I.TUJUAN
1.Mempelajari pembentukan sabun melaui proses saponifikasi
2.Mengisolasi lemak
3.Menguji ketidakjenuhan asam lemak
4.Mengetahui asam lemak pada bahan berlemak
II.TINJAUAN PUSTAKA
Asam lemak terutama
teradapat sebagai senyawa ester didalam lemak dan minyak alami, tetapi
sesungguhnya juga ditemukan dalam bentuk tidak teresterifikasi sebagai asam
lemak bebas, yaitu bentuk transpor yang ada dalam transpor darah. Asam lemak
yang terdapat dalam bentuk lemak alami biasanya merupakan derivat rantai lurus
dan mengandung atom karbon dengan jumlah genap, karena senyawa tersebut
disintesis dari dua karbon (Murray, 1999).
Lipid (lemak) adalah kelompok senyawa heterogen yang berkaitan baik
secara actual maupun potensial dengan asam lemak. Sifat dari lemak secara umum
tidak larut dalam air, sehingga limbah yang mengandung lemak yang terdapat
dalam badan air mempunyai dampak yang cukup besar dalam mengganggu ekosistem
perairan. Lapisan lipid yang ada pada permukaan perairan akan menghalangi
masuknya cahaya dalam badan air sehingga proses fotosintesis berlangsung
terhambat dengan demikian kadar oksigen akan rendah yang akan menyebabkan
organsme aerobic akan mati (Poprzecki,2009).
Lipid adalah salah satu kategori
molekul biologis yang besar yang tidak mencakup polimer.Senyawa yang disebut
lipid dikelompokkan bersama karena memiliki satu ciri penting:lipid tidak
memiliki atau sedikit sekali afinitasnya terhadap air.Perilaku hidrofobik lipid
didasrkan pada stuktur molekulernya.Meskipun lipid bisa memiliki beberapa
ikatan polar yang berikatan dengan oksigen,lipid sebagian besar terdiri atas
hidrokarbon.Lipid lebih kecil jika dibandingkan dengan makromolekul (polimerik)
sesumgguhnya,dan merupakan gugus yang sangat beragam bentuk,maupun
fungsinya.Lipid meliputi waks (lilin) dan pigmen-pigmen tertentu
(Campbell,1987).
Asam lemak dapat dibagi menjadi 2
yaitu asam lemak jenuh (asam lemak dengan rantai lurus dan atom (yang panjang)
dan asam lemak tidak jenuh (asam lemak yang dalam rantai karbonnya memiliki
ikatan rangkap yang pada umumnya terdapat dalam bentuk cis,karena itu molekul
akan bengkok pada ikatan rangkap,namun ada juga asam lemak tidak jenuh dalam
bentuk trans) (Winarno,1992).
III.BAHAN
DAN CARA KERJA
A.Bahan Percobaan
1. Margarin
2. Minyak goreng baik(baru)
3. Minyak goreng jelek(tengik)
4. Minyak goreng sekali pakai
5. Lemak hewani
6. Khloroform
7. Phenolpthalein (pp) Alkalis]
8. Bahan mengandung lemak (nabati,hewani)
9. asam lemak
10. 1N HCl
11. 40% NaOH
12. 5% MgCl2
13. 5% CaCl2
14. 5% Pb asetat
15. Aquadest
16. Sabun hasil saponifikasi
17. Asam oleat
18. Asam stearat
19. Asam lemak hasil isolasi
20. Air Bromine
21. Larutan iodine
22. Filtrat hasil pembentukan sabun
B.Alat Percobaan
1.
Gelas Beker
2.
Tabung reaksi
3.
Rak tabung
4.
Kaki tiga
5.
Spot plate
6.
sendok
7.
pipet
8.
vortex
9.
kertas saring
10.
corong
11.
kertas label
12.
pemanas
IV.HASIL
PENGAMATAN
1.Pengujian Pembentukan Sabun (Soap Formation)
Sampel
|
Endapan
|
Minyak baru
|
+
|
Margarin
|
+
|
Gajih
|
+
|
Keterangan :
Minyak baru :endapan berwarna putih
Margarin
:endapan berwarna putih
Gajih
:endapan berwarna putih
Pembentukan sabun ini dilakukan untuk
mengetahui bahwa lemak dapat menghasilkan padatan (sabun) melalui proses
pemanasan dengan alkali.Sabun yang terbentuk karena adanya alkali yang
berlebihan akan bereaksi dengan asam lemak bebas membentuk garam natrium/kalium
yang penampakannya putih seperti sabun.Sabun ini nantinya digunakan untuk
mengetahui sifat-sifat lemak/lipida yang lain.Dalam pelaksanaan praktikum
digunakan larutan NaOH sebagai penghidrolisis lemak.NaOH yang merupakan alkali,
akan bereaksi dengan asam lemak bebas sehingga akan membentuk endapan berupa
garam Natrium.Endapan inilah yang disebut sabun.Sedangkan alkohol yang memiliki
sifat mudah menguap digunakan sebagai larutan untuk melarutkan gliserol,
mempermudah percampuran antara bahan-bahan yang diuji (minyak baru, margarine,
gajih) dengan NaOH pada saat dipanaskan. Dalam percobaan juga dilakukan
pemanasan yang dimaksudkkan untuk mempercepat reaksi hidrolisis lemak,
hidrolisis dapat berjalan dengan baik bila dilakukan pada suhu dan tekanan yang
tinggi. Setelah itu larutan didinginkan dengan maksud agar diperoleh
padatan/endapan yang merupakan sabun.
Dari percobaan ini didapatkan
hasil,yaitu pada seluruh sampel (minyak ,margarine,dan gajih)membentuk endapan
berwarna putih seperti sabun.Hal ini sesuai dengan prinsip yang ada.Sabun yang
terbentuk akan digunakan pada pengujian selanjutnya.
2.Pengujian Isolasi Asam Lemak dan Pengujian Garam Tak
Terendapkan
Sampel
|
CaCl2
|
MgCl2
|
Pb asetat
|
Minyak
baru
|
++
|
+
|
-
|
Margarine
|
++
|
+
|
-
|
Gajih
|
++
|
+
|
-
|
Pengujian Isolasi asam lemak
dilakukan untuk memisahkan filtrat dengan endapannya.Produk dari percobaan
1,ditambah dengan aquades dan dipanaskan sampai sabun larut/bersenyawa.Setelah
itu ditambah HCl untuk membentuk kembali asam lemak dari sabun yang telah
diperoleh sehingga akan terbentuk garam, menurut reaksi :
C17H35COONa
+ HClà C17H35COOH
+NaCl
Na
palmitat(sabun) Asam
Lemak Garam
Produk dari reaksi isolasi asam lemak
dimasukkan kedalam tabung reaksi melalui kertas saring sehingga akan terpisah
antara filtrat dan endapan
(*) Filtrat
Dibagi menjadi tiga bagian dan masing-masing ditetesi dengan CaCl2, MgCl2,
dan Pb-Asetat :
* Tabung yang ditetesi CaCl2
Pada tabung yang ditetesi CaCl2
ini menghasilkan endapan yang paling banyak dan terlihat karena endapan
memisah, filtrat dari margarin baru yang ditambah CaCl2 menghasilkan
endapan yang banyak dibandingkan dengan Minyak baru dan gajih. Pengujian ini
bisa diketahui ion-ion pembentuk air sadah. CaCl2 jika direaksikan
akan membentuk ion Ca2+ yang merupakan ion pembentuk air sadah.
Sehingga jika bereaksi dengan sabun akan bereaksi, menurut reaksi :
·
Reaksi sabun Natrium dengan
larutan CaCl2
Pada reaksi ini terbentuk endapan dan larutan menjadi
keruh
* Tabung yang ditetesi MgCl2
Pada larutan yang ditetesi MgCl2
(Mg2+ termasuk ion sadah) juga diperoleh endapan namun
endapan tidak sebanyak pada tabung yang ditetesi CaCl2,hal ini
karena adanya perbedaan energi ionisasi.Energi ionisasi Mg lebih besar daripada
energi ionisasi Ca,sehingga Mg lebih mudah larut daripada Ca yang menyebabkan
endapan yang terbentuk oleh Mg tidak sebanyak pada Ca yang sulit larut.Reaksi
yang terjadi sebagai berikut:
· Reaksi sabun Natrium dengan larutan MgCl2
Pada reaksi ini terbentuk endapan dan
larutan menjadi keruh
* Tabung yang ditetesi Pb-Asetat
Setelah Pb-asetat diteteskan tidak
terjadi endapan meskipun ada tapi sangat sedikit. Perubahan yang terjadi adalah
larutan menjadi warna agak kuning (hanya pada sampel gajih dan margarin).Tidak
adanya endapan pada perlakuan ini dikarenakan Pb2+ bukan merupakan
ion pembuat air sadah, sehingga tidak mengendapkan sabun. Reaksi yang terjadi :
·
Reaksi sabun Natrium dengan
larutan Pb-asetat
Tidak
terjadi reaksi ditunjukkan dengan tidak adanya endapan dan warna larutan
menjadi kuning bening
3.Pengujian
Ketidakjenuhan Asam Lemak Bebas
Sampel
|
I2
|
Br2
|
Sifat
|
Minyak baru
|
-
|
-
|
Tidak jenuh
|
Margarin
|
+
|
+
|
Jenuh
|
Gajih
|
+
|
+
|
Jenuh
|
Asam stearat
|
+
|
+
|
Jenuh
|
Asam oleat
|
-
|
-
|
Tidak jenuh
|
Prinsip pada percobaan ini yaitu adisi
halogen dengan katalis logam.Adisi halogen adalah penambahan senyawa halogen
pada suatu bahan,sehingga bahan yang berikatan rangkap akan mengalami reaksi
adisi yang dapat ditandai dengan dekolorisasi atau penghilangan warna larutan
bromin/iodin oleh bahan yang berikatan rangkap tersebut.Mekanisme pengujiannya
yaitu asam lemak yang dapat mendekolorisasi Bromin akan mengubah warnanya
menjadi bening.Hal ini menunjukkan bahwa sampel tersebut merupakan asam lemak
tak jenuh.Sedangkan jika tetap berwarna kuning termasuk asam lemak
jenuhMekanisme pengujian dengan Iodin adalah apabila pada penambahan bahan yang
diuji (asam lemak) jika terjadi endapan
maka termasuk asam lemak jenuh dan apabila tidak ada endapan maka termasuk asam
lemak tak jenuh.Pada hasil pengamatan didapatkan bahwa dengan penambahan minyak
baru dan asam oleat tidak terjadi endapan,berarti termasuk asam lemak tidak
jenuh.Dan pada penambahan gajih,asam stearat terbentuk endapan berarti termasuk
asam lemak jenuh.Pada margarin,secara teori seharusnya termasuk asam lemak tak
jenuh,tetapi hasil percobaan menunjukkan jenuh.Hal ini karena adanya faktor
kurang sterilnya alat yang digunakan(pencucian yang kurang sempuna),takaran
yang tidak pas,bahan yang digunakan mungkin telah tercemar,dan kemampuan
praktikan dalam mengamati kurang teliti.
4.Pengujian
Asam Lemak Bebas
Sampel
|
Warna
|
Keberadaan asam lemak bebas
|
Minyak
tengik
|
Tidak
berubah warna
|
Ada
|
Minyak
baru
|
Tidak
berubah warna
|
Ada
|
Margarin
|
Berubah
warna menjadi pink
|
Tidak ada
|
Minyak
bekas
|
Tidak
berubah warna
|
Ada
|
Gajih
|
Berubah
warna menjadi pink
|
Tidak
|
Percobaan ini dimaksudkan untuk
mengetahui apakah bahan makanan mengandung banyak lemak atau tidak, mengandung
asam lemak bebas atau tidak, sehingga bisa diketahui makanan tersebut mempunyai
mutu yang baik atau tidak.Mekanisme pengujiannya yaitu jika reagen uji (alkali
& PP) diteteskan ke dalam bahan berlemak yang diuji dan terbentuk warna
merah muda (pink) maka tidak terdapat asam lemak dan jika terbentuk warna pink
maka terdapat asam lemak bebas.Dalam percobaan ini digunakan indikator PP jika
warna merah dari PP hilang berarti pengujian menunjukkan hasil positif atau dalam bahan tersebut terdapat asam lemak
bebas.
V.KESIMPULAN
1.Melalui proses saponofikasi,lemak dapat dihidrolisi sehingga
menghasilkan sabun
2.Penambahan CaCl2 menghasilkan endapan paling banyak
dibandingkan dengan MgCl2 dan Pb-asetat
3.Ca 2+ dan Mg2+
merupakan ion air sadah dan energi
ionisasi Ca 2+ > Mg2+
sehingga ion
Ca 2+ lebih banyak
menghasilakn endapan
4.Asam lemak bebas ditemukan pada minyak tengik,minyak baru,dan
minyak bekas.Sedangkan pada margarin dan gajih tidak ditemukan adanya asam
lemak bebas
VI.DAFTAR PUTAKA
Campbell, N.A.,J.B. Reece,L.G. Mitchell.1987.Biology (Biologi,alih
bahasa :Rahayu Lestari dkk).Edisi kelima Erlangga,Jakarta.
Murray,
R.k.,Granner,P.A.Mayes ; and V.W. Podwell.1999.Biochemistry Harper 24th
edition (Biokimia Harper edisi 24, alih bahasa Hartono) Buku Kedokteran EGC. Jakarta. 891 p.
Poprzecki,S., A Zajac.2009.
Modification of blood antioxidant status and lipid profile in response to
high-intensity endurance exercise after low doses of ω-3 polyunsaturated fatty
acids supplementation in healthy volunteers. International Journal of Food
Sciences and Nutrition. Vol 60 p 67 – 79.
Winarno,F.G.1989.Kimia Pangan dan
Gizi.PT Gramedia.Jakarta
Tidak ada komentar:
Posting Komentar