ABSTRAKSI
Praktikum dasar-dasar ilmu tanah ini
dilakukan pada tanggal 05 Maret 2012 di laboratorium tanah umum jurusan tanah
fakultas pertanian Universitas Gadjah Mada Yogyakarta. Bahan yang digunakan
adalah tanah Entisol. Pengamatan dilakukan untuk mengetahui sifat-sifat dan
ciri tanaman melalui kegiatan pengujian. Tanah Entisol yang diuji memiliki
diameter 2 mm; 0,5mm; berupa gumpalan dan samel tanah asli yang di ambil secara
random.Metode yang digunakan dalam menghitung kadar lengas adalah kadar lengas
kering udara. Data yang diperlukan dalam metode ini adalah berat lengas tanah
dan berat kering mutlak.Berdasarkan hasil perhitungan diperoleh nilai kadar
lengas (KL) tanah Entisol kering udara gumpalan sebesar 2,17%; yang berdiameter
2 mm sebesar 1.635%; sedangkan yang berdiameter 0,5 mm sebesar 1,985% dan
sampel tanah asli 15,9%. Hal ini menunjukkan kemampuan tanah Entisol dalam
mengikat air kurang baik.
I.PENGANTAR
A. Latar Belakang
Dalam kehidupan tanah sangat dibutuhkan sebab tanah dapat dimanfaatkan oleh
tumbuh-tumbuhan untuk pertumbuhan. Sedangkan manusia sangat membutuhkan tanaman
baik dalam pemenuhan makanan, pakaian, dan lain-lain. Tanah itu sendiri
merupakan suatu sistem tiga fase yang mengandung air, udara, bahan-bahan
mineral dan organik serta jasad-jasad hidup yang karena pengaruh berbagai
faktor lingkungan terhadap permukaan bumi dan kurun waktu, membentuk berbagai
hasil perubahan yang memiliki ciri-ciri morfologi yang khas sehingga berperan
sebagai tempat tumbuh bermacam-macam tanaman.
Tanah terdiri dari empat komponen utama yaitu bahan mineral, bahan organik,
udara, dan air tanah. Tanah adalah bahan ( sistem ) yang sangat kompleks dan
merupakan tempat bertumpunya semua kegiatan makhluk hidup di muka bumi. Untuk mempelajari
tanah telah dilakukan melalui beberapa disiplin ilmu yaitu ilmu kimia tanah,
fisika tanah, mineralogi tanah, klasifikasi tanah, mikrobiologi tanah, pedologi
dan sebagainya.
Oleh karena memiliki fungsi yang multi dimensional, sering timbul masalah
yang berkaitan dengan tanah yaitu ketersediaan tanah terbatas sedangkan
penggunaan semakin luas sehingga terjadi penurunan kualitas tanah.
Karakteristik tanah yang utama adalah bahwa dalam mempelajari masalah tanah
dibatasi oleh satuan pewakil pedosfer dalam bentuk pencuplikan dan analisis
tanah. Analisis tanah dapat berupa pengukuran secara kimiawi, fisika dan
biologi yang bertujuan untuk memahami sifat tanah dan kesesuaiannya untuk
pertumbuhan tanaman.
B.
Tujuan
Tujuan dalam praktikum adalah menentukan kadar lengas tanah berbagai
diameter.
II. TINJAUAN PUSTAKA
Lengas tanah adalah air yang
terdapat dalam tanah yang terikat oleh berbagai kakas (matriks,osmosis, dan
kapiler). Kakas ini meningkat sejalan dengan peningkatan permukaan jenis zarah
dan kerapatan muatan elektrostatik zarah tanah. Tegangan lengas tanah juga
menentukan beberapa banyak air yang dapat diserap tumbuhan. Bagian lengas tanah
yang tumbuhan mampu menyerap dinamakan air ketersediaan (Notohadiprabowo,2006).
Kandungan lengas dalam tanah
ini dipengaruhi oleh beberapa faktor, diantaranya anasir iklim (selisih antara
curah hujan dan evaporasi), kandungan bahan organik dan fraksi lempung tanah,
topografi (relief datar, cekungan, dan curam) serta adanya bahan penutup tanah
(organik maupun anorganik) (Walker, 2002).
Di dalam tanah, air berada
di dalam ruang pori diantara padatan tanah. Jika tanah dalam keadaan jenuh air,
semua ruang pori tanah terisi air. Dalam keadaan ini jumlah tanah yang disimpan
didalam tanah merupakan jumlah air maksimum disebut kapasitas penyimpanan air
maksimum. Selanjutnya jika tanah dibiarkan mengalami pengeringan, sebagian
ruang pori akan terisi udara dan sebagian lainnya terisi air. Dalam keadaan ini
tanah dikatakan tidak jenuh (Hillel,1983).
Di dalam tanah air dapat
bertahan tetap berada di dalam ruang pori karena adanya berbagai gaya yang yang
bekerja pada air tersebut. Untuk dapat mengambil air dari rongga pori tanah
diperlukan gaya atau energi yang diperlukan untuk melawan energi yang menahan
air. Gaya – gaya yang menahan air hingga bertahan dalam rongga pori berasal
dari absorbsi molekul air oleh padatan tanah, gaya tarik menarik antara molekul
air, adanya larutan garam dan gaya kapiler (Yong etal.,1975).
Jumlah air tanah yang
bermanfaat untuk tanaman mempunyai batas – bata tertentu. Seperti pada
kekurangan air, kelebihan air dapat merupakan kesukaran. Air yang kelebihan itu
tidaklah beracun, akan tetapi kekurangan udara pada tanah – tanah yang
tergenanglah yang menyebabkan kerusakan. Tanaman dapat ditanam dengan memuaskan
dalam larutan air bila aerasi diberikan dengan baik (Kelly,2002).
Kualitas tanah di
setiap wilayah memiliki perbedaan. Kualitas ini dapat didefinisikan sebagai
kemampuannya untuk beberapa fungsi dalam penggunaan lahan maupun ekosistem.
Tujuannya untuk menopang produktivitas biologis, mempertahankan kualitas
lingkungan, serta meningkatkan kesehatan manusia, binatang, dan tumbuhan
(AgeharaandWarncke, 2005).
Iklim tropik yang terdapat
di Indonesia menyebabkan terbentuknya berbagai jenis tanah, sebagai akibat dari
pelapukan dan perkembangannya yang berlangsung intensif, diantaranya adalah Entisol,
Vertisol, Ultisol, Alfisol, dan Rendzina (Susanto, 2005).Entisol merupakan
jenis tanah yang cenderung menjadi tanah asal yang baru.Entisol mempunyai
drainase sangat baik karena mempunyai tekstur tanah pasir (Suhardjo,1999).
Perbedaan struktur
jenis-jenis tanah tropika tersebut menyebabkan terjadinya perbedaan kemampuan
dalam menambat air. Jenis tanah yang beragregat baik dan bersifat oksida
memiliki kemampuan seperti pasir dalam pergerakan air saat tegangan rendah.
Namun, saat tegangan lebih tinggi kemampuan menahan sebagaimana lempung. Hal
ini menyebabkan kisaran ketersediaan air lebih sempit dibandingkan dengan
lempung. Terkadang tanah yang beragregat baik mengalami kekeringan, sehingga
tidak sebanding dengan kandungan lempung serta airnya. Masalah lainnya, ketika
pori-pori agregat kehabisan lengas tersedia bagi tanaman, sedangkan agregat tersebut
mengalami kejenuhan (Sanchez, 1992).
III. METODOLOGI
Praktikum “Kadar Lengas
Tanah” dilaksanakan pada tanggal 05 Maret 2012 di Laboratorium Tanah Umum
jurusan tanah fakultas pertanian universitas Gadjah Mada Yogyakarta. Digunakan
tanah berdiameter 2,0 mm (tanah halus); tanah 0,5 mm; tanah gumpalan serta
contoh tanah asli. Jenis tanah yang berbeda-beda digunakan oleh setiap kelompok
dalam satu golongan. Digunakan delapan buah botol timbang dan timbangan untuk
mengukur kadar lengas tanah.
Pada botol timbang kosong diberi label yang
berisi keterangan jenis tanah, diameter tanah, dan ulangan yang ke-sekian. Setelah
itu kedelapan botol kosong tertutup ditimbang. Botol diisi sebanyak sepertiga
volume dengan contoh tanah 2,0 mm; 0,5 mm; gumpalan dan contoh tanah asli, setiap sampel dibuat
dua ulangan. Botol timbang yang telah diisi tanah beserta tutupnya ditimbang
dan kemudian memasukkan botol tersebut dengan tutup sedikit terbuka ke dalam
oven yang suhunya 1050 – 1100 C selama semalam. Setelah
itu botol timbang dikeluarkan dari dalam oven, ditutup serapat mungkin dan dibiarkan
dingin di dalam desikator selama 15 menit. Botol dalam keadaan tertutup rapat
itu ditimbang, kemudian botol timbang dibersihkan.
IV. HASIL DAN
PEMBAHASAN
Jenis tanah
|
Rata-rata (%)
|
Entisol 2 mm
|
1,64
|
Entisol 0,5 mm
|
1,995
|
CT
|
2,165
|
Asli
|
15,935
|
Pada percobaan kadar lengas ini pada jenis tanah Entisol
dengan diameter 2 mm, 0,5 mm, dan bongkah, serta contoh tanah asli. Penggunaan
tanah dengan diameter yang berbeda-beda ini bertujuan untuk membandingkan
kemampuan tanah menyimpan dan menghantarkan air. Sementara itu, praktikum ini
menggunakan metode gravimetri di mana akan dicari kadar lengas tanah dengan
menghitung selisih berat lengas antara sebelum dan sesudah tanah dikeringkan.
Hal ini bertujuan untuk mendapatkan berat lengas tanah dan berat kering mutlak
dari berbagai jenis tanah yang digunakan. Rumus yang digunakan untuk menentukan
kadar lengas tanah adalah perbandingan antara berat lengas tanah dengan berat
tanah kering mutlak yang dinyatakan dalam bentuk persentase.
Bahan induk tanah Entisol
berupa pasir endapan marine dan bertekstur halus. Tanah Entisol memiliki
tekstur pasir dimana fraksi pasir lebih banyak dibandingkan fraksi lempung dan
debu sehingga pori-pori tanahnya lebih besar dan luas permukaan lebih kecil
karena didominasi permukaan pasir sehingga kemampuan dalam mengikat dan menahan
air lebih rendah dan permeabilitasinya sangat cepat karena pori-porinya sangat
besar dapat langsung melekatkan air tanpa menyerapnya sehingga airnya yang
diserap hanya sedikit. Pori-pori tanah yang lebih besar mengakibatkan Entisol
memiliki drainase sangat baik karena mempunyai tekstur tanah pasir. Apalagi, Entisol
juga memiliki kemampuan air yang sangat rendah sehingga permeabilitasnya sangat
cepat ini dikarenakan pori-pori yang besar langsung melewatkan air tanpa
menyerapnya dan air yang dapat diserap hanya sedikit. Di satu sisi, Entisol
mempunyai sifat kimia dan fisika yang kurang bagi pertumbuhan tanaman. Tanah
ini mudah mengalami dispersi apabila mengalami tumbukan air hujan dan mudah
mengalami erosi.
Dari hasil pengamatan terlihat bahwa kadar lengaspada tanah
Entisol dari yang tertinggi hingga yang terendah secara berurutan adalah CT
bongkah (2,17%), diameter 0,5 mm (1,985%), dan diameter 2 mm (1,635%). Dari
hasil perhitungan tersebut dapat diketahui bahwa tanah Entisol memiliki kadar
lengas yang rendah.Namun, persentase di atas kurang sesuai dengan teori bahwa
semakin kecil partikel tanah maka kadar lengasnya semakin besar.Adapun
penelitian Purwaningsih, dkk. (2010) sesuai dengan teori tersebut yaitu : kadar
lengas CT bongkah (2%), diameter 2 mm (1,58%), dan diameter 2 mm (1,56%).
Keadaan ini dapat terjadi karena beberapa hal, antara lain: banyaknyatanah yang
diambil tidak sama antar botol timbang,tekstur tanah biasanya kasar, struktur
kersai atau remah, serta mempunyai konsistensi lepas atau gembur.
Pada percobaan ini, tanah yang sudah dimasukkan sebanyak
2/3 bagian botol ditimbang beratnya dan dimasukkan kedalam oven. Perlakuan ini
dilakukan agar membuktikan dan mengetahui apakah suhu mempengaruhi kelengasan
tanah. Saat dioven, tutup botol sedikit dibuka agar uap yang ada didalam botol
dapat keluar sehingga dapat diperoleh tanah kering mutlak. Setelah dioven,
berat tanah tersebut akan memiliki berat yang lebih kecil daripada sebelum dioven. Perubahan berat
tersebut diakibatkan karena pemanasan yang menyebabkan hilangnya gugus
hidroksi. Kemudian tanah dioven pada suhu 110˚C agar terjadi reaksi endotermik
dimana reaksi endotermik ini menyebabkan hilangnya molekul air dalam tanah yang
dapat disebut juga kehilangan gugus hidroksil. Sehingga kehilangan molekul air
dan gugus hidroksil ini menyebabkan kehilangan berat mineral pada tanah maka
tanah yang diperoleh tanah kering mutlak. Setelah itu, tanah dimasukkan kedalam
desikator dimana alat ini berfungsi untuk mendinginkan tanah. Setelah kering,
maka metode gravimetris dapat dilakukan, yaitu menghitung selisih berat lengas
antara sebelum dan sesudah tanah dikeringkan. Metode ini digunakan karena
memiliki keunggulan yaitu murah dan cepat, tetapi metode ini memiliki kelemahan
yaitu timbangan sensitif dimana pada saat penimbangan harus dilakukan secara
teliti agar hasilnya akurat. Jika kurang ketelitian dalam penimbangan maka
hasil percobaan ini akan menyimpang dari teori. Selanjutnya, sebelum
dikeringkan berat tanah akan lebih besar daripada berat tanah setelah dikeringkan
(dioven). Ini berarti suhu berpengaruh pada jumlah kelengasan tanah. Sebelum
dikeringkan, air atau udara mengisi pori- pori tanah, setelah dioven air
mengisi pori- pori mikro, sedangkan udara mengisi pori- pori tanah yang tidak
berisi air sehingga kapasitas air juga berkurang. Selain itu perubahan bobot
akibat pemanasan disebabkan karena hilangnya gugus hidroksi, sedangkan
perubahan energi berupa penyerapan panas (endotermik).
Pada suatu jenis tanah dengan jenis tanah yang lainnya
memiliki ketersediaan air yang berbeda-beda, tanah yang berlempung misalnya
menyediakan air lebih banyak dibandingkan dengan tanah pasir. Faktor-faktor
yang mempengaruhi kandungan lengas dalam tanah antara lain anasir iklim,
kandungan bahan organik dan lempung tanah, relief dan adanya bahan penutup
tanah baik organik maupun anorganik. Anasir iklim memiliki pengaruh yang besar
pada lengas tanah yaitu selisih antara curah hujan dan penguapan akan
menentukan suatu tanah akan mengalami surplus dan defisit. Bahan organik pada
tanah memiliki peran yang mirip dalam mengatur kandungan lengas tanah yaitu
sebagai penyimpan atau penyekap air. Hal ini disebabkan oleh ukuran keduanya
yang berupa koloid sehingga mempunyai luas permukaan jenis yang besar, yang
berakibat pada kemampuannya menyimpan air yang relatif besar.Topografi
berpengaruh dalam mempercepat kehilangan lengas atau sebaliknya mengawetkannya.
Faktor penutup tanah yang organik maupun anorganik berfungsi untuk mengurangi
proses evaporasi sehingga kandungan lengas tanah lebih awet. Penutup tanah
organik yaitu seresah, kanopi tanaman, mulsa organik dan covercrop. Penutup tanah anorganik yaitu plastik, kain dan kertas.
Kadar lengastanahdalambidangpertaniansangatberperanpentingdalampertumbuhantanaman.
Apabilakadarlengastanahrendahmakadiperlukanpengairan yang cukup agar kebutuhan
air tanamantercukupi. Selain itu, untuk
mengontrol serapan hara dan pernapasan akar-akar tanaman, yang
selanjutnya akan berpengaruh pada pertumbuhan tanaman, dapat menduga kebutuhan air
untuk persawahan, perkebunan dan enduga kehilangan air
selama kegiatan pengairan dan mengetahui kadar lengas setiap jenis tanah sehingga dapat diketahui jenist anah
yang cocok untuk lahan pertanian,
dan juga dapat mengetahui daya simpan lengas setiap tanah agar dapat dijadikan berguna
dalam kegiatan persawahan , perkebunan, dan lainnya.Di lapangan kadar lengas akan
sangat berguna, seorang forester yang akan menanam pohon, tentunya akan lebih
menguntungkan apakah tanah yang akan ditanami memiliki kadar lengas yang cukup
sehingga pohon dapat tumbuh optimal. Selain itu pola konservasi yang tepat
dapat ditentukan. Pengolahan tanah yang tepat juga dapat memperhatikan aspek
kadar lengas tanah. Struktur akar juga dipengaruhi oleh kadar lengas tanah
.Jika kadar lengas terlalu tinggi, maka akar cenderung akan tidak kuat menopang
karena akar tunggang yang tidak mencapai kedalaman, selain itu akar juga dapat
busuk karena terlalu banyak kadar lengas yang terkandung.Dengan demikian,
beberapa hal dapat dipengaruhi dengan mengetahui kadar lengas tanah yaitu
absorbsi dan titik laju, kandungan air tanah, pengaruh tekstur dan air
tersedia, potensi air dan pertumbuhan tanaman, penggunaan air dikonsumsi, serta
hilangnya air oleh transpirasi.
Pada praktikum ini, juga diminta mengukur kadar lengas
sampel tanah yang diambil di jalan secara random, didapatkan hasilnya 15,94%.
Hal ini berarti sampel tanah asli bukan termasuk jenis tanah Entisol.
V. KESIMPULAN
1.
Kadar lengas merupakan
kandungan air yang terdapat pada pori tanah.
2.
Faktor-faktor yang
mempengaruhi kadar lengas yaitu anasir iklim, kandungan bahan organik dan
lempung tanah, relief dan bahan penutup tanah.
3. Penentuan kadar lengas tanah pada praktikum
ini menggunakan metode gravimetris, yaitu metode mencari kadar lengas tanah
dengan menghitung selisih berat lengas antara sebelum dan sesudah tanah dikeringkan.
4.
Suhu berpengaruh
terhadap jumlah kelengasan tanah.
Apabila semakin suhu meningkat, maka jumlah kadar lengas akan berkurang.
6. Kadar lengas tanah dalam bidang pertanian sangat berperan penting dalam pertumbuhan tanaman.
Semakin tinggi kadar lengas tanah, semakin baik untuk digunakan pada lahan
pertanian.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar