Jumat, 31 Oktober 2014

SELEKSI GALUR MURNI PADA KACANG TANAH (Arachis hypogaea)

SELEKSI GALUR MURNI PADA KACANG TANAH (Arachis hypogaea)


I.     PENDAHULUAN
A.  Latar Belakang
Seleksi keturunan tanaman penyerbuk sendiri pada tanaman kacang tanah (Arachis hypogaea) atau sering disebut sebagai seleksi galur murni (pure line breeding).  Tanaman kacang tanah yang  terpilih secara individual akan dipanen secara terpisah dan dipilah untuk bahan pertanaman berikutnya. Turunan yang diperoleh dari hasil penyerbukan sendiri dari tanaman kacang tanah ini sendiri yang homozigot, bilamana tanaman terpilih secara homozigot maka keturunannya juga akan homozigot seperti tetuanya.
Galur murni dapat dibuat dengan cara penyerbukan atau pembuahan sendiri (selfing), biasanya pada generasi ke-6 atau ke-7 setelah selfing berulang-ulang. Tanaman yang heterozigot apabila di-'selfing' terus menerus sampai 6 - 7 generasi akan menjadi homozigot untuk semua gennya. Semakin dekat hubungan kekerabatannya, semakin cepat galur-galur terbentuk. Seleksi galur murni hanya digunakan untuk mendapatkan varietas baru pada tanaman penyerbuk sendiri. Seleksi ini tidak dapat dilakukan pada tanaman penyerbuk silang. Hal itu disebabkan karena pada tanaman penyerbuk silang diperlukan banyak tenaga dalam pelaksanaan penyerbukan sendiri. Selain itu, galur-galur murni bersifat inbred yaitu bersifat lemah. Pada seleksi galur murni tidak ada kemungkinan memperbaharui sifat karakteristik yang baru secara genetis (Anonim, 2006).

B.  Tujuan
1.      Mendapatkan galur murni dengan kacang berpolong tiga dan gaur murni berpolong dua
2.      Membuktikan homozigositas galur murni tinggi

II.      TINJAUAN PUSTAKA
Kacang tanah merupakan tanaman pangan yang berasal dari Amerika Selatan, tepatnya berasal dari Brazilia. Penanaman pertama kali dilakukan oleh orang Indian asli bangsa Amerika (Anonim, 1998).
Kacang tanah dapat tumbuh baik pada beragam jenis tanah, meskipun pada lahan-lahan yang tidak sesuai produktivitasnya sangat rendah. Pada lahan basa yang kandungan bahan organiknya rendah serta jenuh air, kebanyakan varietas kacang tanah menunjukkan gejala klorosis. Gejala ini disebabkan oleh kekahatan beberapa unsur hara mikro khususnya zat besi (Fe). Untuk mengatasi masalah tersebut, cara yang paling murah adalah memperbaiki kultur teknis. Dengan perbaikan kultur teknis kadang-kadang hasilnya kurang menggembirakan, oleh karena itu perakitan varietas unggul baru yang dapat tumbuh baik dan berproduktivitas tinggi (Taryono et al, 2003).
Perbaikan potensi genetik hasil dan mutu biji, adalah tujuan dari pemuliaan tanaman kacang tanah di Indonesia. Salah satu komponen utama hasil kacang tanah menurut Ashley (1992) adalah jumlah biji per polong. Rais (1997) menyatakan bahwa tanaman kacang tanah yang berdaya hasil tinggi harus mempunyai jumlah biji dua, tiga, atau empat per polong.
Menurut Gardner et al. (1991) pada umumnya karakter-karakter yang dapat diwariskan dikendalikan oleh gen-gen kromosom inti, tetapi terdapat beberapa karakter yang dikendalikan oleh DNA organel sitoplasma. Suatu karakter yang dikendalikan oleh gen-gen yang terdapat pada organela sitoplasma atau dipengaruhi tetua betina dapat diketahui dengan melakukan persilangan resiprokal. Apabila terdapat pewarisan sitoplasmik atau pengaruh tetua betina maka keturunan persilangan resiproknya masing-masing akan berbeda, dan keturunannya hanya memperlihatkan ciri dari tetua betina (Gardner et al, 1991).
Kacang tanah (Arachis hypogaea) yang telah mengalami pembuahan, akan membentuk dari ginofor yang akan mencapai tanah untuk membentuk polong akibat adanya geotropisme. Rata-rata panjang ginofor yang akan membentuk polong ± 7 cm. Walaupun jumlah polong per tanaman tidak meningkat, daya hasil suatu galur atau varietas akan meningkat jika ukuran polong dan biji lebih besar (Ono, 1979).
Karakter jumlah biji per polong peka terhadap lingkungan selama pembungaan dan pengisian biji (Ashley, 1992). Hasil penelitian menunjukkan bahwa jumlah biji per polong pada tanaman kacang tanah memiliki nilai duga heritabilitas sedang, menurut kriteria Stansfield (1991). Hasil penelitian Anita (2001) dalam Millah et al. (2004)  menyatakan bahwa terdapat pengaruh tetua betina pada pewarisan karakter jumlah biji per polong hasil persilangan kacang tanah genotip 1CG3400 dengan kultivar Landak.


III.   METODOLOGI
Praktikum Acara I mengenai Seleksi Galur Murni pada Kacang Tanah (Arachis hypogaea) ini dilaksanakan pada bulan Oktober-Desember 2013 di Lahan Kebun Percobaan Banguntapan milik Jurusan Budidaya Pertanian, Fakultas Pertanian Universitas Gadjah Mada. Bahan-bahan yang digunakan dalam praktikum ini ialah varietas kacang tanah (Arachis hypogaea) berpolong 2 dan 3, sedangkan untuk alat yang digunakan ialah perlengkapan budidaya antara lain cangkul, ember, gembor, dan centong.
Sebelum memulai langkah kerja, praktikan dibagi menjadi beberapa kelompok dan setiap kelompok menyiapkan lahan, kemudian membagi-bagi lahan sesuai dengan pertanaman biji kacang tanah. Dilakukan perawatan sampai kacang tanah mengasilkan polong dan dipanen. Pada saat pemanenan dilakukan pemilahan biji kacang tanah seperti awal pertanaman, dihitung jumlah polong pada tiap tanaman dan data yang diperoleh dianalisis.



IV.        HASIL PENGAMATAN

1.      Hasil uji kontingensi
Tetua Polong 2
Hasil
Kelompok
O
E
(O-E)2/E
Ket
Polong 2
1
1935
1456.56
157.16
*
2
1523
1060.76
201.42
*
3
2259
1736.93
156.92
*
4
1291
842.42
238.87
*
5
917
445.27
499.78
*
6
1811
1618.56
22.88
*
7
1983
1665.60
60.48
*
Polong 3
1
144
622.44
367.76
*
2
66
528.24
404.48
*
3
136
658.07
414.18
*
4
78
526.58
382.14
*
5
355
826.73
269.17
*
6
64
256.44
144.41
*
7
102
329.40
156.98
*
Chi-Square Tabel

0.0039321

3.8414591





      Tetua Polong 3
Hasil
Kelompok
O
E
(O-E)2/E
Ket
Polong 2
1
384
862.44
265.42
*
2
206
668.24
319.74
*
3
325
847.07
321.76
*
4
224
672.58
299.18
*
5
95
566.73
392.66
*
6
335
527.44
70.21
*
7
256
483.40
106.97
*
Polong 3
1
847
368.56
621.10
*
2
795
332.76
642.08
*
3
843
320.93
849.28
*
4
869
420.42
478.63
*
5
1524
1052.27
211.48
*
6
276
83.56
443.15
*
7
323
95.60
540.91
*
Chi-Square Tabel

0.0039321

3.8414591


V.      PEMBAHASAN
Pada praktikum ini dilakukan seleksi galur murni (pure line breeding) yang dimungkinkan akan diperoleh keturunan dari hasil penanaman kacang tanah (Arachis hypogaea) atau tanaman autogam yang sifatnya homozigot. Hal ini dimaksudkan sebagai langkah awal kegiatan pemuliaan tanaman yang kemudian dapat dijadikan sebagai sumber genotip yang diinginkan atas dasar tujuan pemuliaan. Langkah awal yang dimaksud yakni melakukan seleksi pada tanaman penyerbuk sendiri (autogam). Seleksi yang dilakukan berdasarkan fenotip atau karakter yang terlihat yakni dengan mengetahui jumlah biji dari kacang tanah tersebut.
Penampilan dan karakter jumlah biji per polong mungkin dikendalikan oleh gen-gen mayor yang dipengaruhi oleh gen-gen minor atau gen-gen modifikasi (modifier gene) yang ekspresinya dipengaruhi lingkungan. Gen modifikasi (modifier gene) adalah gen yang mengubah sedikit intensitas kenampakan gen lain. Gen modifikasi dapat berperan sebagai penghambat, pendukung atau penekan. Gen utama (mayor) mengatur penampakan fenotip dari suatu karakter tetapi mungkin berubah karena pengaruh beberapa atau banyak gen minor (Crowder, 1993).
Pada dasarnya seleksi galur murni terdapat beberapa tahapan pemilihan sejumlah tanaman kacang tanah yang secara genetik beragam dan dilakukan pengamatan secara visual terhadap karakter yang dimiliki oleh kacang tanah (jumlah biji dalam polong). Seleksi galur murni ini tidak membentuk suatu genotip baru. Metode seleksi ini terbatas hanya mengisolasi genotip yang terbaik yang terdapat pada populasi suatu tanaman (kacang tanah). Tanaman tunggal menjadi dasar seleksi galur murni ini. Uji keturunan sangat penting dilakukan pada seleksi galur murni. Hal ini bertujuan untuk mengevaluasi dengan tepat perilaku persilangan atau perkawinan tanaman yang kita seleksi. Dari uji tersebut kita akan bisa mengetahui seberapa jauh pengaruh penampilan yang diberikan oleh tetuanya.
Kacang tanah dapat dipanen pada umur 100-110 hst dengan ciri-ciri batang mulai mengeras, daun menguning, dan sebagian mulai berguguran, polong biji penuh dan keras, serta polong berwarna coklat kehitaman. Setelah dipanen, hasil panen tersebut dipisahkan dan kelompokkan berdasarkan jumlah biji per polong seperti pada waktu awal penanaman serta dilakukan penghitungan jumlah biji pertanaman untuk masing-masing kategori.
Terkait dengan hasil uji chi-square kontingensi, maka dari data di atas dapat diketahui bahwa pada  karakter tetua biji 3 akan menghasilkan biji 3 dan biji 2 yang rerata jumlah bijinya mencapai 782,43 dan 360,71 biji. Setelah dilakukan uji chi-square kontingensi, diketahui ada beda yang nyata antara keturunan biji 3 maupun 2 dari tetua biji 3 karena X² hitung> chi tabel yaitu chi invers > 0.0039321. Begitu pula pada karakter tetua biji 2 yang mampu menghasilkan keturunan biji 2 dan 3 dengan rerata jumlah biji mencapai 1674,14 dan 135 biji. Dari hasil uji chi-square kontingensi, didapatkan kesimpulan bahwa dari keturunan tetua biji 2 ini, ada perbedaan yang nyata antara karakter keturunan dari tetua ini karena X² > chi tabel yaitu chi invers > 0.0039321. Jika kita telaah data dari 2 tetua yang berbeda karakter tersebut, maka ada kecenderungan keturunan yang dihasilkan lebih mengikuti tetuanya. Apabila karakter hasil keturunan yang dihasilkan dari 2 tetua yang berbeda (biji 2 dan 3), meskipun karakter yang dihasilkan sama (misal biji 2, sesuai analisis) yang berbeda akan tampak perbedaan yang nyata antara keduanya. Di samping adanya perbedaan tetua keduanya, tanaman yang dihasilkan akan mempunyai genotip yang berbeda. Masing-masing tetua dengan hasil polong 2 ataupun 3 saling dependen atau saling mempengaruhi. Jadi tetua polong 3 berpengaruh terhadap hasil baik polong 2 dan 3, sama halnya dengan tetua polong 2 juga berpengaruh terhadap hasil polong 2 dan 3. Jika Ho diterima maka jumlah polong tetua tidak terkait dengan jumlah polong anakan, sehingga dapat diduga bahwa tetua yang digunakan bukan merupakan galur murni yang homozigot sehingga terjadi segregasi pada sifat jumlah polong yang menyebabkan jumlah polong tetua tidak sama dengan jumlah polong anakan.
Jika Ha diterima maka jumlah polong tetua terkait dengan jumlah polong anakan sehingga dapat diduga bahwa tetua yang digunakan sudah galur murni dan homozigot untuk sifat jumlah polong sehingga ada keterkaitan antara jumlah polong tetua dan jumlah polong anakan.
Menurut Nasir (2001) dijelaskan bahwa sifat-sifat yang diinginkan  dari galur murni yang diseleksi kadang-kadang hilang pada generasi berikutnya. Hal ini disebabkan karena tiga faktor utama yakni terjadinya pencampuran biji secara mekanis dengan genotip lain, berlangsungnya persilangan alamiah dengan genotip lain, dan adanya mutasi.
  

VI.   KESIMPULAN
1.      Pada seleksi  galur murni,  turunan yang diperoleh homozigot dan cenderung mengikuti tetuanya dan diperlukan uji keturunan untuk melihat seberapa jauh pengaruh penampilan yang diberikan oleh tetuanya.
2.      Dari hasil pengamatan yang telah dilakukan tetua biji 3 akan menghasilkan keturunan yang berbiji 3 dan 2 dengan rerata jumlah bijinya mencapai 782,43 dan 360,71 biji. Pada tetua biji 2 akan menghasilkan keturunan biji 2 dan 1 dengan masing-masing rerata jumlah bijinya mencapai 1674,14 dan 135 biji. Setelah  dilakukan uji chi-square kontingensi, dapat diketahui bahwa ada beda nyata antara keturunan-keturunan yang dihasilkan dari masing-masing tetua.
3.      Masing-masing tetua dengan hasil polong 2 ataupun 3 saling dependen atau saling mempengaruhi. Jadi, tetua polong 3 berpengaruh terhadap hasil baik polong 2 dan 3, sama halnya dengan tetua polong 2 berpengaruh terhadap hasil polong 2 dan 3.



DAFTAR PUSTAKA
Anonim. 1998. Kacang Tanah. <www.id.wikipedia.com/kacang_tanah> diakses 14 Desember  2013.

Anonim. 2006. Pemuliaan Tanaman Menyerbuk Sendiri. <http://fp.uns.ac.id/~hamasains/bab6pemuliaan.htm>. Diakses tanggal 14 Desember  2013.

Ashley, J.M. 1992. Kacang Tanah dalam: Peter R. Goldsworthy dan N.M. Fisher (ed.). Fisiologi Tanaman Budidaya Tropik. Gadjah Mada University Press.p. 594–633.

Crowder, L.W. 1993. Plant Genetics (Genetika Tumbuhan, alih bahasa: Lilik dan Soetarso) Gadjah Mada University Press, Yogyakarta.

Gardner, E.J., M.J. Simmons, and D.P. Snustad. 1991. Principles of Genetics. 8th Edition. John Wiley and Sons, Inc, New York.

Nasir, M. 2001. Pengantar Pemuliaan Tanaman. Direktoral Jenderal Pendidikan Tinggi Departemen Pendidikan Nasional, Jakarta.

Ono, Y. 1979. Flowering and fruiting of peanut plants. JARQ 13 : 226-229.

Rais, S.A. 1997. Perbaikan Varietas Kacang Tanah. Buletin Agrobio 1 : 1-10.

Stansfield, W.D. 1991. Genetika. Edisi Kedua. Diterjemahkan oleh Machidin Apandi dan Lanny T. Hardy. Erlangga, Jakarta.

Soetarso, Nandariyah, Hariati, S. 1935 Metode Pemuliaan Tanaman. Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia. Universitas Sebelas Maret, Surakarta.

Taryono, Supriyanta, Kurniasih B. Purnomo, J. Taufiq A., 2003. Perakitan varietas unggul kacang tanah toleran kahat fe melalui seleksi kultur embrio : 2. perbanyakan benih dan seleksi. Lembaga Penelitian UGM. Yogyakarta.
Millah, Z., Setiamiharja, R., Baihaki, A., Darsa, S. 2004Inheritance of seed per pod and testa colour characters in peanut (Arachis hvpogaea l.) Zuriat 15 : 53-59.







LAMPIRAN
Kelompok 1
Oij
Tetua Polong 2
Tetua Polong 3
Jumlah
Pi
Polong 2
1935
384
2319
0.700604
Polong 3
144
847
991
0.299396
Jumlah
2079
1231
3310

Pj
0.628096677
0.371903323


Eij
Tetua Polong 2
Tetua Polong 3
(Oij-Eij)^2/Eij


Polong 2
1456.556193
862.4438066

Tetua Polong 2
Tetua Polong 3
Polong 3
622.4438066
368.5561934
Polong 2
157.1573257
265.4184242
Polong 3
367.7576573
621.0951824
X2
1411.42859
Chiinv
3.841459149
0.00393214
Kelompok 2
Oij
Tetua Polong 2
Tetua Polong 3
Jumlah
Pi
Polong 2
1523
206
1729
0.522356
Polong 3
66
795
861
0.260121
Jumlah
1589
1001
2590

Pj
0.480060423
0.302416918


Eij
Tetua Polong 2
Tetua Polong 3
(Oij-Eij)^2/Eij


Polong 2
1060.764865
668.2351351

Tetua Polong 2
Tetua Polong 3
Polong 3
528.2351351
332.7648649
Polong 2
201.421943
319.7397277
Polong 3
404.4814628
642.0789654
X2
1567.722099
Chiinv
3.841459149
0.00393214



Kelompok 3
Oij
Tetua Polong 2
Tetua Polong 3
Jumlah
Pi
Polong 2
2259
325
2584
0.780665
Polong 3
136
843
979
0.29577
Jumlah
2395
1168
3563

Pj
0.723564955
0.352870091


Eij
Tetua Polong 2
Tetua Polong 3
(Oij-Eij)^2/Eij


Polong 2
1736.929554
847.0704463

Tetua Polong 2
Tetua Polong 3
Polong 3
658.0704463
320.9295537
Polong 2
156.919174
321.7649158
Polong 3
414.1768596
849.2753243
X2
1742.136274
Chiinv
3.841459149
0.00393214
Kelompok 4
Oij
Tetua Polong 2
Tetua Polong 3
Jumlah
Pi
Polong 2
1291
224
1515
0.457704
Polong 3
78
869
947
0.286103
Jumlah
1369
1093
2462

Pj
0.413595166
0.33021148


Eij
Tetua Polong 2
Tetua Polong 3
(Oij-Eij)^2/Eij


Polong 2
842.4187652
672.5812348

Tetua Polong 2
Tetua Polong 3
Polong 3
526.5812348
420.4187652
Polong 2
238.8659091
299.1833756
Polong 3
382.1350077
478.6302155
X2
1398.814508
Chiinv
3.841459149
0.00393214




Kelompok 5
Oij
Tetua Polong 2
Tetua Polong 3
Jumlah
Pi
Polong 2
917
95
1012
0.30574
Polong 3
355
1524
1879
0.567674
Jumlah
1272
1619
2891

Pj
0.38429003
0.489123867


Eij
Tetua Polong 2
Tetua Polong 3
(Oij-Eij)^2/Eij


Polong 2
445.2659979
566.7340021

Tetua Polong 2
Tetua Polong 3
Polong 3
826.7340021
1052.265998
Polong 2
499.7753472
392.6585804
Polong 3
269.1711822
211.4797676
X2
1373.084877
Chiinv
3.841459149
0.00393214
Kelompok 6
Oij
Tetua Polong 2
Tetua Polong 3
Jumlah
Pi
Polong 2
1811
335
2146
0.648338
Polong 3
64
276
340
0.102719
Jumlah
1875
611
2486

Pj
0.566465257
0.184592145


Eij
Tetua Polong 2
Tetua Polong 3
(Oij-Eij)^2/Eij


Polong 2
1618.563958
527.4360418

Tetua Polong 2
Tetua Polong 3
Polong 3
256.4360418
83.56395817
Polong 2
22.87931225
70.21065543
Polong 3
144.4088356
443.1531369
X2
680.6519402
Chiinv
3.841459149
0.00393214




Kelompok 7
Oij
Tetua Polong 2
Tetua Polong 3
Jumlah
Pi
Polong 2
1893
256
2149
0.649245
Polong 3
102
323
425
0.128399
Jumlah
1995
579
2574

Pj
0.602719033
0.174924471


Eij
Tetua Polong 2
Tetua Polong 3
(Oij-Eij)^2/Eij


Polong 2
1665.600233
483.3997669

Tetua Polong 2
Tetua Polong 3
Polong 3
329.3997669
95.6002331
Polong 2
31.04625765
106.9728567
Polong 3
156.9844887
540.9051036
X2
835.9087066
Chiinv
3.841459149
0.00393214

Tidak ada komentar: