I. TUJUAN
1.
Mengetahui kadar ikatan peptide dalam suatu senyawa
asam amino.
2.
Mengetahui bahan yang diujikan mengandung protein.
3.
Mengetahui beberapa sifat asam amino dan proses
denaturasi protein.
II. TINJAUAN PUSTAKA
Asam amino adalah senyawa yang
mengandung gugus karboksil dan gugus amin. Asam amino juga merupakan senyawa
monomer dari protein, jenis asam amino dibedakan dari letak gugus amina yang
terikat pada atom C ( Hart, 1987 ).
Asam amino merupakan bahan yang
penting dan dibutuhkan oleh tubuh. Berdasarkan kebutuhan akan asam amino
tersebut, ada beberapa jenis asam amino yang dapat disintesis oleh tubuh dan
ada jenis asam amino yang tidak dapat disintesis oleh tubuh. Asam amino yang
dapat disintesis oleh tubuh disebut juga asam amino non essensial, sedangkan
asam amino yang tidak dapat disintesis oleh tubuh disebut juga asam amino
essensial, asam amino jenis ini diperoleh dari makanan yang dimakan oleh tubuh
( Wilbraham, 1998 )
Struktur
asam amino mempunyai 2 buah fungsi yaitu gugus karboksilat (-COOH ) dan gugus
amina ( NH2 ). Rumus umum asam amino dapat digambarkan sebagai
berikut : Gugus R beraneka
jenisnya tidak hanya terbatas pada gugus alkil saja ( Hart, 1987 ).
Protein merupakan polimer alam yang
terjadi melalui reaksi polimerisasi kondensasi dari monomer asam amina. Asam
amino berikatan dengan asam amino lainnya membentuk rantai melalui ikatan
peptide. Setiap ikatan peptide antara 2 molekul asam amino akan dilepaskan
molekul air. Ikatan 2 buah asam amino melalui reaksi :
III. METODOLOGI
A. Alat dan
Bahan
- Larutan Cystin
- Larutan Cystein
- Larutan Alanin
- Larutan Phenylalanin
- Larutan Aquades
- Larutan Glycin
- Larutan Methionin
- Larutan Tryptophan
- Larutan Tyrosin
- Tabung reaksi
- Pipet tetes
- Kaki tiga
- Kompor Spiritus
- Vortex
- Gelas Beker
- NaNO3 1 %
- Reagen Millon
- Ninhidrin 0,2 %
- HNO3 Pekat
- NaOH 40 %
- HCl 15 %
IV. HASIL PENGAMATAN
Asam Amino
|
NT
|
XT
|
MTS
|
LST
|
Cystin
|
++
|
-
|
-
|
-
|
Cystein
|
+++
|
-
|
-
|
-
|
Alanin
|
++++++
|
-
|
-
|
+
|
Fenilalanin
|
+++++++
|
-
|
-
|
-
|
Glycine
|
+++++++++
|
-
|
-
|
-
|
Methianin
|
+++++
|
-
|
-
|
-
|
Tyrosin
|
++++
|
+
|
+
|
-
|
Trypthopan
|
++++++++
|
++
|
-
|
-
|
Aquades
|
+
|
-
|
-
|
-
|
Ket : + =
Tingkat Kepekatan
-
= Tidak terjadi perubahan ( reaksi negatif )
Pengujian
Protein
Biuret Test
Protein
|
Intensitas warna violet
|
Casein
|
++ ( Ungu Keruh )
|
Albumin
|
+++ ( Ungu / Violet )
|
Glycin
|
+ (
Bening )
|
Denaturasi
dengan Pemanasan dan pH Ekstrim
Awal
|
Perlakuan 1
|
Perlakuan 2
|
Kesimpulan
|
Casein : Cair Putih
( c ) keruh
Albumin : Cair
( A ) bening
|
HCl :
C = putih endapan di bawah
A = tetap
NaOH :
C = Coklat kental
A = Cair kuning bening
NaCl :
C = tetap
A = putih keruh berbuih
HNO3 :
C = kuning keruh
A = kuning bening
Aquadest :
C = tetap
A = putih keruh
|
NaOH :
C = 2 lapis, atas keruh, bawah bening
A = putih keruh kecoklatan
HCl :
C = kuning kecoklatan endapan banyak
A = kuning berbentuk endapan putih
|
|
V. PEMBAHASAN
A. Pengujian
Umum Asam Amino
Pada pengujian asam amino ini digunakan ninhidrin tes. Tes ini bertujuan
untuk mengetahui apakah bahan-bahan yang digunakan dalam praktikum ini
mengandung asam amino atau tidak. Tes ini dapat bereaksi dengan semua asam
amino yang berada pada kondisi keasaman tertentu yaitu antara pH 4-8. Reaksi
ini akan menimbulkan warna violet atau ungu. Asam amino prolin dan hidroksi
prolin dapat bereaksi dengan tes ini namun menghasilkan warna kuning.
Reaksi umum yang terjadi adalah :
B. Pengujian
Kelompok Asam Amino
1. Uji
Xanthoproteic
Pada pengujian xanthoproteic bertujuan untuk mengetahui adanya gugus
aromatik pada bahan yang akan diujikan.
Pada prinsipnya asam amino yang mengandung gugus aromatik akan membentuk
derivate/turunan nitro yang berwarna kuning bila dipanaskan dengan asam nitrat
pekat. Garam dari derivate tersebut akan berwarna oranye. Fenilalanin akan
bereaksi negatif atau positif lemah.
Berdasarkan hasil pengamatan, reaksi tirosin dalam uji ini :
2. Uji
Millon
Pada pengujian millon ini dimaksudkan untuk mengetahui apakah bahan-bahan
asam amino yang diuji mengandung hidroksi benzena. Asam amino yang mengandung
hidroksi benzene akan bereaksi dengan reagen millon dan menghasilkan kompleks
berwarna merah. Hanya asam amino fenolik, yaitu tirosin dan derivatnya yang
memberikan reaksi positif terhadap reagen Millon.
Pada pelaksanaan pengujian, larutan yang sudah dicampur dengan reagen
millon dipanaskan untuk mempercepat reaksi. Setelah itu larutan didinginkan
agar tidak terjadi hidrolisis yang berlebih saat terjadi pemanasan karena
penguapan yang akan melepaskan zat-zat penting ke udara.
3. Uji Lead
Sulphide
Uji ini bertujuan untuk mengetahui apakah bahan-bahan amino yang
digunakan mengandung belerang atau tidak.
Asam amino sistin dan sistein bila dipanaskan dalam alkali kuat, beberapa
sulfurnya akan diubah menjadi natrium sufida yang dapat dideteksi dengan metode
pengendapan sebagai senyawa lead sulphide. Sulfur dari methionin tidak dapat
dipengaruhi oleh reaksi ini. Adapun reaksi Sisetin terhadap uji lead sulphide :
C. Pengujian
Protein
1. Pengujian
Biuret
Adapun tujuan dari pengujian biuret adalah untuk mengetahui adanya ikatan peptida dalam
sampel protein yang akan diuji. Uji ini dinilai positif jika terjadi reaksi
berupa warna violet ( ungu ).
Mula-mula dalam pengujian ini ditambahkan 5 tetes CuSO4 ke 2 ml
larutan protein. Penambahan CuSO4 dalam pengujian ini dikarenakan
CuSO4 dapat bereaksi dengan senyawa yang mengandung 2 atau lebih
ikatan peptida, sehingga dapat diketahui apakah protein yang diuji mengandung
ikatan peptida atau tidak. Setelah itu ditambahkan lagi NaOH 40 % agar ion Na+
dalam reaksinya dapat mengikat ion SO42- sehingga
membentuk senyawa NaSO4 yang akan menunjukkan warna semakin pekat
dan larutan divortex agar homogen.
Reaksi umum yang terjadi adalah :
2. Denaturasi
dengan Pemanasan dan pH Ekstrim
Denaturasi merupakan perubahan struktur/formasi yang berbeda dari
sturktur aslinya yang disebabkan oleh perubahan kondisi lingkungan tertentu.
Pengujian denaturasi protein ini beryujuan untuk mengetahui sejauh mana
pengaruh lingkungan terhadap perubahan struktur protein. Denaturasi sering
meliputi perubahan kimia dalam molekul protein, protein yang mengalami
denaturasi mengakibatkan larutan menjadi kecil dan aktivitas fisiologi
menghilang.
VI. KESIMPULAN
1.
Bahan-bahan yang diujikan dalam percobaan ini merupakan
asam amino
2.
Asam amino yang mengandung gugus aromatik adalah
tirosin dan triptofan.
3.
Asam amino yang mengandung unsur S adalah sistein.
4.
Tirosin adalah asam amino yang mengandung hidroksi
benzene.
5.
Casein dan Albumin mengalami denaturasi yang reversible
oleh larutan HCl, sedangkan larutan NaOH reversible.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar