Minggu, 19 Oktober 2014

PENGUJIAN ASAM LEMAK


I.TUJUAN

1.Mempelajari pembentukan sabun melaui proses saponifikasi
2.Mengisolasi lemak
3.Menguji ketidakjenuhan asam lemak
4.Mengetahui asam lemak pada bahan berlemak

II.TINJAUAN PUSTAKA

Asam lemak terutama teradapat sebagai senyawa ester didalam lemak dan minyak alami, tetapi sesungguhnya juga ditemukan dalam bentuk tidak teresterifikasi sebagai asam lemak bebas, yaitu bentuk transpor yang ada dalam transpor darah. Asam lemak yang terdapat dalam bentuk lemak alami biasanya merupakan derivat rantai lurus dan mengandung atom karbon dengan jumlah genap, karena senyawa tersebut disintesis dari dua karbon (Murray, 1999).

Lipid (lemak) adalah kelompok senyawa heterogen yang berkaitan baik secara actual maupun potensial dengan asam lemak. Sifat dari lemak secara umum tidak larut dalam air, sehingga limbah yang mengandung lemak yang terdapat dalam badan air mempunyai dampak yang cukup besar dalam mengganggu ekosistem perairan. Lapisan lipid yang ada pada permukaan perairan akan menghalangi masuknya cahaya dalam badan air sehingga proses fotosintesis berlangsung terhambat dengan demikian kadar oksigen akan rendah yang akan menyebabkan organsme aerobic akan mati (Poprzecki,2009).
           Lipid adalah salah satu kategori molekul biologis yang besar yang tidak mencakup polimer.Senyawa yang disebut lipid dikelompokkan bersama karena memiliki satu ciri penting:lipid tidak memiliki atau sedikit sekali afinitasnya terhadap air.Perilaku hidrofobik lipid didasrkan pada stuktur molekulernya.Meskipun lipid bisa memiliki beberapa ikatan polar yang berikatan dengan oksigen,lipid sebagian besar terdiri atas hidrokarbon.Lipid lebih kecil jika dibandingkan dengan makromolekul (polimerik) sesumgguhnya,dan merupakan gugus yang sangat beragam bentuk,maupun fungsinya.Lipid meliputi waks (lilin) dan pigmen-pigmen tertentu (Campbell,1987).
Asam lemak dapat dibagi menjadi 2 yaitu asam lemak jenuh (asam lemak dengan rantai lurus dan atom (yang panjang) dan asam lemak tidak jenuh (asam lemak yang dalam rantai karbonnya memiliki ikatan rangkap yang pada umumnya terdapat dalam bentuk cis,karena itu molekul akan bengkok pada ikatan rangkap,namun ada juga asam lemak tidak jenuh dalam bentuk trans) (Winarno,1992).
III.BAHAN DAN CARA KERJA

A.Bahan Percobaan

1.      Margarin                
2.      Minyak goreng baik(baru)
3.      Minyak goreng jelek(tengik)
4.      Minyak goreng sekali pakai
5.      Lemak hewani
6.      Khloroform
7.      Phenolpthalein (pp) Alkalis]
8.      Bahan mengandung lemak (nabati,hewani)
9.      asam lemak
10.  1N HCl
11.  40% NaOH
12.  5% MgCl2
13.  5% CaCl2
14.  5% Pb asetat
15.  Aquadest
16.  Sabun hasil saponifikasi
17.  Asam oleat
18.  Asam stearat

19.  Asam lemak hasil isolasi
20.  Air Bromine
21.  Larutan iodine
22.  Filtrat hasil pembentukan sabun


B.Alat Percobaan



1.      Gelas Beker
2.      Tabung reaksi
3.      Rak tabung
4.      Kaki tiga
5.      Spot plate
6.      sendok
7.      pipet
8.      vortex
9.      kertas saring
10.  corong
11.  kertas label
12.  pemanas



IV.HASIL PENGAMATAN

1.Pengujian Pembentukan Sabun (Soap Formation)
Sampel
Endapan
Minyak baru
+
Margarin
+
Gajih
+

Keterangan :
Minyak baru :endapan berwarna putih
Margarin       :endapan berwarna putih
Gajih             :endapan berwarna putih
Pembentukan sabun ini dilakukan untuk mengetahui bahwa lemak dapat menghasilkan padatan (sabun) melalui proses pemanasan dengan alkali.Sabun yang terbentuk karena adanya alkali yang berlebihan akan bereaksi dengan asam lemak bebas membentuk garam natrium/kalium yang penampakannya putih seperti sabun.Sabun ini nantinya digunakan untuk mengetahui sifat-sifat lemak/lipida yang lain.Dalam pelaksanaan praktikum digunakan larutan NaOH sebagai penghidrolisis lemak.NaOH yang merupakan alkali, akan bereaksi dengan asam lemak bebas sehingga akan membentuk endapan berupa garam Natrium.Endapan inilah yang disebut sabun.Sedangkan alkohol yang memiliki sifat mudah menguap digunakan sebagai larutan untuk melarutkan gliserol, mempermudah percampuran antara bahan-bahan yang diuji (minyak baru, margarine, gajih) dengan NaOH pada saat dipanaskan. Dalam percobaan juga dilakukan pemanasan yang dimaksudkkan untuk mempercepat reaksi hidrolisis lemak, hidrolisis dapat berjalan dengan baik bila dilakukan pada suhu dan tekanan yang tinggi. Setelah itu larutan didinginkan dengan maksud agar diperoleh padatan/endapan yang merupakan sabun.
Dari percobaan ini didapatkan hasil,yaitu pada seluruh sampel (minyak ,margarine,dan gajih)membentuk endapan berwarna putih seperti sabun.Hal ini sesuai dengan prinsip yang ada.Sabun yang terbentuk akan digunakan pada pengujian selanjutnya.
2.Pengujian Isolasi Asam Lemak dan Pengujian Garam Tak Terendapkan
Sampel
CaCl2
MgCl2
Pb asetat
Minyak baru
++
+
-
Margarine
++
+
-
Gajih
++
+
-
Pengujian Isolasi asam lemak dilakukan untuk memisahkan filtrat dengan endapannya.Produk dari percobaan 1,ditambah dengan aquades dan dipanaskan sampai sabun larut/bersenyawa.Setelah itu ditambah HCl untuk membentuk kembali asam lemak dari sabun yang telah diperoleh sehingga akan terbentuk garam, menurut reaksi :
                    C17H35COONa + HClà C17H35COOH +NaCl
                    Na palmitat(sabun)            Asam Lemak     Garam
Produk dari reaksi isolasi asam lemak dimasukkan kedalam tabung reaksi melalui kertas saring sehingga akan terpisah antara filtrat dan endapan
(*) Filtrat
Dibagi menjadi tiga bagian dan masing-masing  ditetesi dengan CaCl2, MgCl2, dan Pb-Asetat :
* Tabung yang ditetesi CaCl2
Pada tabung yang ditetesi CaCl2 ini menghasilkan endapan yang paling banyak dan terlihat karena endapan memisah, filtrat dari margarin baru yang ditambah CaCl2 menghasilkan endapan yang banyak dibandingkan dengan Minyak baru dan gajih. Pengujian ini bisa diketahui ion-ion pembentuk air sadah. CaCl2 jika direaksikan akan membentuk ion Ca2+ yang merupakan ion pembentuk air sadah. Sehingga jika bereaksi dengan sabun akan bereaksi, menurut reaksi :
·   Reaksi sabun Natrium dengan larutan CaCl2



Pada reaksi ini terbentuk endapan dan larutan menjadi keruh


* Tabung yang ditetesi MgCl2
Pada larutan yang ditetesi MgCl2 (Mg2+ termasuk ion sadah) juga diperoleh endapan namun endapan tidak sebanyak pada tabung yang ditetesi CaCl2,hal ini karena adanya perbedaan energi ionisasi.Energi ionisasi Mg lebih besar daripada energi ionisasi Ca,sehingga Mg lebih mudah larut daripada Ca yang menyebabkan endapan yang terbentuk oleh Mg tidak sebanyak pada Ca yang sulit larut.Reaksi yang terjadi sebagai berikut:
·   Reaksi sabun Natrium dengan larutan MgCl2



Pada reaksi ini terbentuk endapan dan larutan menjadi keruh
* Tabung yang ditetesi Pb-Asetat
        Setelah Pb-asetat diteteskan tidak terjadi endapan meskipun ada tapi sangat sedikit. Perubahan yang terjadi adalah larutan menjadi warna agak kuning (hanya pada sampel gajih dan margarin).Tidak adanya endapan pada perlakuan ini dikarenakan Pb2+ bukan merupakan ion pembuat air sadah, sehingga tidak mengendapkan sabun. Reaksi yang terjadi :
·   Reaksi sabun Natrium dengan larutan Pb-asetat



Tidak terjadi reaksi ditunjukkan dengan tidak adanya endapan dan warna larutan menjadi kuning bening
3.Pengujian Ketidakjenuhan Asam Lemak Bebas
Sampel
I2
Br2
Sifat
Minyak baru
-
-
Tidak jenuh
Margarin
+
+
Jenuh
Gajih
+
+
Jenuh
Asam stearat
+
+
Jenuh
Asam oleat
-
-
Tidak jenuh
Prinsip pada percobaan ini yaitu adisi halogen dengan katalis logam.Adisi halogen adalah penambahan senyawa halogen pada suatu bahan,sehingga bahan yang berikatan rangkap akan mengalami reaksi adisi yang dapat ditandai dengan dekolorisasi atau penghilangan warna larutan bromin/iodin oleh bahan yang berikatan rangkap tersebut.Mekanisme pengujiannya yaitu asam lemak yang dapat mendekolorisasi Bromin akan mengubah warnanya menjadi bening.Hal ini menunjukkan bahwa sampel tersebut merupakan asam lemak tak jenuh.Sedangkan jika tetap berwarna kuning termasuk asam lemak jenuhMekanisme pengujian dengan Iodin adalah apabila pada penambahan bahan yang diuji (asam lemak) jika terjadi  endapan maka termasuk asam lemak jenuh dan apabila tidak ada endapan maka termasuk asam lemak tak jenuh.Pada hasil pengamatan didapatkan bahwa dengan penambahan minyak baru dan asam oleat tidak terjadi endapan,berarti termasuk asam lemak tidak jenuh.Dan pada penambahan gajih,asam stearat terbentuk endapan berarti termasuk asam lemak jenuh.Pada margarin,secara teori seharusnya termasuk asam lemak tak jenuh,tetapi hasil percobaan menunjukkan jenuh.Hal ini karena adanya faktor kurang sterilnya alat yang digunakan(pencucian yang kurang sempuna),takaran yang tidak pas,bahan yang digunakan mungkin telah tercemar,dan kemampuan praktikan dalam mengamati kurang teliti.

4.Pengujian Asam Lemak Bebas
Sampel
Warna
Keberadaan asam lemak bebas
Minyak tengik
Tidak berubah warna
Ada
Minyak baru
Tidak berubah warna
Ada
Margarin
Berubah warna menjadi pink
Tidak ada
Minyak bekas
Tidak berubah warna
Ada
Gajih
Berubah warna menjadi pink
Tidak
Percobaan ini dimaksudkan untuk mengetahui apakah bahan makanan mengandung banyak lemak atau tidak, mengandung asam lemak bebas atau tidak, sehingga bisa diketahui makanan tersebut mempunyai mutu yang baik atau tidak.Mekanisme pengujiannya yaitu jika reagen uji (alkali & PP) diteteskan ke dalam bahan berlemak yang diuji dan terbentuk warna merah muda (pink) maka tidak terdapat asam lemak dan jika terbentuk warna pink maka terdapat asam lemak bebas.Dalam percobaan ini digunakan indikator PP jika warna merah dari PP hilang berarti pengujian menunjukkan hasil positif  atau dalam bahan tersebut terdapat asam lemak bebas.


V.KESIMPULAN
1.Melalui proses saponofikasi,lemak dapat dihidrolisi sehingga menghasilkan sabun
2.Penambahan CaCl2 menghasilkan endapan paling banyak dibandingkan dengan MgCl2 dan Pb-asetat
3.Ca 2+  dan Mg2+  merupakan ion air sadah dan energi ionisasi Ca 2+  > Mg2+  sehingga ion
Ca 2+  lebih banyak menghasilakn endapan
4.Asam lemak bebas ditemukan pada minyak tengik,minyak baru,dan minyak bekas.Sedangkan pada margarin dan gajih tidak ditemukan adanya asam lemak bebas


VI.DAFTAR PUTAKA
Campbell, N.A.,J.B. Reece,L.G. Mitchell.1987.Biology (Biologi,alih bahasa :Rahayu Lestari dkk).Edisi kelima Erlangga,Jakarta.
Murray, R.k.,Granner,P.A.Mayes ; and V.W. Podwell.1999.Biochemistry Harper 24th edition (Biokimia Harper edisi 24, alih bahasa Hartono) Buku Kedokteran EGC. Jakarta. 891 p.
Poprzecki,S., A Zajac.2009. Modification of blood antioxidant status and lipid profile in response to high-intensity endurance exercise after low doses of ω-3 polyunsaturated fatty acids supplementation in healthy volunteers. International Journal of Food Sciences and Nutrition. Vol 60 p 67 – 79.
Winarno,F.G.1989.Kimia Pangan dan Gizi.PT Gramedia.Jakarta


Tidak ada komentar: