PENGENALAN
EKOSISTEM KOLAM
I.
TUJUAN
1. Mempelajari
macam-macam bentuk ekosistem.
2. Mengetahui
struktur dari komponen pembentuk ekosistem kolam.
II.
TINJAUAN
PUSTAKA
Ekosistem
adalah tempat tinggal makhluk hidup yang berinteraksi dengan lingkungannya. Proses terjadinya ekosistem disebut suksesi ekologi.
Suksesi diawali dengan tumbuhnya vegetasi perintis, lalu bryopita, pterydopyta,
suksesi sudah dapat dikatakan pada stasiun klimaks, dan keadaannya sudah tidak
akan berubah lagi, kecuali jika masih ada perubahan lingkungan. Perubahan
lingkungan dapat terjadi karena faktor ulah manusia. Adanya polutan dapat
menyebabkan punahnya ekosistem. Pemanfaatan ekosistem oleh manusia dapat
dicermati dampak-dampak yang terjadi nantinya. Penjagaan ekosistem harus dilaksanakan
secara teratur terutama subtansi-subtansi abiotik yang ada di dalam ekosistem (Prawirohartono,
2006).
Suatu ekosistem tersusun dari organisme hidup
di dalam suatu area ditambah dengan keadaan fisik yang saling berinteraksi.
Karena tidak ada perbedaan yang tegas antara ekosistem, maka objek pengkajian
harus dibatasi atas daerah, dan unsur penyusun. Saling keterkaitan antara satu
dengan hal yang lain, saling ketergantungan, dan hubungan sebab akibat yang
semuanya itu membentuk satu rantai kehidupan yang berkesinambungan (Clapham,
1973).
Tumbuhan,
hewan, dan lingkungan tempat mereka hidup membentuk suatu ekosistem. Dalam tiap
ekosistem terdapat interaksi antara makhluk hidup dengan makhluk hidup lainnya
maupun dengan lingkungannya. Ketika melakukan fotosintesis tumbuhan mengubah
energi cahaya menjadi energi kimia. Tumbuhan dimakan hewan lalu energi
berpindah. Dalam tiap rantai makanan diperkirakan 10% energi asli akan hilang
(Rachel, 2006).
Pengurai merupakan organisme heterotrof yang menguraikan bahan organik yang
berasal dari organisme mati (bahan organisme Kompleks). Organisme pengurai
menyerap sebagian hasil penguraian tersebut dan melepaskan bahan-bahan yang
sederhana yang dapat digunakan lagi oleh produsen. Yang termasuk pengurai
adalah bakteri, jamur dan lain-lain
(Warsito dan Setyawan, 2007).
Proses-proses arus energi dan kimia menunjang organisme ekosistem dan
bertanggung jawab terhadap identitas fungsional dari ekosistem tersebut. Di
dalam tiap ekosistem akan terjadi interaksi antara organisme yang akan mengubah
dan mentransfer energi serta zat-zat kimia. Sumber utama adalah sinar matahari,
foton-foton tertentu dari matahari akan digunakan untuk energi kimia melalui
proses fotosintesis. Produsen primer
adalah organisme-organisme yang berperan sebagai sumber energi pertama dengan
mengubah sinar menjadi energi kimia. Tanaman hijau merupakan produsen primer utama
baik di darat maupun di laut (Pringgoseputro,1998).
Ekosistem danau dan kolam terdiri dari 3 wilayah horizontal yaitu :
a) Wilayah Litoral adalah merupakan wilayah perairan dangkal di sepanjang
tepi danau dan kolam. Contohnya : Hydrylla, Hydra, capung, katak, burung, dan
tikus. b) Wilayah Limnetik adalah wilayah perairan terbuka yang masih bisa di
tembus oleh cahaya matahari. Contohnya : Zooplankton dan Fitoplankton. c) Wilayah Profundal adalah daerah yang dalam,
dengan berbagai jenis dekomposer pada bagian dasarnya ( Bastian, 2010).
III. METODE PELAKSANAAN PRAKTIKUM
Praktikum Dasar-Dasar Ekologi Acara V yang
berjudul Pengenalan Ekosistem Kolam ini dilaksanakan pada hari Minggu , tanggal
6 Mei 2012. Praktikum ini dilaksanakan di Jalan Klebengan, Sleman, Yogyakarta. Alat-alat yang digunakan dalam praktikum ini adalah alat
tulis dan kamera yang digunakan untuk pengamatan.
Pada
praktikum ini, diamati seluruh vegetasi di daerah ekosistem kolam. Kemudian
diidentifikasi masing-masing spesies tanaman dan hewan di daerah tersebut. Di amati masing-masing komponen biotik maupun
abiotik pembentuk ekosistem rumput tersebut. Dibuat bagan arus energi dan daur
materi yang ada pada ekosistem kolam yang diamati.
IV. HASIL PENGAMATAN
Daur
Materi
Arus
Energi
V. PEMBAHASAN
Pengamatan ekosistem
kolam air tawar dilakukan di Klebengan tanggal 06 Mei 2012. Pengamatan yang
meliputi parameter fisik berupa kecerahan air kolam dan suhu serta parameter
biologi berupa komponen biota yang terdapat dalam ekosistem didapatkan hasil
yaitu: kamponen abiotik berupa cahaya matahari yang penyinarannya terhalang oleh
vegetasi yang ada di sekitar kolam, intensitas penyinaran tersebut
mempengaruhi suhu air yang ada di kolam. Pengamatan suhu dilakukan dengan cara
menyelupkan tangan ke dalam kolam, diperoleh hasil bahwa suhu kolam < 37o
. Komponen biotik meliputi: pohon randu (Ceiba pentandra) dan pohon pisang
(Musa
paradisiaca) di sekitaran kolam, tanaman
kapu-kapu (Pistia
stratiotes) di dalam kolam, ikan, nekton, keong, anggang-anggang (Lymnoganus sp.), benih ikan tawas (Oreochromis niloticus),
kupu-kupu (Danaus
plexippus), burung gereja (Passer montanus), lalat lebah, dan
capung.
Parameter
fisik yang meliputi kecerahan merupakan parameter yang berhubungan dengan
fotosintesis karena pengaruh penetrasi cahaya yang masuk ke dalam ekosisitem.
Penetrasi cahaya seringkali dihalangi oleh zat yang terlarut dalam air
membatasi zona fotosintesa, yang mana habitat akuatik dibatasi oleh kedalaman.
Kekeruhan, terutama disebabkan oleh lumpur dan partikel yang dapat mengendap.
Sebaliknya bila kekeruhan disebabkan oleh organisme ukuran kekeruhan merupakan
indikasi produktivitas (Odum, 1971).
Pada
parameter suhu berpengaruh terhadap ekosistem karena suhu merupakan syarat yang
diperlukan organisme untuk hidup. Ada jenis-jenis organisme yang hanya dapat
hidup pada kisaran suhu tertentu. Lapisan-lapisan suhu yang berbeda terdapat
dalm habitat perairan. Permukaan air cenderung menjadi lebih cepat panas
dibanding air dibawahnya. Di antara kedua lapisan ini terdapat wilayah
peralihan yang tipis yang dinamakan termoklim. Air yang berada di atas permukaan
termoklim disebut epilimnion, sedangkan yang berada di bawahnya disebut
hipolimnion (Uman dkk., 2011).
Energi matahari
menjadikan faktor utama bagi kelangsungan hidup setiap mahluk hidup terutama
komponen autotrof yang nanti akan menghasilkan sumber energi untuk komponen
heterotrof. Pada pengamatan yang dilakukan, tingkat kedalaman kolam relatif
rendah sekitar 50 cm. Kedalaman yang relatif rendah tersebut menyebabkan biodiversity
komunitas yang ada di ekosistem kolam cenderung sedikit. Energi cahaya matahari
yang tinggi memudahkan tanaman air untuk tumbuh dengan pesat. Golongan tanaman
kapu-kapu termasuk tanaman air yang membutuhkan cahaya cukup tinggi dalam
pertumbuhannya. Dukungan cahaya yang terpenuhi ini mengakibatkan meledaknya
jumlah tanaman kapu-kapu di sekitaran kolam.
Kekeruhan pada
kolam dapat disebabkan oleh adanya kandungan lumpur pada kolam. Kandungan
lumpur yang terlalu banyak mengakibatkan cahaya matahari yang terpancarkan ke
dalam kolam menjadi berkurang, sehingga komponen biotik yang hidup di dalam
kolam asupan cahayanya menjadi berkurang. Cahaya yang terpancarkan dari dasar
kolam dijadikan sebagai sumber panas untuk aktifitas mahluk hidup. Hal ini akan
mempengaruhi suhu air kolam. Setiap mahluk hidup memiliki kemampuan untuk melangsungkan
kehidupan pada suhu-suhu tertentu. Oleh karena itu, kolam yang memiliki
tingkat kekeruhan yang cukup tinggi komponen biotik yang hidup di dalamnya cenderung lebih sedikit
dibandingkan dengan kolam yang memiliki tingkat kekeruhan rendah.
Parameter
biologi yang meliputi komponen biotik ekosistem kolam yaitu jenis tumbuhan yang
biasanya bersel satu dan dinding selnya kuat seperti beberapa alga biru dan
alga hijau. Tumbuhan tingkat tinggi seperti teratai (Nymphaea gigantea) mempunyai akar jangkar (salur). Hewan dan
tumbuhan rendah yang hidup di habitat air, tekanan osmosisnya sama dengan tekanan
osmosis lingkungan (isotonis).
Berdasarkan
pengamatan yang dilakukan, komponen yang dominan terdapat di kolam dan di
sekitaran kolam ialah komponen jenis autotrof. Dominansi tanaman kapu-kapu di
dalam kolam menyebabkan tingginya kompetisi untuk mendapatkan oksigen
antarorganisme yang ada di kolam tersebut, sebagai contoh yaitu perkembangan
benih ikan sedikit terhambat. Adapun keberadaan anggang-anggang yang banyak
tersebar di atas permukaan kolam mengindikasikan bahwa di kolam tersebut banyak
terdapat zooplankton. Makanan lain dari anggang-anggang ialah lalat lebah,
organisme ini banyak di temukan di sekitar kolam. Keberadaaan anggang-anggang
ini bisa menjadi sumber makanan bagi ikan. Ikan akan berkompetisi dengan burung
air dalam hal mengkonsumsi anggang-anggang. Selain hubungan kompetisi, ada pula
hubungan makan dan dimakan antara ikan dengan burung air yaitu burung air
memakan ikan.
Proses kehidupan di dalam ekositem, akan ada
interaksi antar komponen biotik dan abiotik. Kolam yang teramati merupakan
kolam yang memiliki kedalaman rendah, dengan tingkat kekeruhan pun rendah. Suhu
air kolam cendrung lebih dingin dari suhu tubuh manusia. Tingkat cahaya
matahari yang menyinari ekosistem kolam relatif tinggi. Komponen biotik yang
ada di ekosistem kolam terdominasi oleh golongan autrotrof. Kompetisi terjadi
dalam penerimaan sinar cahaya matahari untuk komponen autotrof dan heterotrof
dalam melangsungkan kehidupan. Dominasi tumbuhan pada ekosistem kolam
mengambarkan cahaya matahari diserap lebih banyak oleh tanaman, sehingga
komponen heterotrof hanya sedikit dalam menerima cahaya matahari. Untuk itu,
proses adaptasi bagi komponen heterotrof dalam memepertahankan kehidupan di
wilayah ekosostem dengan keadaan yang sedemikian. Namun keberadaan
antarkomponen biotik saling memberikan energi atau arus energi bagi
kelangsungan hidup komponen biotik.
Indikasi
aktifitas organism yang dapat diduga dari tingkat kekeruhan kolam. Pada
pengamatan yang dilakukan, kolam air tawar cendrung tidak keruh, hal ini
terlihat dari kejernihan aiar sehingga dapat teramati komponen yang ada di
dasar kolam baik biotik maupun abiotik. Komponen abiotik hanya berupa ranting
pohon yang jatuh dan adanya tanah di lapisan bawah air. Tergambarkan bahwa
aktifitas organisme tidak terlihat aktif. Hal ini dapat disebabkan tingkat
kompetisi yang cukup tinggi dalam asupan cahaya matahari dan oksigen. Dominan
tumbuhan hijau menyebabkan hewan tingkat tinggi jarang di temui di sekitaran
kolam. Sehingga aktifitas pada kolam, didominasi oleh golongan tumbuhan air.
Benih-benih ikan yang terlihat dalam pengamatan bersaing dengan burung air pada
kebutuhan makan. Ukuran yang lebih kecil menyebabkan ikan termansa pula oleh burung-burung
air, sehingga predator utama dalam ekositem kola mini adalah burung air.
Aktifitas hewan air tingkat tinggi di dalam kolam cendrung pasif dan
terdominasi oleh golongan autrotrof yang menyebabkan golongan hewan tingkat
rendah ataupun bersel satu mudah dijumpai di dalam kolam.
Berdasarkan
aliran energi, organisme dibagi menjadi autotrof (tumbuhan), dan fagotrof
(makrokonsumen), yaitu karnivora predator, parasit, dan saprotrof atau
organisme yang hidup pada substrat sisa-sisa organisme. Berdasarkan kebiasaan
hidup, organisme dibedakan sebagai berikut (Odum, 1996):
a. Plankton; terdiri alas fitoplankton dan
zooplankton; biasanya melayang-layang
(bergerak pasif) mengikuti gerak aliran air.
b. Nekton; hewan yang aktif berenang dalam air, misalnya
ikan.
c. Neuston; organisme yang mengapung atau berenang di
permukaan air atau bertempat pada permukaan air, misalnya serangga air.
d. Perifiton; merupakan tumbuhan atau
hewan yang melekat/bergantung pada tumbuhan atau benda lain, misalnya keong.
e. Bentos; hewan dan tumbuhan yang hidup
di dasar atau hidup pada endapan. Bentos dapat sessil (melekat) atau bergerak
bebas, misalnya cacing dan remis.
Arus
energi yang terjadi bermula dari cahaya matahari yang dimanfaatkan oleh
produsen dalam berfotosintesis. Terjadi entropi dalam proses ini, tidak semua
cahaya bisa diserap oleh tanaman dikarenakan sebagian besar cahaya terdispersi
ke lingkungan. Pada ekosistem kolam, yang berperan sebagai produsen ialah
tanaman kapu-kapu. Tanaman ini kemudian menjadi sumber energi bagi herbivora
yaitu bekicot dan zooplankton. Adapun organisme herbivora ini menjadi sumber
energi bagi karnivora yaitu bekicot dimakan oleh burung air dan zooplankton
dimakan oleh anggang-anggang. Keberadaan anggang-anggang menjadi sumber energi
bagi ikan, sedangkan ikan yang terdapat di dalam kolam menjadi sumber energi
bagi burung air dan manusia.
VI. KESIMPULAN
1. Ekosistem
kolam tergolong dalam ekosistem akuatik lentik atau perairan menggenang.
2. Ekosistem kolam terdiri dari komponen biotik dan
abiotik. Komponen abiotik yang terdapat di dalamnya yaitu cahaya matahari,
suhu, dan jasad hidup. Adapun komponen biotiknya yaitu tanaman kapu-kapu, benih
ikan, anggang-anggang, bekicot, dan burung air.
3. Perpindahan
arus energi dan daur materi dari komponen-komponen ekosistem tegalan melalui
rantai makanan.
DAFTAR PUSTAKA
Bastian, Y. M. 2010. Tipe-Tipe ekosistem.http://katakdankodokbersaudara.files.wordpress.
com/2009/05/danau.toba. di akses 6 Mei 2012
Clapham, W. B. 1973. Natural Ecosystem.
Macmillian Publishing Co, Inc., New York.
Prawirohartono.2006. Penelitian pada komponen ekosistem hutan. Jurnal Agronomi 2:133-137.
Pringgoseputro, S. Dan Sringgodono.1998. Ecology. Gadjah
Mada University Press, Yogyakarta.
Rachel, F.J.2006. Producent
and factor structur fish assemblages along structural gradient.
Ecology Journal 4: 76-79.
Warsito dan Setyawan. 2007. Komposisi ginerla tanah yan telah lama disawahkan. Jurnal Tanah Tropika
2: 131-138.
LAMPIRAN
Produsen
1. Pistia stratiotes 2. Ceiba
pentandra
3. Musa paradisiaca
Konsumen I
1. Achatina fulica 2.Lymnoganus sp.
3. Danaus
plexippus
konsumen II
1. Oreochromis mossambicus 2.
Passer montanus
foto kelompok
Tidak ada komentar:
Posting Komentar