Sabtu, 22 November 2014

MENGENAL ALAT MULUT DAN TANDA SERANGAN


I.       PENDAHULUAN
A.  Latar Belakang
Serangan hama seringkali membawa kerugian yang tidak sedikit bagi petani oleh karena itu diperlukan suatu tindakan agar kerugian itu tidak besar dan dapat dihilangkan apabila memungkinkan. Akan tetapi sesungguhnya hama tidak pernah hilang sama sekali, binatang hama akan senantiasa ada di alam karena keberadaannya ikut berperan dalam menjaga keseimbangkan alam. Aktivitas serangga hama berhubungan dengan tipe alat mulutnya.
Secara umum terdapat dua tipe alat mulut serangga yakni penggigit-pengunyah dan pencucuk-penghisap yang tentunya berbeda pula pada akibat yang akan terjadi pada tanaman. Baik dari segi tanda maupun risiko kerusakan yang akan dihasilkan. Biasanya untuk tipe mulut penggigit-pengunyah terjadi pada tubuh tanaman bagian luar atau di dalam bagian tubuh tanaman. Sementara untuk pencucuk-penghisap terjadi pada di luar tubuh tanaman.


B.  Tujuan Praktikum
Tujuan dari praktikum ini adalah  mempelajari tipe alat mulut hama yang terkait dengan tanda kerusakan, dan tanda kerusakan yang ditimbulkan oleh hama pada jaringan tanaman.



II.                TATA CARA PRAKTIKUM
Praktikum Dasar-dasar Ilmu Hama Tanaman  acara 2 yakni Mengenal Tanda Mulut dan Alat Serangan,  dilaksanakan pada hari Rabu 22 Maret 2013 di laboratorim Entomologi Terapan, Jurusan Ilmu Hama dan Penyakit tumbuhan, Fakultas Pertanian, Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta. Bahan-bahan yang digunakan berupa preparat awetan dari komoditas tanaman pangan, hortikultura, perkebunan dan preparat awetan hama pasca panen. Spesimen-spesimen awetan tersebut terdiri spesimen hama dari kelas insekta (serangga) yang mempunyai alat mulut bertipe penggigit pengunyah dan pencucuk penghisap. Kemudian spesimen yang sudah disediakan diamati alat mulut dari masing-masing hama tersebut.



III.             HASIL PENGAMATAN DAN PEMBAHASAN

A.       Hama-Hama Tanaman Pangan
1.    Penggerek batang padi (Sesamia inferensi)
Nama hama                 : Sesamia inferensi / Scirpophaga incertulas
Tipe mulut                   : penggigit-pengunyah
Stadia menyerang       : larva
Tanaman inang            : padi (Oryza sativa)
Gejala serangan           : merusak jaringan pengangkut, bekas pelukaan berwarna hitam


(http://saungsumberjambe.blogspot.com/2011/09/penggerek-batang-jagung-stalk-borer.html)
Deskripsi : Panjang ulat kurang lebih 30 mm, warnanya ungu atau merah muda. Ngengat meletakkan telur secara berbaris pada pelepah daun yang terdiri atas 30 – 100 butir per kelompok dan menetas pada waktu kurang lebih 7 hari. Larva muda memakan pelepah daun dan selanjutnya menggerek masuk ke batang. Periode larva 3-4 minggu sehingga banyak menimbulkan kerusakan padi. Hama ini selain menyerang padi dapat juga menyerang tanaman jagung dan tebu (Rukmana dan Saputra, 1997).
Sesuai dengan fase penyerangannya, hama ini menimbulkan 2 gejala yaitu sundep dan beluk. Sundep: menyerang fase vegetatif pada tanaman muda (belum ada malai). Daun muda mengkerut layu atau mengering menunjukkan bahwa pangkal daun termuda telah terpotong. Anakan padi yang muda mengering dan mati setelah penggerek memotong bagian batang di bawah titik tumbuh. Daun muda menggulung berwarna kuning kecokelatan, mudah dicabut, di pangkal terdapat bekas gigitan ulat. Beluk: malai yang hampa berwarna agak putih sampai putih abu-abu yang berarti telah menyerang pada fase booding (bunting). Penyerangan penggerek dapat pula terjadi segera setelah timbulnya malai dan menyebabkan matinya malai walaupun sebagian butir gabah terisis (Pracaya, 1991).
            Biasanya pada beluk batang mudah dicabut dan ruas tempat masuk ulat berwarna kecokelatan serta terdapat ulat (bisa lebih dari satu) di dalamnya.
            Pengendalian: crop rotation, penyinaran, pengaturan pola tanam, cara fisik dan mekanik, eradikasi, pemanfaatan musuh alami, penggunaan insektisida, dan lain-lain.

2.      Penggerek tongkol jagung (Helicoverpa armigera)
Nama hama                 : Helicoverpa armigera
Tipe mulut                   : penggigit-pengunyah
Stadia menyerang       : larva
Tanaman inang            : tongkol jagung (Zea mays)
Gejala serangan           : butiran jagung hilang, bekas warna hitam

Deskripsi: Helicoverpa armigera merupakan hama penting pada jagung karena selain merusak tongkol juga makan batang dan daun jagung. Ngengat betina meletakkan telur pada bunga jantan atau bunga betina. Setelah telur menetas, larva menggerek tongkol jagung, kemudian larva turun ke bawah makan tanaman jagung yang masih muda, selanjutnya menjadi pula di atas permukaan tanah. Serangga ini mempunyai musuh alami yang berupa parasit telur, parasit larva, dan cendawan patogen (Tjahjadi, 1989).

3.      Ulat grayak pada kedelai (Spodoptera litura)
Nama hama              : Spodoptera litura
Tipe mulut                   : penggigit-pengunyah
Stadia menyerang       : larva
Tanaman inang            : kedelai (Glycine max)
Gejala serangan           : menyerang epidermis, tidak bolong


(http://cybex.deptan.go.id/penyuluhan/mengenal-hama-pemakan-daun-kedelai-ulat-grayak-spodoptera-litura )
Deskripsi: Bagian tanaman yang diserang ulat grayak terutama daun. Larva muda secara bergerombol makan epidermis bawah daun, menimbulkan gejala transparan, yang tersisa hanya tulang-tulang daun dan epidermis bagian atas, daun yang rusak tampak berwarna keputih-putihan. Serangan pada tanaman muda dapat menghambat pertumbuhan dan dapat mematikan tanaman. Pengendalian dengan cara tanam serentak dan pergiliran tanaman, pengendalian dini, pengendalian secara mekanis, pengendalian secara biologi, dan pengendalian dengan insektisida (Tim Penyusun Pengenalan dan Pengendalian OPT pada Tanaman Kedelai, 1994).

4.      Kepik penghisap bulir padi (Leptocorisa oratorius)
Nama hama                 : Leptocorisa oratorius
Tipe mulut                   : pencucuk-pengisap
Stadia menyerang       : imago
Tanaman inang            : bulir padi
Gejala serangan           : di bulir padi terdapat titik-titik hitam



(http://saungurip.blogspot.com/2012/03/kepik-hitam.html)
Deskripsi: Nimfa dan imago menyerang buah padi yang sedang matang susu dengan cara menghisap cairan buah, sehingga menyebabkan buah menjadi hampa. Pada bekas tusukan timbul bercak putih yang lama-kelamaan menjadi coklat atau hitam karena ditumbuhi cendawan. Pengendalian dilakukan denan cara menanam secara serentak, sanitasi tanaman yang terserang, atau dengan penyemprotan insektisida menurut dosis anjuran Dinas Pertanian setempat (Tjahjadi, 1989).

5.      Hama puru daun padi (ganjar), Pachydiplosis (=Orseolia) oryzae

Nama hama                 : Pachydiplosis oryzae
Tipe mulut                   : penggigit-pengunyah
Stadia menyerang       : larva
Tanaman inang            : daun padi
Gejala serangan           : pucuk kering, mudah dicabut


(http://hidupsehatalamii.blogspot.com/2012/06/pengelolaan-ekosistem-tanaman padi_7659.html)
Deskripsi: larva makan jaringan tanaman diantara lipatan daun padi, pertumbuhan daun padi menjadi tidak normal, kadang-kadang membentuk puru (gall). Pucuk tanaman menjadi kering dan mudah dicabut. Masa larva selama 6-12 hari. Siklus hidup keseluruhan 19-26 hari. Pengendalian hama ini diarahkan pada penanaman varietas yang resisten, penggenangan areal pertanian sesudah panen agar pupanya mati, pelepasan musuh alami, penggunaan insektisida kurang efisien karena harganya mahal dan hasilnya kurang memuaskan (Tjahjadi, 1989).

B.     Hama-Hama Tanaman Hortikultura
1.      Ulat perusak krop kubis (Crocidolomia binotalis)
Nama hama                 : Crocidolomia binotalis
Tipe mulut                   : penggigit-pengunyah
Stadia menyerang       : larva
Tanaman inang            : kubis
Gejala serangan           : daun berlubang


(http://www.infonet-biovision.org/default/ct/109/pests)
Deskripsi: Larva muda memakan bagian bawah permukaan daun dan cenderung menghindari cahaya matahari. Bagian tanaman yang disenanginya terutama daun muda sampai pada titik tumbuh sehingga sering disebut ulat krop atau ulat titik tumbuh. Larva berwarna hijau, pada punggungnya terdapat garis berwarna hijau muda, warna samping kiri dan kanan hijau tua, serta pada sisi-sisi tersebut terdapat rambut dari chitine berwarna hitam. Panjang larva kurang lebih 18 mm. Ngengatnya tidak tertarik cahaya. Selama hidupnya mampu bertelur sebanyak 330-1400 butir. Telur diletakkan secara berkelompok pada bagian bawah permukaan daun dengan ukuran 3 mm x 5 mm. setiap kelompok terdiri dari 30-50 butir telur. Larva berkepompong di dalam tanah dengan kokon yang diselimuti butiran tanah (Rukmana dan Saputra, 1997).



2.      Penggerek buah tomat (Helicoverpa armigera)

Nama hama                 : Helicoverpa armigera Tipe mulut                 : pengigit-pengunyah
Stadia menyerang       : larva
Tanaman inang            : buah tomat
Gejala serangan           : berlubang pada buah tomat

(http://www.forestryimages.org/browse/detail.cfm?imgnum=0454075)
Deskripsi: Ulatnya menggerek buah tomat yang menjelang masak. Ulat melubangi buah tomat dan masuk ke dalam buah, kadang-kadang buah menjadi busuk karena infeksi patogen sekunder. Pengendalian dilakukan dengan mengumpulkan buah yang berulat dan memusnahkannya. Penyemprotan dengan insektisida sistemik dan racun perut dapat mencegah serangan yang lebih luas (Tjahjadi, 1989).

C.    Hama-Hama Tanaman Perkebunan
1.      Uret perusak akar tebu (Lepidota stigma)
Nama hama                 : Lepidota stigma
Tipe mulut                   : penggigit-pengunyah
Stadia menyerang       : larva
Tanaman inang            : akar tebu
Gejala serangan           : akar utama habis dimakan hama
(http://ditjenbun.deptan.go.id/perlindungan/index.php?option=com_content&view=article&id=125:pengendalian-uret-tebu-di-kabupaten-bondowoso&catid=15:home)
Deskripsi: Gejala serangan pada tanaman tebu, tampak warna kuning pada daun, karena akar tanaman dirusak. Pada tanaman muda akan menyebabkan tanaman mati, sedang pada tanaman dewasa akan mengurangi produksi karena pertumbuhan tidak normal. Stadia yang paling merusak adalah uretnya, imago hanya makan sedikit saja dari daun tanaman. Pengendalian dilakukan dengan pengolahan tanah yang baik, menggali tanaman yang terserang dan memusnahkan uret, dan irigasi yang baik (Tjahjadi, 1989).

2.      Penggerek pucuk tebu (Chillo sp.)
Nama hama                 : Chillo sp.
Tipe mulut                   : penggigit-pengunyah
Stadia menyerang       : larva
Tanaman inang            : pucuk tebu
Gejala serangan           :  bekas serangan lonjong dan berlubang



(http://perkebunan.litbang.deptan.go.id/?p=4141 )
Deskripsi: Tanaman muda yang terserang hama ini pucuknya tampak layu, kemudian mengering, dan mudah dicabut. Jika batang dibelah akan ditemukan larva penggerek batang. Pada tanaman yang sudah tua akan banyak terdapat bekas gerekan. Cara pengendalian yang efektif belum diketahui, namun untuk memperkecil kerusakan pada daerah serangan dapat dilakukan dengan penyemprotan insektisida sistemik (Tjahjadi, 1989).

3.      Kepik penghisap buah kakao (Helopeltis sp.)
Nama hama                 : Helopeltis sp.
Tipe mulut                   : pencucuk-pengisap
Stadia menyerang       : imago
Tanaman inang            : buah kakao
Gejala serangan           :

(http://inspirasicintawijaya.wordpress.com/2011/04/11/hama-dan-penyakit-pada-tumbuhan-tulisan-kedua/)
Deskripsi : Tipe alat mulut kepik yakni pencucuk pengisap yang terdiri atas moncong (rostum) dan dilengkapi dengan alat pencucuk dan pengisap berupa stylet. Pada ordo Hemiptera, rostum tersebut muncul pada bagian anterior kepala (bagian ujung). Rostum tersebut beruas-ruas memanjang yang membungkus stylet. Pada alat mulut ini terbentuk dua saluran, yakni saluran makanan dan saluran ludah. Metamorfose bertipe sederhana (paurometabola) yang dalam perkembangannya melalui stadia : telur ---> nimfa ---> dewasa.
Kepik buah kakao menyerang kakao pada fase generatif. Gejala yang ditimbulkan akibat serangan kepik adalah terdapat bekas tusukan berwarna hitam dan buah menjadi hancur jika ditekan karena kepik menghisap cairan daging buahnya. Umumnya, serangan yang ditimbulkan oleh kepik tidak begitu besar sehingga penggunaan pestisida tidak efisien (Kartasapoetra, 1993).
4.      Penggerek batang mangga (Rhytidodera simulans)

Nama hama                 : Rhytidodera simulans
Tipe mulut                   : penggigit-pengunyah
Stadia menyerang       : larva
Tanaman inang            : batang mangga
Gejala serangan           : bagian tengah batang berlubang


(http://ahnafla.blogspot.com/2011/03/penyakit-di-pohon-mangga.html)
Deskripsi: Mekanisme awal hama membuat lubang di batang mangga, kemudian mulai menggorok bagian dalam batang yaitu jaringan pengangkutnya. Hal ini tentu saja menghambat petumbuhan dan lama-kelamaan menimbulkan kematian. Pengendalian dengan cara penanaman varietas tahan, insektisida, dan lain sebagainya.

D.    Hama-Hama Komoditas Pasca Panen
1.      Penggerek biji beras/jagung, Sitophylus oryzae/S. Zeamays

Nama hama                 : Sitophylus oryzae
Tipe mulut                   : menggigit-mengunyah
Stadia menyerang       : imago
Tanaman inang            : biji beras
Gejala serangan           : beras mudah patah dan menjadi bubuk

(http://www.grupposgd.it/guida-infestanti/artropodi/coleotteri/curculionidi/)
            Deskripsi: Larva kumbang bubuk beras tidak berkaki dan gemuk, dan berwarna putih dengan panjang 4 5 mm. Setelah menetas larva langsung makan beras. Kumbang dewasa pun pemakan beras atau biji-bijian lainnya dari bagian luar sehingga tampak bolong-bolong (Rukmana dan Saputra, 1997).
            Pengendalian terhadap hama di penyimpanan diarahkan pada penanganan pasca-panen yang baik. Padi yang disimpan dalam keadaan kadar air yang masih tinggi (lebih dari 14%) mudah terserang hama dan cendawan gudang. Fumigasi perlu dilakukan jika telah diketahui ada serangan hama tersebut di atas, karena serangan dan kerusakan yang ditimbulkan dapat menyebar dengan cepat (Tjahjadi, 1989).




VI. KESIMPULAN
1.    Ada hubungan erat antara tipe alat mulut hama dengan tanda serangan yang ditimbulkan. Misalkan pada tipe alat mulut penggigit pengunyah, kerusakan yang ditimbulkan relatif berat. Karena merusak bagian tanaman sampai berlubang.
2.    Satu hama menyerang tanaman setidaknya satu jenis komoditas tanaman, kecuali untuk Helicoverpa sp. Karena hama ini sangat polifag jadi dia dapat menyerang tanaman yang berbeda.
3.    Ciri-ciri tanda serangan dapat diketahui dari bekas pelukaan yang tampak di bagian tubuh tanaman yang dilukai serangga. Kita dapat mengidentifikasi tipe alat mulutnya dengan melihat ciri-ciri tanda serangannya.



DAFTAR PUSTAKA

Harjaka, T., dan S. Sudjono. 2005. Petunjuk Praktikum Dasar-dasar Ilmu Hama Tanaman. Jurusan Perlindungan Tanaman, Fakultas Pertanian, Universitas Gadjah Mada. Yogyakarta

Kartasapoetra, A. G. 1993. Hama Tanaman Pangan dan Perkebunan, Bumi Aksara. Jakarta

Pracaya. 1991. Hama dan Penyakit Tanaman. Penebar Swadaya. Jakarta

Rukmana, R., dan S. Saputra. 1997. Hama Tanaman dan Teknik Pengendalian. Kanisius. Yogyakarta

Tim Penyusun Pengenalan dan Pengendalian OPT pada Tanaman Kedelai. 1994. Pengenalan dan Pengendalian OPT Kedelai. Direktorat Jenderal Tanaman Pangan dan Hortikultura, Direktorat Bina Perlindungan Tanaman. Jakarta

Tjahjadi, N. 1989. Hama dan Penyakit Tanaman. Kanisius. Yogyakarta   

Tidak ada komentar: