Rabu, 20 Juni 2012

ACARA III DAMPAK HUJAN ASAM TERHADAP PERKECAMBAHAN TANAMAN BUDIDAYA




I.       TUJUAN
1.    Mengetahui pengaruh lingkungan pH rendah terhadap perkecambahan tanaman budidaya.
2.    Mengetahui perbedaan tanggapan perkecambahan beberapa tanaman budidaya pada kondisi asam.

II.    TINJAUAN PUSTAKA
Istilah hujan asam pertama kali digunakan oleh Robert A. Smith (1872) dalam Kupchella (1989) yang menguraikan tentang keadaan di Manchester, sebuah daerah industri di bagian utara Inggris. Hujan asam ialah turunnya asam dalam bentuk hujan. Hal ini terjadi apabila asam di udara larut dalam butir-butir air di awan. Jika hujan turun dari awan itu, air hujan bersifat asam. Asam itu terhujankan atau rain-out. Hujan asam dapat pula terjadi karena hujan turun melalui udara yang mengandung asam sehingga asam itu terlarut ke dalam air hujan dan turun ke bumi. Asam itu tercuci atau wash-out. Hujan asam dapat terjadi di daerah yang sangat jauh dari sumber pencemaran (Yatim, 2007).

Hujan asam merupakan hujan dengan pH kurang dari 5,6. Hal ini disebabkan oleh adanya zat pencemar di udara. Zat pencemar ini antara lain oksida belerang dan nitrogen oksida. Zat-zat ini dihasilkan oleh pembakaran bahan bakar minyak dan batubara (Cahyo, 1998).
Hujan asam terjadi karena larutnya karbondioksida dalam hujan menjadi asam karbonik ditambah gas sulfur oksida dan nitrogen oksida. Gas-gas tersebut merupakan perombakkan limbah minyak bumi, batu bara, dan industri lain. Danau dan sungai memiliki day buffer tertentu yang terbatas sehingga jika pH kurang dari lima maka ikan dan organisme akan mati. Akibat lain jika hujan asam mencapai tanah maka logam-logam terlepas dari ikatan dalam senyawa tanah. Logam tersebut bersifat racun (Whitten, 1984).
Hujan biasa tercampur oleh asam adalah hasil dari reaksi uap air, karbon dioksida, dan nitrogen di dalam atmosfer. Keasamaan dapat meningkat melalui pengantar sulfur dioksida dan nitrogen oksida di atmosfer. Hal ini dapat terjadi secara alami dari pembusukan vegetasi, erupsi gunung berapi, atau bahkan percikan laut. Kontribusi manusia yang paling utama adalah akibat emisi gas-gas kendaraan dan industri yang tidak dapat di daur ulang atau dihilangkan (Odum, 1996).
Unsur hara sulfur di dalam tanah yang dapat teroksidasi dapat menurunkan pH tanah. Penurunan pH ini dalam taraf tertentu dapat meningkatkan kelarutan. Unsur-unsur hara mikro termasuk di dalamnya adalah unsur peningkatan kadar besi dalam tanah dan meningkatkan serapan unsur tersebut di dalam biji. Hal ini mempengaruhi aktivitas enzim denaturasi yang berperan penting dalam fungsi asam lemak jenuh (Nurhandoyo, 2004).
              Kerusakan yang disebabkan oleh hujan asam yang didominasi NOx terjadi pada daun. Kerusakan ditandai dengan timbulnya bintik-bintik dan nekrosis, sedangkan kerusakan akibat kadar SOx yang tinggi ditandai dengan kekeringan dan nekrosis. Pada paparan jangka panjang, hujan asam dengan konsentrasi rendah menyebabkan daun menjadi kuning (Shekafandeh, 2010).
              Tingkat keasaman yang tinggi mempunyai efek merusak pada akar dan mengurangi jumlah daun. Pertumbuhan daun terganggu karena berkurangnya area transpirasi dan sedikitnya nutrisi esensial yang terambil tanaman. Selain merusak akar dan daun, hujan asam juga merusak batang. Kerusakan pada sel-sel batang mengakibatkan pembelahan sel terhambat (Balasubramanian et al., 2007).

Tidak ada komentar: