I. DASAR TEORI
Bagi kebanyakan organisme karbohidrat merupakan tonggak kehidupan, dalam
tubuh manusia dan hewan karbohidrat merupakan cadangan energi yang tersimpan
dalam sel sebagai glikogen. Karbohidrat dalam bentuk gula dan pati melambangkan
bagian utama kalori total yang dikonsumsi manusia dan bagi kebanyakan kehidupan
hewan, seperti juga bagi berbagai mikroorganisme (Lehninger, 1982). Karbohidrat adalah golongan senyawa yang terdiri dari
unsur-unsur C, H, dan O, serta memiliki rumus umum Cn(H2O)m.
Sifat-sifat fisik karbohidrat ada yang berupa zat padat pada suhu kamar, ada
yang tidak berwarna (misal :sukrosa dan glukosa), zat padat amarf (pati) dan
basa serat (selulosa) (Weissmann, 1975). Berdasarkan jumlah rantai karbon penyusunnya, karbohidrat
dibagi menjadi empat golongan yaitu:
1. Monosakarida
Monosakarida merupakan karbohidrat paling sederhana,
karena molekulnya hanya terdiri atas satu atom C dan tidak dapat diuraikan
dengan cara hidrolisis menjadi karbohidrat yang lain(Fessenden, 1997).
Monosakarida memiliki bentuk antara lainglukosa, galaktosa dan fruktosa yang
ketiganya memiliki isomer C6H12O6(Foster,2004)
2.
Disakarida
Disakarida
merupakan karbohidrat yang terbentuk dari dua molekul monosakarida yang berikatan melalui gugus-OH dengan melepaskan molekul air(Fessenden, 1997).
Disakarida terbagi atas maltosa(glukosa dan glukosa), laktosa(glukosa dan
galaktosa), dan sukrosa(glukosa dan fruktosa) (Foster,2004).
3.
Oligosakarida
Oligosakarida merupakan karbohidrat yang tersusun atas lebih dari dua (3-10) untai rantai karbon (Fessenden, 1997).
4. Polisakarida
Polisakarida adalah karbohidrat yang terbentuk dari banyak sakarida dan mempunyai rumus umum (C6H10O5)n. Polisakarida dapat berupa selulosa, glikogen, dan amilum (pati) (Fessenden, 1997).
Oligosakarida merupakan karbohidrat yang tersusun atas lebih dari dua (3-10) untai rantai karbon (Fessenden, 1997).
4. Polisakarida
Polisakarida adalah karbohidrat yang terbentuk dari banyak sakarida dan mempunyai rumus umum (C6H10O5)n. Polisakarida dapat berupa selulosa, glikogen, dan amilum (pati) (Fessenden, 1997).
II. TUJUAN
1.
Menentukan bentuk-bentuk dan keberadaan
karbohidrat dengan berbagai pengujian.
2.
Mengetahui gula pereduksi yang terdapat
dalam bahan berkarbohidrat melaui pengujian.
3.
Mengetahui gugus keton yang terdapat
dalam bahan berkarbohidrat melalui pengujian.
a. Cara Kerja
PENGUJIAN UMUM
1.
Uji Mollisch
1. Masukkan
1 ml larutan / bahan yang akan diuji keberadaan karbohidratnya pada tabung
reaksi. Buatlah kontrol
menggunakan aquades.
2. Tambahkan 2 tetes larutan α-naphtol,
kemudian tambahkan H2SO4 pekat yang dialirkan lewat dinding
tabung sehingga akan tebentuk dua lapisan.
3.
Amati terbentuknya cincin berwarna ungu
pada perbatasan kedua lapisan tersebut.
PENGUJIAN KHUSUS
1.Pengujian Gula Pereduksi
a.
Uji Fehlings
1. Siapkan campuran larutan Fehlings A dan B
(1:1)
2. Masukkan 1ml larutan/bahan yang akan
diuji keberadaan karbohidratnya pada tabung reaksi, kemudian tambahkan 2 tetes larutan Fehling.
3.
Tabung kemudian dipanaskan dalam
waterbath selama 15 menit. Bila terbentuk endapan merah/jingga, berarti pada
larutan tersebut mengandung gula reduksi.
b.
Uji Nelson
1.
Masukkan
1ml larutan/bahan yang akan diuji keberadaan karbohidratnya pada tabung reaksi,
kemudian tambahkan 1ml reagen tembaga tartrat.
2.
tabung
ditutup dengan kelereng kemudian dipanaskan dalam air mendidih selama 15 menit kemudian
didiamkan pada suhu kamar
3.
tambahkan 1ml reagen nelson
arsenomolibdat, biarkan selama 1mt, kemudian bandingkan dengan intensitas warna
biru yang terbentuk dari masing-masing bahan uji.
c.
Uji gugus keton
1.
masukkan 1 ml reagen selliwanof pada tabung reaksi
2. tambahkan 1`ml larutan yang mengandung
karbohidrat, panaskan dalam waterbath selama 15 menit. amati warna merah tua.
IV. Hasil dan
Pembahasan
Tabel Hasil
Pengujian Karbohidrat
KH
|
Mollisch Test
|
Fehling Test
|
Nelson Test
|
Selliwanoff
|
A
|
Endapan merah (++)
|
agak biru (++)
|
merah bata (+++++)
|
|
B
|
Ada cincin ungu(+++++)
|
endapan merah(++++)
|
Biru tua (++)
|
(--)
|
C
|
Ada cincin ungu (++++)
|
endapan merah (+++)
|
Biru tua (+++ )
|
(---)
|
D
|
Hijau (--)
|
Hijau (-)
|
(---)
|
|
E
|
Tidak cincin (-)
|
Tetap biru (--)
|
Hijau (--)
|
(----)
|
PEMBAHASAN
Berdasarkan
hasil pengamatan dari berbagai uji karbohidrat untuk beberapa sampel larutan
didapat :
1. Pengujian Umum
Uji Mollisch
Tujuan dari uji Molisch
yaitu menghasilkan monosakarida yang mengalami dehidrasi menjadi furfural dan
hidroksi metal furfural. Pada pengujian ini digunakan bahan yang
mengandung karbohidrat ( pati, glukosa, dan sukrosa ). Larutan lembut
dimasukkan dalam tabung reaksi yang diberi label (A, B, C, D, E) setelah itu
ditambah 2 tetes larutan α-naphtol,
dan ditambahkan pula H2SO4 pekat yang dialirkan lewat
dinding tabung. Larutan H2SO4 digunakan untuk mempercepat
reaksi sedangkan larutan α-naphtol
berfungsi sebagai pereaksi. Pada reaksi ini akan dihasilkan cincin berwarna
ungu diantara 2 larutan. Cincin berwarna ungu yang terbentuk merupakan
pendeteksi adanya karbohidrat. Fungsi dari penambahan H2SO4 yaitu
untuk menghidrolisis ikatan glikosidik sehingga menghasilkan furfural yang
selanjutnya bereaksi dengan α-naphtol maka akan terbentuk cincin berwarna ungu.
Dari hasil pengujian kelima sampel terlihat bahwa sampel A dan B menunjukkan
cincin ungu yang pekat. Sedangkan sampel
E tidak jelas . Sampel D dapat disimpulkan bahwa sampel tersebut mengandung
karbohidrat terutama dari golongan polisakarida, yaitu amilum.
2. Pengujian Khusus
a. Uji Fehlings
Uji Fehlings digunakan untuk mengetahui adanya gula pereduksi dalam sampel.
Dari 5 sampel ditetesi sebanyak 5 tetes larutan fehling A dan B (1:1) yang
telah dicampurkan sebelumnya. Lalu dipanaskan dalam waterbath selama ± 10 menit
dan amati sampai mulai berubah warna dan terbentuk endapan. Pemanasan dilakukan
untuk mempercepat reaksi. Uji Fehlings digunakan untuk menguji glukosa.
Dari kelima sampel, sampel A dan C terbentuk endapan berwarna merah tua/
merah bata. Namun, sampel B menunjukkan warna yang lebih pekat. sampel E tidak menunjukkan adanya reaksi..
Larutan Fehlings dapat mengoksidasi glukosa yang mengandung gugus aldosa yang
memiliki gugus aldehida. Endapan yang terbentuk merupakan CU2O,
karena larutan Fehlings A dan B dapat menghasilkan ion CU2+
sebagai pengoksidasi sampel yang mengandung aldehid. Adapun persamaan reaksinya :
O
RCH = O + 2 Cu2+ + 5 OH- RCO - +Cu2O +3 H2O
Endapan merah
D - glukosa
b. Uji Nelson
Uji Nelson difungsikan untuk menguji adanya gula pereduksi dalam sampel. Hampir
sama dengan Uji Fehlings, namun reagen yang digunakan dalam Uji Nelson yaitu
reagen Nelson arsenomolibdat dan larutan tembaga tartrat. Sampel yang akan
diuji ditambah 1ml reagen Cu-tartrat kemudian dipanaskan selama ±15
menit, sebelumnya ditutup dengan kelereng. Hal ini dimaksudkan agar proses
reaksi redoks tetap berjalan tanpa ada pengaruh dari luar. Setelah dingin
ditambahkan 1ml reagen Nelson arsenomolibdat dan diamati terjadinya perubahan
warna biru dari masing-masing sampel. Uji Nelson digunakan untuk menguji gula
pereduksi pada Maltosa. Dari hasil pengujian, sampel E tidak timbul perubahan
warna biru. Sedangkan sampel C menunjukkan warna biru yang lebih pekat. Gula
yang dipanaskan dalam reagen Cu-tartrat akan menghasilkan warna biru
yang hampir sama tiap-tiap sampel, kecuali E. Untuk membedakannya, ditambah
indikator agar warna biru dapat dibedakan. Dengan cara mengambil larutan dari
sampel masing-masing 1ml kemudian diencerkan dengan aquadest 9ml sehingga dapat
dibedakan warna biru dalam larutan tersebut.
3. Pengujian Gugus Keton
1. Uji Selliwanof
Uji Selliwanof bertujuan
untuk mengetahui ada tidaknya gugus keton dalam larutan karbohidrat. Dalam
pengujian dari kelima sampel hanya sampel A yang menunjukkan adanya kompleks
berwarna merah tua, sedangkan yang lain
tidak menunjukkan adanya reaksi. Hal ini menunjukkan bahwa dalam
sampel A mengandung gugus keton yang berupa fruktosa.
D - Fruktosa
V. KESIMPULAN
Karbohidrat adalah polihidroksi
aldehida dan keton atau turunan dari senyawa ini dengan rumus empirik Cm(H2O)n.Karbohidrat
yang paling sederhana ialah monosakarida. Karbohidrat digolongkan sebaI. DASAR TEORI
Bagi kebanyakan organisme karbohidrat merupakan tonggak kehidupan, dalam
tubuh manusia dan hewan karbohidrat merupakan cadangan energi yang tersimpan
dalam sel sebagai glikogen. Karbohidrat dalam bentuk gula dan pati melambangkan
bagian utama kalori total yang dikonsumsi manusia dan bagi kebanyakan kehidupan
hewan, seperti juga bagi berbagai mikroorganisme (Lehninger, 1982).
Karbohidrat adalah golongan senyawa yang terdiri dari
unsur-unsur C, H, dan O, serta memiliki rumus umum Cn(H2O)m.
Sifat-sifat fisik karbohidrat ada yang berupa zat padat pada suhu kamar, ada
yang tidak berwarna (misal :sukrosa dan glukosa), zat padat amarf (pati) dan
basa serat (selulosa) (Weissmann, 1975).
Berdasarkan jumlah rantai karbon penyusunnya, karbohidrat
dibagi menjadi empat golongan yaitu:
1. Monosakarida
Monosakarida merupakan karbohidrat paling sederhana,
karena molekulnya hanya terdiri atas satu atom C dan tidak dapat diuraikan
dengan cara hidrolisis menjadi karbohidrat yang lain(Fessenden, 1997).
Monosakarida memiliki bentuk antara lainglukosa, galaktosa dan fruktosa yang
ketiganya memiliki isomer C6H12O6(Foster,2004)
2.
Disakarida
Disakarida
merupakan karbohidrat yang terbentuk dari dua molekul monosakarida yang
berikatan melalui gugus-OH dengan melepaskan molekul air(Fessenden, 1997).
Disakarida terbagi atas maltosa(glukosa dan glukosa), laktosa(glukosa dan
galaktosa), dan sukrosa(glukosa dan fruktosa) (Foster,2004).
3.
Oligosakarida
Oligosakarida
merupakan karbohidrat yang tersusun atas lebih dari dua (3-10) untai rantai
karbon(Fessenden, 1997)..
4. Polisakarida
Polisakarida
adalah karbohidrat yang terbentuk dari banyak sakarida dan mempunyai rumus umum
(C6H10O5)n. Polisakarida dapat berupa
selulosa, glikogen, dan amilum (pati) (Fessenden, 1997).
II. TUJUAN
1.
Menentukan bentuk-bentuk dan keberadaan
karbohidrat dengan berbagai pengujian.
2.
Mengetahui gula pereduksi yang terdapat
dalam bahan berkarbohidrat melaui pengujian.
3.
Mengetahui gugus keton yang terdapat
dalam bahan berkarbohidrat melalui pengujian.
a. Cara Kerja
PENGUJIAN UMUM
1.
Uji Mollisch
1. Masukkan
1 ml larutan / bahan yang akan diuji keberadaan karbohidratnya pada tabung
reaksi. Buatlah kontrol
menggunakan aquades.
2. Tambahkan 2 tetes larutan α-naphtol,
kemudian tambahkan H2SO4 pekat yang dialirkan lewat dinding
tabung sehingga akan tebentuk dua lapisan.
3.
Amati terbentuknya cincin berwarna ungu
pada perbatasan kedua lapisan tersebut.
PENGUJIAN KHUSUS
1.Pengujian Gula Pereduksi
a.
Uji Fehlings
1. Siapkan campuran larutan Fehlings A dan B
(1:1)
2. Masukkan 1ml larutan/bahan yang akan
diuji keberadaan karbohidratnya pada tabung reaksi, kemudian tambahkan 2 tetes larutan Fehling.
3.
Tabung kemudian dipanaskan dalam
waterbath selama 15 menit. Bila terbentuk endapan merah/jingga, berarti pada
larutan tersebut mengandung gula reduksi.
b.
Uji Nelson
1.
Masukkan
1ml larutan/bahan yang akan diuji keberadaan karbohidratnya pada tabung reaksi,
kemudian tambahkan 1ml reagen tembaga tartrat.
2.
tabung
ditutup dengan kelereng kemudian dipanaskan dalam air mendidih selama 15 menit kemudian
didiamkan pada suhu kamar
3.
tambahkan 1ml reagen nelson
arsenomolibdat, biarkan selama 1mt, kemudian bandingkan dengan intensitas warna
biru yang terbentuk dari masing-masing bahan uji.
c.
Uji gugus keton
1.
masukkan 1 ml reagen selliwanof pada tabung reaksi
2. tambahkan 1`ml larutan yang mengandung
karbohidrat, panaskan dalam waterbath selama 15 menit. amati warna merah tua.
IV. Hasil dan
Pembahasan
Tabel Hasil
Pengujian Karbohidrat
KH
|
Mollisch Test
|
Fehling Test
|
Nelson Test
|
Selliwanoff
|
A
|
Endapan merah (++)
|
agak biru (++)
|
merah bata (+++++)
|
|
B
|
Ada cincin ungu(+++++)
|
endapan merah(++++)
|
Biru tua (++)
|
(--)
|
C
|
Ada cincin ungu (++++)
|
endapan merah (+++)
|
Biru tua (+++ )
|
(---)
|
D
|
Hijau (--)
|
Hijau (-)
|
(---)
|
|
E
|
Tidak cincin (-)
|
Tetap biru (--)
|
Hijau (--)
|
(----)
|
PEMBAHASAN
Berdasarkan
hasil pengamatan dari berbagai uji karbohidrat untuk beberapa sampel larutan
didapat :
1. Pengujian Umum
Uji Mollisch
Tujuan dari uji Molisch
yaitu menghasilkan monosakarida yang mengalami dehidrasi menjadi furfural dan
hidroksi metal furfural. Pada pengujian ini digunakan bahan yang
mengandung karbohidrat ( pati, glukosa, dan sukrosa ). Larutan lembut
dimasukkan dalam tabung reaksi yang diberi label (A, B, C, D, E) setelah itu
ditambah 2 tetes larutan α-naphtol,
dan ditambahkan pula H2SO4 pekat yang dialirkan lewat
dinding tabung. Larutan H2SO4 digunakan untuk mempercepat
reaksi sedangkan larutan α-naphtol
berfungsi sebagai pereaksi. Pada reaksi ini akan dihasilkan cincin berwarna
ungu diantara 2 larutan. Cincin berwarna ungu yang terbentuk merupakan
pendeteksi adanya karbohidrat. Fungsi dari penambahan H2SO4 yaitu
untuk menghidrolisis ikatan glikosidik sehingga menghasilkan furfural yang
selanjutnya bereaksi dengan α-naphtol maka akan terbentuk cincin berwarna ungu.
Dari hasil pengujian kelima sampel terlihat bahwa sampel A dan B menunjukkan
cincin ungu yang pekat. Sedangkan sampel
E tidak jelas . Sampel D dapat disimpulkan bahwa sampel tersebut mengandung
karbohidrat terutama dari golongan polisakarida, yaitu amilum.
2. Pengujian Khusus
a. Uji Fehlings
Uji Fehlings digunakan untuk mengetahui adanya gula pereduksi dalam sampel.
Dari 5 sampel ditetesi sebanyak 5 tetes larutan fehling A dan B (1:1) yang
telah dicampurkan sebelumnya. Lalu dipanaskan dalam waterbath selama ± 10 menit
dan amati sampai mulai berubah warna dan terbentuk endapan. Pemanasan dilakukan
untuk mempercepat reaksi. Uji Fehlings digunakan untuk menguji glukosa.
Dari kelima sampel, sampel A dan C terbentuk endapan berwarna merah tua/
merah bata. Namun, sampel B menunjukkan warna yang lebih pekat. sampel E tidak menunjukkan adanya reaksi..
Larutan Fehlings dapat mengoksidasi glukosa yang mengandung gugus aldosa yang
memiliki gugus aldehida. Endapan yang terbentuk merupakan CU2O,
karena larutan Fehlings A dan B dapat menghasilkan ion CU2+
sebagai pengoksidasi sampel yang mengandung aldehid. Adapun persamaan reaksinya :
O
RCH = O + 2 Cu2+ + 5 OH- RCO - +Cu2O +3 H2O
Endapan merah
D - glukosa
b. Uji Nelson
Uji Nelson difungsikan untuk menguji adanya gula pereduksi dalam sampel. Hampir
sama dengan Uji Fehlings, namun reagen yang digunakan dalam Uji Nelson yaitu
reagen Nelson arsenomolibdat dan larutan tembaga tartrat. Sampel yang akan
diuji ditambah 1ml reagen Cu-tartrat kemudian dipanaskan selama ±15
menit, sebelumnya ditutup dengan kelereng. Hal ini dimaksudkan agar proses
reaksi redoks tetap berjalan tanpa ada pengaruh dari luar. Setelah dingin
ditambahkan 1ml reagen Nelson arsenomolibdat dan diamati terjadinya perubahan
warna biru dari masing-masing sampel. Uji Nelson digunakan untuk menguji gula
pereduksi pada Maltosa. Dari hasil pengujian, sampel E tidak timbul perubahan
warna biru. Sedangkan sampel C menunjukkan warna biru yang lebih pekat. Gula
yang dipanaskan dalam reagen Cu-tartrat akan menghasilkan warna biru
yang hampir sama tiap-tiap sampel, kecuali E. Untuk membedakannya, ditambah
indikator agar warna biru dapat dibedakan. Dengan cara mengambil larutan dari
sampel masing-masing 1ml kemudian diencerkan dengan aquadest 9ml sehingga dapat
dibedakan warna biru dalam larutan tersebut.
3. Pengujian Gugus Keton
1. Uji Selliwanof
Uji Selliwanof bertujuan
untuk mengetahui ada tidaknya gugus keton dalam larutan karbohidrat. Dalam
pengujian dari kelima sampel hanya sampel A yang menunjukkan adanya kompleks
berwarna merah tua, sedangkan yang lain
tidak menunjukkan adanya reaksi. Hal ini menunjukkan bahwa dalam
sampel A mengandung gugus keton yang berupa fruktosa.
D - Fruktosa
V. KESIMPULAN
Karbohidrat adalah polihidroksi
aldehida dan keton atau turunan dari senyawa ini dengan rumus empirik Cm(H2O)n.Karbohidrat
yang paling sederhana ialah monosakarida. Karbohidrat digolongkan sebagai
monosakarida atau gula (satu unit aldehida atau keton). Disakarida terdiri dari
dua monosakarida yang digabungkan oleh suatu ikatan kovalen. Oligosakarida
terdiri rantai pendek unit monosakarida yang digabungkan bersama-sama oleh
ikatan kovalen. Kebanyakan oligosakarida yang mempunyai tiga atau lebih (3-10)
unit monosakarida. Polisakarida (glikan) mengandung banyak (ratusan atau
ribuan) unit monosakarida yang berikatan glikosida. Untuk mengetahui
keberadaaan karbohidrat serta bentuk-bentuknya, gula pereduksi dan gugus keton
dapat dilakukan beberapa pengujian diantaranya :
1. Uji Mollisch
2. Uji Fehlings
3. Uji Nelson
4. Uji Selliwanoff
Dari semua hasil pengamatan
pengujian, maka diperoleh data bahwa :
1. Sampel A merupakan fruktosa
2.
Sampel B merupakan Glukosa
3. Sampel C merupakan Maltosa
4. Sampel D merupakan pati/amilum
5. Sampel E merupakan Aquadestgai
monosakarida atau gula (satu unit aldehida atau keton). Disakarida terdiri dari
dua monosakarida yang digabungkan oleh suatu ikatan kovalen. Oligosakarida
terdiri rantai pendek unit monosakarida yang digabungkan bersama-sama oleh
ikatan kovalen. Kebanyakan oligosakarida yang mempunyai tiga atau lebih (3-10)
unit monosakarida. Polisakarida (glikan) mengandung banyak (ratusan atau
ribuan) unit monosakarida yang berikatan glikosida. Untuk mengetahui
keberadaaan karbohidrat serta bentuk-bentuknya, gula pereduksi dan gugus keton
dapat dilakukan beberapa pengujian diantaranya :
1. Uji Mollisch
2. Uji Fehlings
3. Uji Nelson
4. Uji Selliwanoff
Dari semua hasil pengamatan
pengujian, maka diperoleh data bahwa :
1. Sampel A merupakan fruktosa
2.
Sampel B merupakan Glukosa
3. Sampel C merupakan Maltosa
4. Sampel D merupakan pati/amilum
5. Sampel E merupakan Aquadest
Tidak ada komentar:
Posting Komentar