I. TUJUAN
- Mengetahui aktivitas nitrat reduktase dalam beberap tanaman tingkat tinggi.
- Mengetahui tingkat aktivitas enzim amylase dengan metode penentuan titik akhromik.
- Mengetahui pengaruh temperatur dan pH terhadap aktivitas enzim amylase.
II. DASAR TEORI
Enzim merupakan suatu protein yang
didinteas oleh sel hidup yang berfungsi mengkatalisa jenis reaksi kimia
tertentu yang terjadi di dalam dan di luar sel yang menghasilkannya.
Berdasarkan hal itu maka enzim juga dapat dinamakan biokatalisator.Enzim akan
meningkatkan dengan nyata kecepatan reaksi kimia spesifik, yang apabila tanpa
enzim akan berlangsung sangat lambat.Enzim tidak dapat mengubah titik
keseimbangan reaksi dikatalis olehnya. Enzim juga tidak akan habis dipakai atau
diubah secara permanent oleh reaksi tersebut. Enzim meningkatkan kecepatan
reaksi kimia dengan menurunkan energi aktivasi. Energi aktivasi adalah jumlah
energi yang diperlukan untuk membawa semua molekul senyawa pada kondisi
lingkungan tertentu menuju tingkat trasnsisi pada puncak batas energi ( Lehninger, 1993 ).
Enzim dikatakan sebagai suatu
kelompok protein yang berperan sangat penting dalam proses aktivitas biolois.
Enzim ini berfungsi sebagai katalisator dalam sel da sifatnya sangat khas.
Dalam jumlah yang sangat kecil, enzim dapat mengatur reaksi tertentu sehingga
dalam keadaan normaltidak terjadi penyimpangan-penyimpangan hasil reaksinya.
Enzim ini akan kehilangan aktivitasnya akibat panas, asam, atau basa kuat,
pelarut organic atau apa saja yang bias menyebabkan denaturasi protein (
Aisjah, 1993 )
Enzim memiliki substrat yang
spesifik, masing-masing jenis enzim memiliki tempat yang unik yang berkaitan
secara spesifik dengan substratnya, molekul rekatan yang akan diuraikan oleh
enzim tersebut. Enzim akan mengubah bentuknya ketika berikatan dengan substrat
( Poedjiadi, 1994 ).
Enzim mempunyai kemampuan untuk
membantu terjadinya reaksi yang umumnya berlangsung lambat pada temperatur
normal organisme, tetapi kemudian reaksi akan meningkat pesat dengan kehadiran
enzim. Enzim tediri dari molekul-molekul protein, oleh karena itu enzim
memiliki sifat-sifat umum protein. Enzim hamper sebagian besar larut dalam air
dan dapat dihidrolisi menjadi asam-asam amino. Enzim akan mudah terdenaturasi dengan
adanya perubahan temperatur yang ekstrim ( Nuryono, 2004 ).
III. METODOLOGI
1. Alat dan Bahan
a. Alat :
·
Botol film
·
Cutter
·
Tabung reaksi
·
Rak tabung reaksi
·
Gelas Beker
·
Lampu Spiritus
·
Corong
·
Lumpang
·
Kertas Saring
·
Test plate
·
Vortex
·
Waterbath
·
Kain kasa
·
Kaki tiga
·
Pipet tetes
b. Bahan :
- Daun Cabai
- Daun Kacang Tanah
- Daun Bambu
- Buffer pH 7,5
- NaNO3 5 M
- Larutan A
- Larutan B
- Kecambah Jagung
- Kecambah Kacang Hijau
- Aquadest
- Pati 0,5 %
- Buffer pH 6,7
- 1 % NaCl
- Larutan Iodine
- HCl 1 N
- Air Liur
IV. HASIL PENGAMATAN
1. Pengujian Nitrat Reduktase
Bahan
|
Intensitas Warna
|
Cabai
|
|
Kacang Tanah
|
|
Bambu
|
2. Pengaruh pH dan suhu terhadap
aktivitas amilase
Sampel
|
Suhu Kamar
|
Suhu 55o C
|
Suhu 100 oC
|
1 N NHCl
|
Filtrat B Jagung
|
||||
Filtrat B Kacang Hijau
|
||||
Air Liur
|
Perlakuan
|
Jagung
|
Kacang Hijau
|
Air Liur
|
Suhu Kamar
|
|||
Suhu 55 oC
|
|||
Suhu 100 oC
|
|||
Suhu Kamar + 1 N HCl
|
3. Penentuan titik Akhromik
Sampel
|
Hasil Tabung Uji
|
Warna
|
Jagung
|
||
Kacang Hijau
|
V. PEMBAHASAN
1. Pengujian
Aktivitas Enzim Nitrat Reduktase
Pengujian ini bertujuan untuk
mengetahui kandungan nitrat reduktase pada sample yang diujikan, yaitu Cabai,
Kacang Tanah, dan Bambu. Asimilasi nitrat ( NO3- ) pada
tanaman tingkat tinggi dimulai dari reduksi NO3- menjadi
NO2- ( nitrit ) oleh kompleks enzim nitrat
reduktase.Dalam pengujian ini dilakukan penambahan larutan buffer fosfat pH 7,5
0,1 M sebanyak 2 kali. Penambahan pertama bertujuan untuk membersihkan daun,
sedangkan penambahan yang kedua bertujuan agar nitrat reduktase keluar,
Pengujian ini akan menunjukkan warna pink. Semakin jelas warna pink yang
dihasilkan, maka semakin aktif nitrat reduktase pada tanaman tersebut.
Tanaman Kacang Tanah adalah tanaman
yang mampu memfiksasi N2 di udara melalui bakteri Rhizobium yang
terdapat pada akarnya, sehingga tanaman ini dapat memenuhi kebutuhan akan N
tanpa harus melalui penupukan yang berlebih. Pada tanaman bambu, aktivitas
nitrat reduktase tidak terlihat, padahal setiap tanaman pasti mengalami
aktivitas reduktase. Hal ini dimungkinkan karena bambu merupakan tanaman
budidaya sehingga pengelolaanya tidak dilakukan dengan optimal
2. Uji Aktivitas
Amilase
Amilase dapat menghidrolisis ikatan
polisakarida pati dengan memotong ikatan 1,4 glikosidik pada unit D-Glukosa.
Proses hidrolisis bersifat acak dan menghasilkan produk akhir berupa disakarida
maltosa. Enzim α-amilase dapat memecah beberapa polisakarida dan oligosakarida.
Aktivitas dari amilase dapat diikuti dengan mengamati waktu tercapainya suatu
titik saat campuran reaksi tidak dapat membentuk warna dengan larutan Iodine.
Waktu proses tersebut terjadi disebut “ titik akhromik “.
Aktivitas amilase dikatakan tinggi
bila intensitas warna biru semakin berkurang. Aktivitas amilase yang tinggi
pada perlakuan suhu kamar, lalu suhu 55 oC dan suhu 100 oC
paling jelek. Pengujian ini diakukan untuk mengetahui tingkat aktivitas amilase
dari jagung dan kacang hijau. Filtrat A terbentuk dengan emanasan pada suhu 100
oC, agar filtart menjadi rusak karena proses denaturasi. Sedangkan
filtrate B terbentuk dari pemanasan pada suhu 37 oC ( suhu kamar ).,
enzim akan bekerja dengan optimal. Jagung bereaksi lebih positif daripada
kacang tanah.
3. Pengujian
Pengaruh Temperatur dan pH Terhadap Aktivitas Amilase
Dalam pengujian ini filtrate B
jagung, filtrate B kacang hijau, dn air liur diinkubasi pada suhu yang berbeda
yaitu suhu kamar, 55 oC, 100 oC, dan suhu kamar ditambah
dengan 0,1 ml HCl 1 N. Apabila larutan semakin berwarna biru, maka larutan
tersebut semakin tidak aktif dan rentan terhadap suhu. Dari hasil percobaan
menunjukkan bahwa air liur selalu aktif pada suhu yang berbeda dan juga pada
penambahan HCl, Hal ini menunjukkan bahwa air liur bersifat tahan terhadap
temperatur dan pH.
Filtrat jagung dapat bekerja optimal
pada suhu kamar dan akan mengalami denaturasi pada suhu 100 oC.
Begitu pula yng terjadi pada kacang hijau. Semakin tinggi suhu maka aktivitas
enzim akan menurun, enzim juga akan bersifat tida aktif pada suhu yang terlalu
rendah, hal ini menunjkkan bahwa enzim mempunyai suhu optimal untuk dapat
bekerja dengan baik.
VI. KESIMPULAN
- Cabai memiliki aktivitas reduktase yang lebih tinggi daripada kacang tanah dan bambu.
- Jagung memiliki aktivitas amilase yang lebih aktif dari pada kacang hijau.
- Enzim mempunyai suhu dan pH optimal untuk dapat bekerja dengan baik.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar