Jumat, 16 Maret 2012

MANAJEMEN USAHA RUMAH MAKAN




BAB I
PENDAHULUAN


1.      Latar Belakang
Bisnis rumah makan merupakan salah satu peluang usaha yang dapat dijalankan oleh ibu-ibu rumah tangga. Jangan anggap enteng peluang bisnis yang satu ini. Selain dapat dimulai dengan modal kecil, dalam sebulan pun balik modal diproyeksikan bisa terjadi.
Banyak usaha besar yang lahir dari bisnis kecil-kecilan di rumah. Sebut saja perusahaan obat-obatan terkemuka yang lahir dari bisnis yang memanfaatkan garasi rumah. Begitu pula pengakuan pendiri perusahaan kosmetik ternama yang juga memulai bisnis rumahan namun dapat bermetamorfosis hingga beromset milyaran rupiah.
Bagi ibu rumah tangga, memasak sudah menjadi ‘kewajiban’ sehari-hari. Apalagi bagi bunda yang memang hobi memasak, tentu setiap hari berusaha mencari menu baru untuk keluarga. Nah, dari hobi tersebut, kita dapat manfaatkan potensi dan bakat untuk sebuah usaha yang dapat memberikan tambahan income bagi keluarga.
2.      Tujuan
1)      Untuk mengetahui manajemen dalam usaha rumah makan
2)      Untuk mengetahui masalah-masalah yang ada dalam manajemen usaha rumah makan






BAB II
PEMBAHASAN

1.      Manajemen Pengusaha
Kegiatan di dalam operasional sebuah rumah makan akan ditemukan banyak kegiatan antar-manusia, baik secara internal maupun secara eksternal .
Pihak eksternal yang sangat berkompeten dengan masalah ini adalah tamu, sedangkan pihak internal yang sangat berkompeten dengan masalah ini adalah karyawan dengan jajaran manajemennya. Tamu mempunyai arti yang sangat penting bagi sebuah rumah makan, tanpa tamu dan atau tanpa memelihara hubungan baik dengan tamu maka rumah makan akan kehilangan segala-galanya.
Agar tamu dapat merasa betah (kerasan dan nyaman) berada di rumah makan selama menikmati hidangan dan sajian makanan tersebut maka staf dan seluruh komponen yang terlibat harus mampu mengantisipasinya. Sehingga karyawan sebuah rumah makan harus memiliki komitmen yang kuat untuk selalu memberikan pelayanan terbaik kepada tamu, agar para tamu puas saat meninggalkannya.
2.      Analisis Ekonomi
Perhitungan Modal di rumah makan milik Bu Papat di Cianjur, Jawa Barat, berdasarkan Asumsi:
- Lokasi usaha di teras rumah atau garasi rumah
- Peralatan masak menggunakan perabot yang ada di rumah
Modal awal
Etalase Rp 1.000.000,00
4 Meja dan 20 kursi plastik Rp 1.500.000,00
Peralatan makan (piring, gelas, sendok, dll) Rp 750.000,00
Peralatan lain (kotak tisu, botol kecap,dll) Rp 150.000,00 +
Total Rp 3.400.000,00
Penyusutan peralatan setelah pemakaian 2 tahun (24 bulan) :
= 1/24 x Rp 3.400.000,00 = Rp 141.700,00 /bulan
Biaya operasional per bulan
Belanja bahan baku (beras, sayur, lauk, dll)
= @ Rp 150.000,00/ hari x 30 hari Rp 4.500.000,00
Perlengkapan penunjang (tisu, tusuk gigi) Rp 150.000,00
Biaya listrik, air, dan kebersihan Rp 200.000,00
Biaya transportasi @ Rp 5.000,00 x 30 hari Rp 150.000,00
Biaya penyusutan peralatan Rp 141.700,00 +
Total Rp 5.141.700,00
Omset per bulan
Pendapatan per hari :
Rata-rata makanan per porsi Rp 7.000,00, dan minuman Rp 1.500,00/ gelas
Pendapatan makanan :
@ Rp 7.000,00 x 30 porsi = Rp 210.000,00
Pendapatan minuman :
@ Rp 1.500,00 x 50 gelas = Rp 75.000,00 +
Total pendapatan/hari Rp 285.000,00
Pendapatan per bulan
Rp 285.000,00 x 30 hari = Rp 8.550.000,00
Laba bersih per bulan
Rp 8.550.000,00 - Rp 5.141.700,00 = Rp 3.408.300,00

(modal awal : laba bersih per bulan) = ± 1 bulan
3.      Evaluasi

1)        Pasang Target yang Realistis
Kegiatan evaluasi, tidak akan banyak gunanya jika tidak diikuti dengan pembuatan perencanaan untuk periode mendatang. Sama dengan evaluasi, kegiatan inipun sebaiknya melibatkan Sumber daya atau karyawan operasional yang ada. Sebagai pemilik rumah makan tentu ingin memasang target setinggi-tingginya. Sementara karyawan cenderung sebaliknya (kalau mereka berani berkata jujur, dan tidak bersikap Asal Bapak Senang). Sementara kombinasi dan perpaduan target perencanaan pemilik rumah makan  dan karyawan, bisa melahirkan target yang lebih realistis, karena percuma saja pemilik rumah makan memaksakan target tinggi, jika tidak didukung oleh karyawan. Kecuali jika mereka diajak bicara dan dapat memahami alasan penetapan target itu. Lebih bagus lagi, kalau mereka juga bisa diyakinkan, bahwa pencapaian target akan mereka nikmati juga nantinya, misalnya, dengan kenaikan gaji atau insentif dan bonus.
2) Gunakan Pandangan Pihak Lain
Agar dapat membuat target bisnis dapat lebih menantang dan sekaligus realistis juga diperlukan pandangan pihak lain ( Second Opinion ), yang bisa memberikan penilaian dan pandangan “dari luar”. Jika memungkinkan, undanglah orang luar yang anda nilai cukup berkompeten, dan mengetahui peta bisnis yang anda geluti. Bisa juga anda dapatkan dari konsumen yang loyal, untuk memberikan penilaian dengan menanyakan dan menyampaikan harapan-harapannya.
3) Jangan andalkan keberuntungan
                   Perencanaan bisnis yang disusun secara cermat, niscaya akan lebih menjamin usaha rumah makan mengalami perkembangan yang signifikan dan secara berkelanjutan. Jangan mengandalkan faktor keberuntungan. Benar, dimanapun dan kapanpun keberuntungan bisa saja muncul. Tapi tidak ada kepastian. Pengusaha yang selalu mengandalkan keberuntungan biasanya mudah tergoda untuk beralih pada bidang atau produk lain.
4) Evaluasi Setiap Hari
Bisnis masa kini menghadapi iklim persaingan usaha yang cepat berubah dan cukup ketat. Begitupun dengan perencanaan. Penyusunan rencana yang ditetapkan dalam setahun, cukup dijadikan panduan secara garis besar saja.
Lakukan evaluasi setiap hari. Rutin melakukan evaluasi setiap malam hari, karena malam hari biasanya kondisi pikiran sudah tenang, sehingga bisa berfikir lebih objektif. Selain evaluasi, sekaligus membuat perencanaan untuk produksi esok harinya, dengan mempertimbangkan permintaan pasar.
Dari kegiatan evaluasi, bisa memantau perkembangan usaha dan membuat langkah tepat yang diperlukan. Misalnya, soal efisiensi perlu tidaknya menambah alat baru, dan sebagainya.
Banyak juga pengusaha yang melakukan evaluasi setiap minggu, atau setiap bulan. Boleh-boleh saja. Soal frekuensi evaluasi, sangat tergantung pada jenis produknya, dengan melihat perkembangan dan peta persaingga pasar yang ada. Kegiatan evaluasi diluar yang tahunan juga bermanfaat untuk melakukan perubahan-perubahan targt secara cepat. Bisa dengan dengan menurunkan, atau lebih meninggikan. Tergantung perkembangan situasi bisnis terakhir saat itu.







BAB III
PENUTUP

1.      Kesimpulan
Usaha rumah makan ternyata cukup menghasilkan keuntungan dengan didasarkan manajemen yang sistematis. Dalam manajemen memiliki rencana dan perencanaan yang diaplikasikannnya dengan baik dan terperinci.
2.      Saran
Kepuasan pelanggan terhadap kualitas makanan yang tersedia di rumah makan Anda seringkali jadi sarana pemasaran yang efektif. Karena dengan kepuasan tersebut, tak jarang banyak pelanggan baru yang berdatangan sebab ingin mencoba masakan Anda. Untuk itu, jagalah kualitas masakan Anda dan terus berinovasi dengan menawarkan menu baru.
Selain kualitas makanan, ciptakan suasana nyaman di dalam rumah makan Anda sehingga membuat pelanggan betah dan nikmat dalam menyantap hidangan. Setelah dirasa cukup bagus dalam pemasaran, buatlah terobosan baru dengan strategi menerima pesanan nasi kotak untuk acara-acara spesial atau paket menu menarik lainnya. InsyaAllah, dengan strategi dan rencana yang mantap, warung makan Anda akan terus langgeng.









DAFTAR LAMAN

Cermat dan Obyektif Menetapkan Target dalam Evaluasi Usaha Kecil Menen. <http://%20and%20Settings/ACER/My%20Documents/Cermat%20dan%20Obyektif%20Menetapkan%20Target%20dalam%20Evaluasi%20Usaha%20Kecil%20Menen.html> di akses 2 Desember 2011

Manajemen Kewirausahaan.<file:///C:/Documents%20and%20Settings/ACER/My%20Documents/makalah-manajemen-kewirausahaan.html>  di akses 2 Desember 2011