Mei 2012 di Laboratorium Ekologi Tanaman, Jurusan Budidaya Pertanian, Fakultas Pertanian, Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta. Bahan yang digunakan yaitu benih tanaman padi (Oryza sativa), kacang tanah (Arachis hypogaea), dan jagung (Zea mays), H2SO4, akuades, dan kertas filter. Alat-alat yang digunakan adalah petridish, sprayer plastik, gelas ukur, Erlenmeyer, pipet, dan pH tester.
Pertama-tama larutan asam dibuat dengan menggunakan akuades sebanyak 500 ml yang ditetesi dengan H2SO4 sampai mencapai keasaman tertentu yang diketahui dengan menggunakan pH tester. Banyaknya larutan yang digunakan dicatat untuk memudahkan pembuatan larutan tersebut. Selanjutnya, dengan cara yang sama, dibuat larutan asam dengan tingkat keasaman yang berbeda yaitu pH 4, pH 5, pH 6, dan pH 7. Masing-masing larutan tersebut dengan kadar asam yang berbeda dimasukkan ke dalam sprayer plastik yang berlainan dan diberi label. Kemudian, disiapkan 12 petridish untuk 4 perlakuan keasaman, dan 3 jenis tanaman budidaya. Benih yang telah disiapkan diatur dalam cawan petridish yang telah dilapisi kertas saring. Benih yang telah diatur di petridish disiram dengan larutan dari sprayer sesuai dengan perlakuan dengan jumlah semprotan yang sama di setiap petridish. Pengamatan dilakukan selama 7 hari meliputi jumlah biji yang berkecambah, panjang batang, dan panjang akar. Pada hari ketujuh diamati kecepatan berkecambah, gaya berkecambah, dan rasio panjang akar dan batang. Dari hasil yang diperoleh dibuat grafik perkecambahan berbagai perlakuan dan histogram rasio akar atau batang.
Rumus untuk mencari gaya berkecambah dan indeks vigor :
GB =

                        IV =
                       
                        Rasio =

Keterangan : IV = Indeks Vigor
                     GB = Gaya Berkecambah
IV. HASIL PENGAMATAN
Tabel 21. Tabel Banyak Biji yang Berkecambah, Panjang Batang dan Panjang Akar Padi (Oryza sativa)
Hari ke-
Banyaknya Biji yang Berkecambah
Panjang Batang Hari ke- (cm)
Panjang Akar Hari ke- (cm)
pH 4
pH 5
pH 6
pH 7
pH 4
pH 5
pH 6
pH 7
pH 4
pH 5
pH 6
pH 7
1
0,00
0,00
0,00
0,00
0,00
0,00
0,00
0,00
0,00
0,00
0,00
0,00
2
1,83
2,33
1,33
2,67
0,00
0,00
0,20
0,37
0,10
0,18
0,63
0,67
3
5,67
6,00
5,33
7,17
0,72
0,72
1,02
0,90
1,25
1,45
1,47
1,52
4
8,33
7,83
8,50
9,33
1,24
1,37
1,81
1,78
3,01
2,85
2,82
3,30
5
9,00
7,83
8,83
9,33
2,35
2,73
3,15
3,03
3,92
3,88
3,83
4,15
6
9,33
8,17
9,17
9,50
3,24
3,38
3,86
4,01
4,50
4,58
4,62
5,06
7
9,50
8,67
9,33
9,67
4,12
4,10
4,73
4,86
5,06
4,76
5,09
5,45

