I.
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang
Serangan
hama seringkali membawa kerugian yang tidak sedikit bagi petani oleh karena itu
diperlukan suatu tindakan agar kerugian itu tidak besar dan dapat dihilangkan
apabila memungkinkan. Akan tetapi sesungguhnya hama tidak pernah hilang sama
sekali, binatang hama akan senantiasa ada di alam karena keberadaannya ikut
berperan dalam
menjaga keseimbangkan alam. Aktivitas
serangga hama berhubungan dengan tipe alat mulutnya.
Secara umum terdapat dua tipe alat mulut serangga yakni
penggigit-pengunyah dan pencucuk-penghisap yang tentunya berbeda pula pada
akibat yang akan terjadi pada tanaman. Baik dari segi tanda maupun risiko
kerusakan yang akan dihasilkan. Biasanya untuk tipe mulut penggigit-pengunyah
terjadi pada tubuh tanaman bagian luar atau di dalam bagian tubuh tanaman.
Sementara untuk pencucuk-penghisap terjadi pada di luar tubuh tanaman.
B.
Tujuan
Praktikum
Tujuan dari praktikum ini adalah mempelajari tipe alat mulut hama yang terkait
dengan tanda kerusakan, dan tanda kerusakan yang ditimbulkan oleh hama pada
jaringan tanaman.
II.
TATA CARA PRAKTIKUM
Praktikum Dasar-dasar Ilmu Hama Tanaman
acara 2 yakni Mengenal Tanda
Mulut dan Alat Serangan, dilaksanakan pada hari Rabu 22
Maret 2013 di laboratorim Entomologi Terapan,
Jurusan Ilmu Hama dan Penyakit tumbuhan, Fakultas Pertanian, Universitas Gadjah
Mada, Yogyakarta. Bahan-bahan yang digunakan berupa preparat awetan dari
komoditas tanaman pangan, hortikultura, perkebunan dan preparat awetan hama
pasca panen. Spesimen-spesimen awetan tersebut terdiri spesimen hama dari kelas
insekta (serangga) yang mempunyai alat mulut bertipe penggigit pengunyah dan
pencucuk penghisap. Kemudian spesimen yang sudah disediakan diamati alat mulut dari masing-masing
hama tersebut.
III.
HASIL PENGAMATAN DAN PEMBAHASAN
A.
Hama-Hama Tanaman Pangan
1.
Penggerek batang padi (Sesamia inferensi)
Tipe mulut : penggigit-pengunyah
Stadia menyerang : larva
Tanaman inang : padi (Oryza sativa)
Gejala serangan :
merusak jaringan pengangkut, bekas pelukaan berwarna
hitam
(http://saungsumberjambe.blogspot.com/2011/09/penggerek-batang-jagung-stalk-borer.html)
Deskripsi :
Panjang ulat kurang lebih 30 mm, warnanya ungu atau merah muda. Ngengat
meletakkan telur secara berbaris pada pelepah daun yang terdiri atas 30 – 100
butir per kelompok dan menetas pada waktu kurang lebih 7 hari. Larva muda
memakan pelepah daun dan selanjutnya menggerek masuk ke batang. Periode larva
3-4 minggu sehingga banyak menimbulkan kerusakan padi. Hama ini selain
menyerang padi dapat juga menyerang tanaman jagung dan tebu (Rukmana dan
Saputra, 1997).
Sesuai dengan
fase penyerangannya, hama ini menimbulkan 2 gejala yaitu sundep dan beluk.
Sundep: menyerang fase vegetatif pada tanaman muda (belum ada malai). Daun muda
mengkerut layu atau
mengering menunjukkan bahwa pangkal daun termuda telah terpotong. Anakan padi
yang muda mengering dan mati setelah penggerek memotong bagian batang di bawah
titik tumbuh. Daun muda menggulung berwarna kuning kecokelatan, mudah dicabut,
di pangkal terdapat bekas gigitan ulat. Beluk: malai yang hampa
berwarna agak putih sampai putih abu-abu yang berarti telah menyerang pada fase
booding (bunting). Penyerangan penggerek dapat pula terjadi
segera setelah timbulnya malai dan menyebabkan matinya malai walaupun sebagian
butir gabah terisis (Pracaya, 1991).
Biasanya
pada beluk batang mudah dicabut dan ruas tempat masuk ulat berwarna kecokelatan serta terdapat ulat
(bisa lebih dari satu) di dalamnya.
Pengendalian:
crop rotation, penyinaran, pengaturan
pola tanam, cara fisik dan mekanik, eradikasi, pemanfaatan musuh alami,
penggunaan insektisida, dan lain-lain.
2.
Penggerek tongkol jagung (Helicoverpa armigera)
Nama hama : Helicoverpa armigera
Tipe mulut : penggigit-pengunyah
Stadia menyerang : larva
Tanaman inang : tongkol jagung (Zea mays)
Gejala serangan : butiran
jagung hilang, bekas warna hitam
Deskripsi: Helicoverpa
armigera merupakan hama penting pada jagung
karena selain merusak tongkol juga makan batang dan daun jagung. Ngengat betina
meletakkan telur pada bunga jantan atau bunga betina. Setelah telur menetas,
larva menggerek tongkol jagung, kemudian larva turun ke bawah makan tanaman
jagung yang masih muda, selanjutnya menjadi pula di atas permukaan tanah.
Serangga ini mempunyai musuh alami yang berupa parasit telur, parasit larva,
dan cendawan patogen (Tjahjadi, 1989).
3.
Ulat grayak pada kedelai (Spodoptera litura)
Tipe mulut : penggigit-pengunyah
Stadia menyerang : larva
Tanaman inang : kedelai (Glycine max)
Gejala serangan : menyerang
epidermis, tidak bolong
(http://cybex.deptan.go.id/penyuluhan/mengenal-hama-pemakan-daun-kedelai-ulat-grayak-spodoptera-litura
)
Deskripsi:
Bagian tanaman yang diserang ulat grayak terutama daun. Larva muda secara
bergerombol makan epidermis bawah daun, menimbulkan gejala transparan, yang
tersisa hanya tulang-tulang daun dan epidermis bagian atas, daun yang rusak
tampak berwarna keputih-putihan. Serangan pada tanaman muda dapat menghambat
pertumbuhan dan dapat mematikan tanaman. Pengendalian dengan cara tanam
serentak dan pergiliran tanaman, pengendalian dini, pengendalian secara
mekanis, pengendalian secara biologi, dan pengendalian dengan insektisida (Tim
Penyusun Pengenalan dan Pengendalian OPT pada Tanaman Kedelai, 1994).
4.
Kepik
penghisap bulir padi (Leptocorisa
oratorius)
Nama hama : Leptocorisa oratorius
Tipe mulut : pencucuk-pengisap
Stadia menyerang : imago
Tanaman inang : bulir padi
Gejala serangan : di
bulir padi terdapat titik-titik hitam
(http://saungurip.blogspot.com/2012/03/kepik-hitam.html)
Deskripsi: Nimfa
dan imago menyerang buah padi yang sedang matang susu dengan cara menghisap
cairan buah, sehingga menyebabkan buah menjadi hampa. Pada bekas tusukan timbul
bercak putih yang lama-kelamaan menjadi coklat atau hitam karena ditumbuhi
cendawan. Pengendalian dilakukan denan cara menanam secara serentak, sanitasi
tanaman yang terserang, atau dengan penyemprotan insektisida menurut dosis
anjuran Dinas Pertanian setempat (Tjahjadi, 1989).
5.
Hama
puru daun padi (ganjar), Pachydiplosis
(=Orseolia) oryzae
Nama hama : Pachydiplosis oryzae
Tipe mulut : penggigit-pengunyah
Stadia menyerang : larva
Tanaman inang : daun padi
Gejala serangan : pucuk
kering, mudah dicabut
(http://hidupsehatalamii.blogspot.com/2012/06/pengelolaan-ekosistem-tanaman
padi_7659.html)
Deskripsi: larva
makan jaringan tanaman diantara lipatan daun padi, pertumbuhan daun padi
menjadi tidak normal, kadang-kadang membentuk puru (gall). Pucuk tanaman menjadi
kering dan mudah dicabut. Masa larva selama 6-12 hari. Siklus hidup keseluruhan
19-26 hari. Pengendalian hama ini diarahkan pada penanaman varietas yang
resisten, penggenangan areal pertanian sesudah panen agar pupanya mati,
pelepasan musuh alami, penggunaan insektisida kurang efisien karena harganya
mahal dan hasilnya kurang memuaskan (Tjahjadi, 1989).
B.
Hama-Hama Tanaman Hortikultura
1.
Ulat perusak krop kubis (Crocidolomia binotalis)
Nama hama : Crocidolomia binotalis
Tipe mulut : penggigit-pengunyah
Stadia menyerang : larva
Tanaman inang : kubis
Gejala serangan : daun berlubang
(http://www.infonet-biovision.org/default/ct/109/pests)
Deskripsi:
Larva muda memakan bagian bawah permukaan daun dan cenderung menghindari cahaya
matahari. Bagian tanaman yang disenanginya terutama daun muda sampai pada titik
tumbuh sehingga sering disebut ulat krop atau ulat titik tumbuh. Larva berwarna
hijau, pada punggungnya terdapat garis berwarna hijau muda, warna samping kiri
dan kanan hijau tua, serta pada sisi-sisi tersebut terdapat rambut dari chitine
berwarna hitam. Panjang larva kurang lebih 18 mm. Ngengatnya tidak tertarik
cahaya. Selama hidupnya mampu bertelur sebanyak 330-1400 butir. Telur
diletakkan secara berkelompok pada bagian bawah permukaan daun dengan ukuran 3
mm x 5 mm. setiap kelompok terdiri dari 30-50 butir telur. Larva berkepompong
di dalam tanah dengan kokon yang diselimuti butiran tanah (Rukmana dan Saputra,
1997).
2.
Penggerek buah tomat (Helicoverpa
armigera)
Stadia menyerang : larva
Tanaman inang : buah tomat
Gejala serangan : berlubang pada buah tomat
(http://www.forestryimages.org/browse/detail.cfm?imgnum=0454075)
Deskripsi:
Ulatnya menggerek buah tomat yang menjelang masak. Ulat melubangi buah tomat
dan masuk ke dalam buah, kadang-kadang buah menjadi busuk karena infeksi
patogen sekunder. Pengendalian dilakukan dengan mengumpulkan buah yang berulat
dan memusnahkannya. Penyemprotan dengan insektisida sistemik dan racun perut
dapat mencegah serangan yang lebih luas (Tjahjadi, 1989).
C.
Hama-Hama Tanaman Perkebunan
1.
Uret perusak akar tebu (Lepidota stigma)
Nama hama : Lepidota stigma
Tipe mulut : penggigit-pengunyah
Stadia menyerang : larva
Tanaman inang : akar tebu
Gejala serangan : akar utama habis dimakan hama
(http://ditjenbun.deptan.go.id/perlindungan/index.php?option=com_content&view=article&id=125:pengendalian-uret-tebu-di-kabupaten-bondowoso&catid=15:home)
Deskripsi:
Gejala serangan pada tanaman tebu, tampak warna kuning pada daun, karena akar
tanaman dirusak. Pada tanaman muda akan menyebabkan tanaman mati, sedang pada
tanaman dewasa akan mengurangi produksi karena pertumbuhan tidak normal. Stadia
yang paling merusak adalah uretnya, imago hanya makan sedikit saja dari daun
tanaman. Pengendalian dilakukan dengan pengolahan tanah yang baik, menggali
tanaman yang terserang dan memusnahkan uret, dan irigasi yang baik (Tjahjadi,
1989).
2.
Penggerek pucuk tebu (Chillo
sp.)
Tipe mulut : penggigit-pengunyah
Stadia menyerang : larva
Tanaman inang : pucuk tebu
Gejala serangan :
bekas serangan lonjong dan berlubang
(http://perkebunan.litbang.deptan.go.id/?p=4141 )
Deskripsi:
Tanaman muda yang terserang hama ini pucuknya tampak layu, kemudian mengering,
dan mudah dicabut. Jika batang dibelah akan ditemukan larva penggerek batang.
Pada tanaman yang sudah tua akan banyak terdapat bekas gerekan. Cara
pengendalian yang efektif belum diketahui, namun untuk memperkecil kerusakan
pada daerah serangan dapat dilakukan dengan penyemprotan insektisida sistemik
(Tjahjadi, 1989).
3.
Kepik penghisap buah kakao (Helopeltis sp.)
Nama hama : Helopeltis sp.
Tipe mulut : pencucuk-pengisap
Stadia menyerang : imago
Tanaman inang : buah kakao
Gejala serangan :
(http://inspirasicintawijaya.wordpress.com/2011/04/11/hama-dan-penyakit-pada-tumbuhan-tulisan-kedua/)
Deskripsi
: Tipe alat mulut kepik yakni pencucuk pengisap yang terdiri atas moncong (rostum) dan dilengkapi dengan
alat pencucuk dan pengisap berupa stylet. Pada
ordo Hemiptera, rostum tersebut muncul pada bagian anterior kepala (bagian
ujung). Rostum tersebut
beruas-ruas memanjang yang membungkus stylet. Pada alat mulut ini terbentuk dua
saluran, yakni saluran makanan dan saluran ludah. Metamorfose bertipe sederhana (paurometabola) yang dalam
perkembangannya melalui stadia : telur ---> nimfa ---> dewasa.
Kepik buah kakao menyerang kakao pada fase generatif. Gejala yang
ditimbulkan akibat serangan kepik adalah terdapat bekas tusukan berwarna hitam
dan buah menjadi hancur jika ditekan karena kepik menghisap cairan daging
buahnya. Umumnya, serangan yang ditimbulkan oleh kepik tidak begitu besar
sehingga penggunaan pestisida tidak efisien
(Kartasapoetra, 1993).
4.
Penggerek
batang mangga (Rhytidodera simulans)
Nama hama : Rhytidodera simulans
Tipe mulut : penggigit-pengunyah
Stadia menyerang : larva
Tanaman inang : batang mangga
Gejala serangan : bagian tengah batang berlubang
(http://ahnafla.blogspot.com/2011/03/penyakit-di-pohon-mangga.html)
Deskripsi:
Mekanisme awal hama membuat lubang di batang mangga, kemudian mulai menggorok
bagian dalam batang yaitu jaringan pengangkutnya. Hal ini tentu saja menghambat
petumbuhan dan lama-kelamaan menimbulkan kematian. Pengendalian dengan cara
penanaman varietas tahan, insektisida, dan lain sebagainya.
D.
Hama-Hama Komoditas Pasca Panen
1.
Penggerek
biji beras/jagung, Sitophylus oryzae/S.
Zeamays
Nama hama : Sitophylus oryzae
Tipe mulut : menggigit-mengunyah
Stadia menyerang : imago
Tanaman inang : biji beras
Gejala
serangan : beras
mudah patah dan menjadi bubuk
(http://www.grupposgd.it/guida-infestanti/artropodi/coleotteri/curculionidi/)
Deskripsi:
Larva kumbang bubuk beras tidak berkaki dan gemuk, dan berwarna putih dengan
panjang 4 5 mm. Setelah
menetas larva langsung makan beras. Kumbang dewasa pun pemakan beras atau
biji-bijian lainnya dari bagian luar sehingga tampak bolong-bolong (Rukmana dan
Saputra, 1997).
Pengendalian
terhadap hama di penyimpanan diarahkan pada penanganan pasca-panen yang baik. Padi
yang disimpan dalam keadaan kadar air yang masih tinggi (lebih dari 14%) mudah
terserang hama dan cendawan gudang. Fumigasi perlu dilakukan jika telah
diketahui ada serangan hama tersebut di atas, karena serangan dan kerusakan
yang ditimbulkan dapat menyebar dengan cepat (Tjahjadi, 1989).
VI. KESIMPULAN
1.
Ada hubungan erat
antara tipe alat mulut hama dengan tanda serangan yang ditimbulkan. Misalkan
pada tipe alat mulut penggigit pengunyah, kerusakan yang ditimbulkan relatif
berat. Karena merusak bagian tanaman sampai berlubang.
2.
Satu hama menyerang
tanaman setidaknya satu jenis komoditas tanaman, kecuali untuk Helicoverpa sp. Karena hama ini sangat
polifag jadi dia dapat menyerang tanaman yang berbeda.
3.
Ciri-ciri tanda
serangan dapat diketahui dari bekas pelukaan yang tampak di bagian tubuh
tanaman yang dilukai serangga. Kita dapat mengidentifikasi tipe alat mulutnya
dengan melihat ciri-ciri tanda serangannya.
DAFTAR PUSTAKA
Harjaka, T., dan S. Sudjono. 2005. Petunjuk Praktikum Dasar-dasar Ilmu Hama Tanaman. Jurusan
Perlindungan Tanaman, Fakultas Pertanian, Universitas Gadjah Mada. Yogyakarta
Kartasapoetra, A. G. 1993. Hama Tanaman Pangan dan Perkebunan, Bumi Aksara. Jakarta
Pracaya. 1991. Hama
dan Penyakit Tanaman. Penebar Swadaya. Jakarta
Rukmana, R., dan S. Saputra. 1997. Hama Tanaman dan Teknik Pengendalian. Kanisius. Yogyakarta
Tim Penyusun Pengenalan dan Pengendalian OPT pada Tanaman
Kedelai. 1994. Pengenalan dan
Pengendalian OPT Kedelai. Direktorat Jenderal Tanaman Pangan dan
Hortikultura, Direktorat Bina Perlindungan Tanaman. Jakarta
Tidak ada komentar:
Posting Komentar