Tabel 22. Tabel Gaya Berkecambah, Indeks Vigor dan Rasio Padi (Oryza sativa)
Gaya berkecambah
Indeks vigor
Rasio
pH 4
pH5
pH 6
pH 7
pH 4
pH 5
pH 6
pH 7
pH 4
pH 5
pH 6
pH 7
0,00%
0,00%
0,00%
0,00%
0,00
0,00
0,00
0,00
0,00
0,00
0,00
0,00
18,33%
23,33%
13,33%
26,67%
1,17
1,17
0,75
1,50
0,00
0,00
3,10
1,82
60,00%
63,33%
53,33%
78,33%
1,11
1,67
1,33
1,50
1,73
2,01
1,45
1,68
82,00%
81,67%
85,00%
93,33%
0,58
0,36
0,87
0,38
2,42
2,08
1,56
1,86
90,00%
83,33%
88,33%
95,00%
0,21
0,03
0,33
0,03
1,66
1,42
1,22
1,37
92,00%
85,00%
91,67%
95,00%
0,14
0,03
0,28
0,00
1,39
1,35
1,20
1,26
96,00%
90,00%
93,33%
96,67%
0,05
0,02
0,24
0,00
1,23
1,16
1,08
1,12
Tabel 23. Tabel Banyak Biji yang Berkecambah, Panjang Batang dan Panjang Akar Kacang Tanah (Arachis hypogaea)
Hari ke-
Banyaknya Biji yang Berkecambah
Panjang Batang Hari ke- (cm)
Panjang Akar Hari ke- (cm)
pH 4
pH 5
pH 6
pH 7
pH 4
pH 5
pH 6
pH 7
pH 4
pH 5
pH 6
pH 7
1
0,00
0,17
0,00
0,00
0,00
0,00
0,00
0,00
0,00
0,12
0,00
0,00
2
4,33
4,83
4,50
4,17
0,00
0,00
0,00
0,00
0,66
0,70
0,95
0,88
3
7,00
7,00
7,17
7,50
0,00
0,00
0,10
0,00
1,46
1,40
1,54
1,54
4
8,50
8,17
8,00
9,00
0,46
0,50
0,35
0,38
2,25
2,54
2,70
2,91
5
8,50
8,17
8,67
9,17
0,57
0,67
0,46
0,57
2,95
3,38
3,36
3,44
6
8,83
8,67
9,00
9,17
0,72
0,86
0,62
0,67
3,52
4,16
3,98
3,87
7
9,67
9,00
9,17
9,17
0,75
0,91
0,92
0,79
4,93
4,34
4,37
4,26

Tabel 24. Tabel Gaya Berkecambah, Indeks Vigor dan Rasio Kacang Tanah (Arachis hypogaea)
Hari ke-
Gaya berkecambah
Indeks vigor
Rasio
pH 4
pH5
pH 6
pH 7
pH 4
pH 5
pH 6
pH 7
pH 4
pH 5
pH 6
pH 7
1
0,00%
1,67%
0,00%
0,00%
0,00
0,17
0,00
0,00
0,00
0,00
0,00
0,00
2
40,00%
38,33%
45,00%
45,00%
2,00
1,92
2,25
2,08
0,00
0,00
0,00
0,00
3
70,00%
70,00%
71,67%
75,00%
1,00
1,06
0,89
0,50
0,00
0,00
15,05
0,00
4
85,00%
81,67%
80,00%
93,33%
0,33
0,46
0,17
0,42
4,89
5,11
7,81
7,59
5
85,00%
81,67%
83,33%
93,33%
0,00
0,00
0,07
0,00
5,21
5,08
7,26
6,07
6
88,33%
86,67%
90,00%
93,33%
0,05
0,08
0,11
0,00
4,90
4,84
6,43
5,79
7
90,00%
91,67%
93,33%
95,00%
0,00
0,02
0,05
0,00
6,59
4,79
4,77
5,41






Tabel 25. Tabel Banyak Biji yang Berkecambah,Panjang Batang dan Panjang Akar Jagung (Zea mays)
Hari ke-
Banyaknya Biji yang Berkecambah
Panjang Batang Hari ke- (cm)
Panjang Akar Hari ke- (cm)
pH 4
pH 5
pH 6
pH 7
pH 4
pH 5
pH 6
pH 7
pH 4
pH 5
pH 6
pH 7
1
0,00
0,00
0,00
0,00
0,00
0,00
0,00
0,00
0,00
0,00
0,00
0,00
2
4,83
5,67
7,50
5,83
0,79
0,82
0,61
0,50
1,75
1,99
1,70
1,17
3
8,00
8,00
8,83
8,33
1,14
1,27
1,34
1,12
3,15
3,16
4,05
3,01
4
9,67
9,67
9,67
9,50
1,71
1,91
2,16
1,93
4,95
5,40
6,76
5,72
5
10,00
9,67
9,83
9,67
2,56
2,70
2,86
2,70
6,97
8,12
8,16
7,19
6
9,83
9,67
9,83
9,50
3,09
3,61
3,71
3,61
8,30
8,91
10,44
9,95
7
9,67
9,50
9,83
9,33
3,72
4,41
4,41
4,17
9,65
10,78
11,70
11,34

Tabel 16. Tabel Gaya Berkecambah, Indeks Vigor dan Rasio Jagung (Zea mays)
Hari ke-
Gaya berkecambah
Indeks vigor
Rasio
pH 4
pH5
pH 6
pH 7
pH 4
pH 5
pH 6
pH 7
pH 4
pH 5
pH 6
pH 7
1
0,00%
0,00%
0,00%
0,00%
0,00
0,00
0,00
0,00
0,00
0,00
0,00
0,00
2
50,00%
60,00%
70,00%
63,33%
2,50
3,00
3,50
3,17
2,21
2,42
2,76
2,35
3
82,00%
85,00%
85,00%
83,33%
0,89
1,00
0,83
0,67
2,77
2,49
3,02
2,68
4
100,00%
96,67%
96,67%
95,00%
0,42
0,29
0,50
0,29
2,90
2,83
3,14
2,96
5
100,00%
96,67%
98,33%
96,67%
0,00
0,00
0,37
0,03
2,73
3,01
2,85
2,66
6
100,00%
96,67%
98,33%
100,00%
0,00
0,00
0,28
0,00
2,68
2,47
2,81
2,76
7
100,00%
95,00%
98,33%
100,00%
0,00
0,00
0,24
0,06
2,59
2,45
2,65
2,72




Contoh Perhitungan :
Pada padi hari ketiga pH 4 sampel 1
            Gaya Berkecambah  =    x 100%
                                                =    x 100%
                                                 = 90 %
            Indeks Vigor               =  
                                                 =  
                                                 =  3
            Rasio Panjang Akar/Batang =
                                                             =
                                                             = 9,15




















V. PEMBAHASAN
Tujuan dari percobaan ini adalah untuk mengetahui pengaruh pH rendah terhadap perkecambahan tanaman dan mengetahui tanggapan perkecambahan  tanaman budidaya yang berbeda pada kondisi asam. Biji dalam berkecambah  memerlukan kondisi yang sesuai, salah satunya adalah kadar keasaman yang tepat. Tiap tanaman mempunyai perbedaan kadar keasaman yang sesuai untuk pertumbuhannya. Kisaran pH yang optimal bagi pertumbuhan tanaman adalah netral sampai agak basis  5–7. Benih yang paling toleran dan cocok pada lingkungan pH tertentu yaitu benih yang memiliki gaya berkecambah lebih dari 80% biji yang digunakan hampir atau bahkan tumbuh semua.
Hujan secara alami bersifat asam (pH sedikit di bawah 6) karena karbondioksida (CO2) di udara yang larut dengan air hujan memiliki bentuk sebagai asam lemah. Jenis asam dalam hujan ini sangat bermanfaat karena membantu melarutkan mineral dalam tanah yang dibutuhkan oleh tumbuhan dan binatang. Hujan asam disebabkan oleh belerang (sulfur) yang merupakan pengotor dalam bahan bakar fosil serta nitrogen di udara yang bereaksi dengan oksigen membentuk sulfur dioksida dan nitrogen oksida. Zat-zat ini berdifusi ke atmosfer dan bereaksi dengan air untuk membentuk asam sulfat dan asam nitrat yang mudah larut sehingga jatuh bersama air hujan. Air hujan yang asam tersebut akan meningkatkan kadar keasaman tanah dan air permukaan yang terbukti berbahaya bagi kehidupan tanaman.
Pada dasarnya keadaan yang sangat asam misalnya disebabkan oleh hujan asam dapat mencuci hara dari tanah yang subur sehingga akan terjadi penurunan produktivitas. Selain itu, pada kondisi yang sangat asam dapat melepaskan logam berat yang dapat meracuni tanaman yang semula terikat dalam garam. Oleh karena itu, meski tanaman toleran pada keadaan asam, ketoleran ini dalam arti tidak ekstrim asam  sekali, tapi keadaan yang mendekati asam atau basa. Apabila lingkungan sangat asam atau basa biji, akar, tunas, dapat busuk dan tidak lagi dapat berkecambah, serta tumbuh karena pada dasarnya perkecambahan membutuhkan keadaan yang medium.
Tanaman dapat dipengaruhi oleh hujan asam dalam berbagai macam cara. Lapisan lilin pada daun rusak sehingga nutrisi menghilang sehingga tanaman tidak tahan terhadap keadaan dingin, jamur dan serangga. Pertumbuhan akar menjadi lambat sehingga lebih sedikit nutrisi yang bisa diambil, dan mineral-mineral penting menjadi hilang. Pengaruh hujan asam antara lain adalah timbulnya bintik-bintik pada permukaan daun. Jika konsentrasi pencemar cukup tinggi, akan terjadi nekrosis atau kerusakan pada jaringan daun, sehingga daun tidak dapat berfungsi sempurna menjalankan proses fotosintesis dan memproduksi karbohidrat, yang berakibat lebih lanjut pada kerusakan hutan dan pengikisan lapisan tanah yang subur. Hal ini merupakan awal terjadinya ketandusan lingkungan yang dapat menurunkan daya dukung alam terhadap kelangsungan hidup manusia. Hujan asam dapat menyebabkan menurunnya produktivitas tanaman budidaya. Keadaan sangat asam dapat melepaskan logam berat yang dapat meracuni tanaman yang semula terikat dalam garam. Lingkungan yang sangat asam dapat menyebabkan tunas membusuk dan biji tidak dapat berkecambah.
Dalam praktikum ini dilakukan pengukuran tinggi tanaman padi, kacang tanah, dan jagung pada berbagai perlakuan untuk dibandingkan satu sama lain. Berikut ini adalah gambar grafik perbandingan tinggi tanaman pada tiap variasi pH.

1. Padi (Oryza sativa)
a. Panjang batang tanaman padi (Oryza sativa)
Gambar 24. Grafik Panjang Batang Padi(Oryza  sativa) Dalam Berbagai Variasi pH
Menurut teori padi dapat tumbuh secara optimal pada pH 7 atau netral. Dari gambar 24, diketahui bahwa batang padi dengan perlakuan disemprot dengan kadar pH 7 paling panjang dibandingkan dengan padi yang disemprot dengan Ph 4, 5, atau 6. Sementara itu tanaman dengan penyemprotan pH 4 memiliki panjang batang paling rendah. Hal ini menunjukkan bahwa padi dapat tumbuh optimal pada pH netral yaitu 7 dan padi tidak dapat tumbuh pada situasi asam. Dapat dilihat juga bahwa batang mulai tumbuh pada hari kedua.
b. Panjang akar tanaman padi (Oryza sativa)
Gambar 25. Grafik Panjang Akar Padi (Oryza sativa) pada Berbagai Variasi pH
Dari grafik panjang akar tanaman padi di atas dapat terlihat bahwa panjang akar paling panjang adalah pada perlakuan pH 7, hal ini terjadi karena pada perlakuan ini  tanaman padi dapat beradaptasi terhadap cekaman asam dengan memperpanjang akar untuk memperoleh unsur hara lain yang dibutuhkan oleh tanaman, sedangkan pada lingkungan pH 5 akar pendek karena tanah terlalu banyak tercekam asam sehingga unsur-unsur hara tersedia terlalu banyak.
c. Gaya berkecambah tanaman padi (Oryza sativa)
Gambar 26.  Grafik Gaya Berkecambah Tanaman  Padi pada Berbagai Variasi pH
Dari didapat hasil bahwa pada pH 7  hari ke-3 telah mencapai titik lebih dari 70 % sehingga gaya berkecambahnya paling baik dari pada pH lain meskipun juga mengalami gaya berkecambah lebih dari 70 %, namun pH yang paling cocok untuk gaya berkecambah yaitu pH 7. Dari grafik dapat dilihat gaya berkecambah terlihat bahwa pada hari ke-1, keadaan semua pH telah berkecambah semua, sedangkan pada hari ke-2 baru perkecambahan mulai naik semua. Dari data yang teramati dapat diketahui bahwa perkecambahan padi dipengaruhi oleh pH oleh karena itu pH pun mempengaruhi gaya berkecambah, pH semakin asam maka semakin cepat berkecambah gaya berkecambah pun semakin lambat dan cepat sedangkan semakin mendekati pH netral atau basa maka semakin cepat berkecambahnya. Penyimpangan terjadi pada pH 4 karena hasilnya lebih besar dar  pH 5 dan pH 6, masalah yang dapat diidentifikasi yaitu karena perbedaan dosis ketika perlakuan dan faktor lingkungan. Semakin  hari diperoleh gaya berkecambah baik yaitu lebih besar dari 80 % maka biji dalam keseragaman tumbuh yang  sangat baik.
d. Indeks vigor tanaman padi (Oryza sativa)
Gambar 27.  Grafik Indeks Vigor Tanaman Kacang Tanah pada Berbagai Variasi pH
Jika kita mengamati grafik indeks vigor, maka benih padi tumbuh paling tinggi pada lingkungan dengan pH 7, yang berarti pada hari kedua merupakan hari dimana padi berkecambah dalam jumlah yang paling banyak dan pada pH tersebut padi cepat tumbuh. Dari grafik di atas juga dapat dilihat bahwa mulai hari ke-3 semua biji sudah berkecambah, dan pada pH 6 biji sudah berkecambah semua mulai pada hari ke-2. Tingkat keserempakkan biji padi dalam berkecambah paling tinggi terjadi pada hari ke-2 pada perlakuan penyemprotan dengan pH 7. Untuk perlakuan pH 4 dan 7, pada hari ke-2 juga merupakan hari dimana indeks vigor mencapai titik paling tinggi, sementara pada pH 5 dan 6  indeks vigor tertinggi terjadi pada hari ke-3. Pada hari-hari selanjutnya tingkat indeks vigor tiap tanaman hampir sama. Hal ini menunjukkan bahwa pada hari ke-2 dan ke-3, biji ada pada fase cepat tumbuh. Akan tetapi keserempakkan tumbuh benih padi paling tinggi tetap ada pada perlakuan penyemprotan pH 7. Oleh karena itu dapat disimpulkan bahwa pH netral adalah pH yang paling cocok untuk keserempakkan tumbuh benih padi. Hal ini dapat membuktikan bahwa penanaman yang baik adalah pada pH yang optimum.
e. Rasio tanaman padi (Oryza sativa)
Gambar 28.  Histogram Rasio Panjang Akar-Batang Padi
Histogram di atas menunjukkan rasio panjang akar dan batang padi. Pada pH 4 rasio panjang akar batang mencapai titik tertinggi, disusul dengan pH 7, 5 dan 6. Berdasarkan grafik panjang akar dan panjang batang perlakuan pH 7  paling tinggi, akan tetapi pada histogram ini rasio padi perlakuan pH 4 paling tinggi. Hal ini disebabkan karena sampel yang digunakan dalam percobaan ini banyak dan tingginya tidak merata tinggi atau merata rendah, sehingga histogramnya seperti di atas. Kondisi terbaik untuk pertumbuhan optimal adalah kondisi pH netral ataupun mendekati netral kisarannya yakni 5-7. Terbukti dari histogram bahwa rasio pH 4 relatif lebih tinggi dari yang lain, disusul oleh pH 7, 5 dan 6. Hal ini biasa disebabkan karena faktor lingkungan ikut berpengaruh langsung pada tanaman padi.


2. Kacang Tanah (Arachis hypogaea)
a. Panjang batang tanaman kacang tanah (Arachis hypogaea)
Gambar 29. Grafik Panjang Batang Kacang Tanah(Arachis hypogea) pada Berbagai Variasi pH
Batang kacang tanah paling tinggi terjadi saat kacang tanah ditanam pada pH 6 dan paling rendah saat kacang tanah ditanam pada pH 4. Dari grafik diketahui bahwa tinggi kacang tanah optimal pada pH 6. Dalam kondisi agak asam ternyata kacang tanah dapat tumbuh dengan optimal, hal ini berbeda dengan padi yang tumbuh optimal pada pH 5.

b. Panjang akar tanaman kacang tanah (Arachis hypogaea)
Gambar 30. Panjang Akar Kacang Tanah(Arachis hypogea) pada Berbagai Variasi pH
Gambar 30, menggambarkan panjang akar kacang tanah. Berdasarkan grafik diketahui bahwa pada dasarnya panjang akar kacang tanah hampir sama setiap perlakuannya, baik pada pH 4, 5, 6 ataupun 7. Namun pada hari keempat dan enam penyemprotan, panjang akar tanaman yang disemprot dengan pH 7 paling panjang meskipun pada perkembangan selanjutnya keempat tanaman dengan variasi pH panjang akarnya hampir sama. Pengaruh pemberian variasi pH pada panjang akar kacang tanah tidak terlalu berpengaruh.

c. Gaya berkecambah tanaman kacang tanah (Arachis hypogaea)
Gambar 31. Grafik Gaya Berkecambah Tanaman Kacang Tanah pada Berbagai Variasi pH
Pada hari keempat, setiap perlakuan pada tanaman kacang tanah memiliki presentase gaya berkecambah yang paling tinggi. Namun, gaya berkecambah yang paling tinggi ada pada saat tanaman kacang tanah disiram dengan Ph 7 atau netral. Saat kacang tanah disiram dengan pH 4,5, dan 6 kurva gaya berkecambah ada di bawah kurva gaya berkecambah pH 7. Oleh karena itu dapat disimpulkan bahwa gaya berkecambah akan optimal pada Ph 7 dan semakin asam larutan penyiram, gaya berkecambah semakin rendah.
Pada hari ke-1, keadaan  pH 4,pH 6 dan pH 7 belum berkecambah semua sehingga gaya berkecambah sama dengan 0, sedangkan pada hari ke-2 baru mulai berkecambah. Dapat diketahui bahwa lingkungan asam mempercepat perkecambahan kacang tanah. Disini terlihat bahwa pada cekaman asam kacang tanah berkecambah dengan cepat untuk mengurangi efek negatif dari lingkungan asam.
d. Indeks vigor tanaman kacang tanah (Arachis hypogaea)
Gambar 32. Grafik Indeks Vigor Tanaman Kacang Tanah pada Berbagai Variasi pH
            Sama seperti tanaman padi dan jagung, keserempakkan biji untuk tumbuh terjadi pada hari kedua setiap perlakuan. Kacang tanah memiliki indeks vigor paling tinggi saat hari kedua ketika diberi penyemprotan dengan air. Oleh karena itu dapat disimpulkan bahwa penyiraman dengan derajat keasaman 6 akan menyebabkan indeks vigor tinggi. Dengan demikian kacang tanah dapat tumbuh optimal pada saat disiram dengan air. Sementara itu pada saat disiram dengan pH yang terlalu asam, kacang tanah tidak dapat tumbuh secara optimal.
e. Rasio tanaman kacang tanah (Arachis hypogaea)
Gambar 33. Histogram Rasio Panjang Akar-Batang Kacang Tanah
Pada gambar 33, rasio akar-batang tanaman kacang tanah ini seharusnya pH 7 berada paling tinggi dari pada pH 4, 5, dan 6. Hal ini terjadi karena sampel yang digunakan banyak dan tidak sama semua. Oleh karena itu, justru dalam histogram ini yang paling tinggi adalah pH 4. Akan tetapi secara umum dapat disimpulkan bahwa kacang tanah dapat tumbuh optimal pada perlakuan pH 7.

3. Jagung (Zea mays)
a. Panjang batang tanaman jagung (Zea mays)
Gambar 34. Grafik Panjang Batang Jagung (Zea mays) pada Berbagai Variasi pH
            Gambar 34, menunjukkan bahwa pada pH 5 jagung dapat tumbuh dengan optimal ditunjukkan dengan garis berwarna merah. Garis berwarna merah ini terlihat paling tinggi yang memberi arti bahwa jagung dengan pH tumbuh dengan baik dan tanamannya paling tinggi dibandingkan dengan pH lain. Tinggi batang paling rendah ada pada pH 4. Oleh karena itu, tanaman jagung dapat tumbuh dengan tinggi jika ditanam pada pH 4. Semakin pHnya mendekati normal maka pertumbuhan batangnya akan semakin optimal, dan sebaliknya jika semakin asam maka pertumbuhan batangnya semakin lambat.






b. Panjang akar tanaman jagung (Zea mays)
Gambar 35. Panjang Akar Jagung (Zea mays) pada Berbagai Variasi pH
       Dari grafik panjang akar tanaman jagung di atas dapat diketahui bahwa panjang akar paling maksimum adalah panjang akar pada tanaman di lingkungan dengan pH 6, hal ini disebabkan karena pada lingkungan pH 6 dimana lingkungan yang mendekati normal tanaman dapat tumbuh dengan optimum karena nutrisi tanaman tersedia secara cukup, dan akar akan selalu aktif mencari nutrisi dalam tanah . Berbeda pada lingkungan asam pertumbuhan akan terhambat begitu pula pertumbuhan akar

c. gaya berkecambah tanaman jagung (Zea mays)
Gambar 36.Grafik Gaya Berkecambah Tanaman Jagung pada Berbagai Variasi pH
            Gaya berkecambah tanaman jagung mencapai puncaknya pada hari keempat untuk semua perlakuan. Sama seperti padi, jagung juga akan tumbuh optimal pada penyiraman pH 7 yang ditunjukkan oleh kurva berwarna ungu. Semakin asam pH yang digunakan untuk menyiram maka semakin tidak optimal gaya perkecambahan tanaman jagung. Hal ini terbukti dengan penyiraman dengan pH 4, 5, dan 6 yang kurvanya berada di bawah pH 7.
Pada hari pengamatan pertama, perlakuan seluruh pH telah berkecambah lebih dari 0% sehingga biji tumbuh semua pada hari pertama. Pada hari kedua urutan gaya berkecambah dari yang terendah sampai yang tertinggi adalah pada pH 5, pH 6, pH 4, dan pH 7. Pada hari pengamatan kelima gaya berkecambah pada pH 4 sudah dapat melewati pH 5. Pada hari pengamatan terakhir (hari ke-7) gaya berkecambah mengalami pertumbuhan yang konstan, ini disebabkan karena biji yang tumbuh telah mencapai batas maksimum penerimaan pH, sehingga pertumbuhannya konstan. Pertumbuhan biji tidak mengalami pertambahan dari hari ke-5 hingga hari terakhir pengamatan (hari ke-7). Rata-rata gaya berkecambah yang paling tinggi adalah pada perlakuan pH 7  dan yang paling rendah pada pH 5.
Grafik menunjukkan bahwa benih jagung dalam semua perlakuan mengalami pertumbuhan yang bagus karena semuanya mencapai gaya berkecambah 90% dan relatif stabil. Hal ini membuktikan bahwa benih yang digunakan berkualitas. Pengaruh pH tidak terlalu terlihat berpengaruh pada gaya berkecambah tanaman jagung.
d. Indeks vigor tanaman jagung (Zea mays)
Gambar 37. Grafik Indeks Vigor Tanaman Jagung pada Berbagai Variasi pH
            Dari grafik diketahui bahwa setiap perlakuan penyemprotan pH mengalami indeks vigor paling tinggi pada hari kedua. Sama seperti pada tanaman padi, saat hari kedua biji memiliki kemampuan untuk berkecambah paling tinggi. Biji jagung dengan perlakuan pemberian pH 7 mmiliki indeks vigor paling tinggi pada hari kedua. Hal ini menunjukkan bahwa jagung akan serempak tumbuh dengan optimal saat disiram dengan larutan yang memiliki derajat keasaman netral.  Pada hari ke-7 semua perlakuan mengalami penurunan nilai indeks vigor sama, ini di karenakan biji yang sudah berkecambah semua. Rata-rata indeks vigor yang paling tinggi adalah pada perlakuan pH 6 dan yang paling rendah pada pH 4.

e. Rasio tanaman jagung (Zea mays)
Gambar 38.  Histogram Rasio Panjang Akar-Batang Jagung
            Rasio panjang akar-batang tanaman jagung anatara pH 4 dan pH 7 jauh berbeda. Menurut grafik panjang akar dan panjang akar, seharusnya pada pH 7, jagung mencapai titik tertinggi. Namun, kondisi sampel yang heterogen menyebabkan hal tersebut di atas. Pada dasarnya, jagung akan mencapai optimal pada perlakuan pemberian pH 7.
Rasio di atas menunjukkan adanya kestabilan rasio Kestabilan rasio ini membuktikan bahwa jagung mampu hidup pada kondisi pH 4 sampai 7 dengan baik. Walau demikian, tempat tumbuh yang paling optimal tentu saja adalah di tempat yang mendekati netral sampai netral.


VI. KESIMPULAN
1.    Tanaman Padi (Oryza sativa) toleran terhadap perlakuan berbagai pH, kebutuhan pH tertentu berbeda pada  fase pertumbuhan yang berbeda.
2.    Dalam pertumbuhan tanaman pH memiliki pengaruh yang cukup besar.
3.    Pengaruh tingkat keasaman yang tinggi meliputi : penurunan kualitas dan kuantitas tanaman, mengganggu metabolisme tanaman, menganggu pengangkutan unsur hara dalam tanaman.
4.    Ketiga tanaman budidaya (padi, kacang tanah, jagung) masih dapat hidup hingga lingkungan yang ber-pH 4.
5.    Gaya berkecambah (GB) ketiga tanaman selalu meningkat dari hari ke hari sedangkan Indeks Vigor (IV) cenderung menurun. 
6.    Tanaman Kacang tanah (Arachis hypogaea)  mengalami perkecambahan dan pertumbuhan toleran dengan hasil sangat baik pada pH mendekati netral (dalam hal ini pH 4 dan pH 6).
7.    Tanaman Jagung (Zea mays) toleran dan tumbuh dengan baik pada pH 6 (pH yang mendekati netral).

















DAFTAR PUSTAKA

Balasubramanian, G., C. Udayasoorian, dan P. C. Prabu. 2007. Effect of short-term exposure of simulated acid rain on growth of Acacia nilotica. Journal of Tropical Forest Science 19:198-206.

Cahyo, M.S. 1998. Ekonomi Pertanian. Depdibud, Jakarta

Nurhandoyo. 2004. Pengaruh Jarak Tanam.<http: www.tanimuda.blospot.com>. Diakses tanggal 6 Mei 2012.

Odum, E. P. 1996. Ecology. Holt, Rinehart, and Winston Inc., The University of Georgia.

Shekafandeh, A. 2010. Effect of pH levels and plant growth regulators on in vitro regeneration of almond (Prunus dulciss. Mill). World Applied Science Journal 8:1322-1326.

Whitten, A.J. 1984. Agricultural Ecology. John and Sons Inc., Singapore.

Yatim, E. M. 2007. Dampak dan pengendalian hujan asam di Indonesia. Jurnal Kesehatan Masyarakat 2 : 1.

Tidak ada komentar: