Selasa, 15 Mei 2012

ACARA I PERBANYAKAN VEGETATIF


I.                   TUJUAN

            1. Mengetahui prinsip-prinsip dasar perbanyakan tanaman secara vegetatif
            2. Mengusai teknik-teknik perbanyakan  tanaman secara vegetatif

II.                TINJAUAN PUSTAKA

Perbanyakan tanaman dalam dunia pertanian dapat dilakuakan dengan dua cara yaitu secara generatif dan vegetatif. Perbanyakan generatif merupakan perbanyakan tanaman menggunakan biji, dimana biji merupakan hasil peleburan dari gamet jantan dan gamet betina. Sedangkan perbanyakan tanaman secara vegetatif dapat dilakukan dengan menggunakan bagian tanaman. Perbanyakan vegetatif sendiri dibedakan menjadi dua cara, yaitu perbanyakan vegetatif alami dan perbanyakan buatan (Martin, 2000).

Perbanyakan vegetatif alami meliputi stolon, rizoma, kormus, bulbus, tuber. Sedangkan perbanyakan vegetatif buatan meliputi stek, merunduk, cangkok, menyambung dan okulasi. Stolon merupkan perbanyakan tanaman secara alami dimana bagian batang (tunas sisi) yang tumbuh memanjang horisontal pada permukaan tanah, contohnya kacang babi (Desmodium intortum) dan stroberi (Fragaria sp). Rhizoma merupakan batang yang muncul dari tunas sisi dan tumbuh memanjang horisontal di dalam tanah. Contohnya bunga tasbih (Canna hibrida) dan rumput teki (Cyperus rotundus). Sedangkan kormus yaitu bagian batang yang pendek membengkak, mengandung cadangan makanan, tidak menjalar dan selalu terdapat di dalam tanah, contohnya gadung (Dioscorea hispida) dan talas (Colocasia esculenta). Bulbus yaitu perbanyakan tanaman dimana batang yang pendek dikelilingi oleh berlapis-lapis daun tebal dan cadangan makanan, disebut juga umbi lapis. Perbanyakan tanaman secara tuber terjadi ketika batang yang membengkak, terdapat didalam tanah dan banyak mengandung cadangan makanan, contohnya kentang (Ashari, 1995).
Perbanyakan vegetatif buatan meliputi stek, merunduk, cangkok, menyambung, dan okulasi. Stek digunakan untuk memperbanyak tanaman dengan cara mengembangkan suatu tumbuhan dari potongan-potongan cabang atau batang yang ditancapkan ke tanah. Merunduk yaitu perbanyakan dengan merendahkan cabang batang suatu tumbuhan sehingga menyentuh permukaan tanah. Selain itu, juga terdapat cara cangkok dimana terjadi pengelupasan sebagian kulit secara melingkar pada cabang batang kemudian dibalut oleh tanah (media lain), diikat, dan dibiarkan untuk waktu tertentu sampai tumbuh akar. Cara lain dengan menyambungkan dua macam tanaman sejenis, misalnya singkong biasa dengan singkong karet.  Okulasi juga dapat digunakan untuk perbanyakan tanaman dengan menggabungkan dua tanaman yang berbeda dengan jalan menempelkan sepotong kulit pohon yang bermata tunas dari batang atas pada kulit pohon lain dari batang bawah sehingga tumbuh bersatu menjadi tanaman baru (Rochiman dan Jadi, 1973).
Dibandingkan dengan cara perbanyakan lainnya yang vegetatif, stek merupakan perbanyakan tanaman yang lebih ekonomis, lebih mudah dan tidak memerlukan ketrampilan khusus dan cepat dipelajari. Cara stek kurang menguntungkan jika bertemu dengan kondisi tanaman yang sukar berakar. Akar yang baru terbentuk tidak tahan stress lingkungan. Keberhasilan perbanyakan dengan cara stek ditandai oleh terjadinya regenerasi akar dan pucuk pada bahan stek sehingga menjadi tanaman baru. Regenerasi akar dan pucuk dipengaruhi oleh faktor intern yaitu tanaman itu sendiri dan faktor ekstern atau lingkungan. Salah satu faktor intern yang mempengaruhi regenerasi akar dan pucuk adalah fitohormon yang berfungsi sebagai zat pengatur tumbuh. Selain itu faktor genetik juga merupakan faktor intern (Widiasih et al., 2008).
Untuk memperbanyak tanaman dengan stek, tanaman sumber seharusnya mempunyai sifat-sifat unggul serta tidak terserang hama atau penyakit. Selain itu, manipulasi terhadap lingkungan dan status fisiologi tanaman sumber juga penting dilakukan agar tingkat keberhasilan stek tinggi. Kondisi lingkungan dan status fisiologi yang penting bagi tanaman sumber diantaranya adalah status air, temperatur, chaya, dan kandungan karbohidrat. Pada status air, stek lebih baik ditumbuhkan pada suhu 12O C hingga 27O C. Cahaya terdiri dari durasi dan intensitas cahaya yang dibutuhkan tanaman sumber tergantung pada jenis tanaman, sehingga tanaman sumber seharusnya ditumbuhkan pada kondisi cahaya yang tepat. Untuk meningkatkan kandungan karbohidrat bahan stek yang masih ada pada tanaman sumber bisa dilakukan pengeratan untuk menghalangi translokasi karbohidrat (Bahrum et al., 2005).
Bahan awal perbanyakan stek daun yang dapat digunakan berupa lembaran daun. Bahan awal pada stek daun tidak akan menjadi bagian dari tanaman lain yang baru. Akar dan tunas baru pada stek daun berasal dari jaringan meristem primer dan sekunder. Pada stek batang bahan awal perbanyakan berupa batang tanaman. Stek batang dikelompokan menjadi empat macam berdasarkan jenis batang tanaman, yaitu berkayu keras, semi berkayu, dan herbaceous. Selain itu perbanyakan tanaman dapat dilakukan dengan grafting dan budding. Grafting / penyambungan adalah seni menyambungkan dua jaringan tanaman hidup sedemikian rupa sehingga keduanya bergabung dan tumbuh serta berkembang sebagai suatu tanaman gabungan. Sedangkan budding adalah salah satu bentuk grafting, dengan ukuran batang tereduksi menjadi hanya terdiri atas satu mata tunas (Hartmann et al., 1997).















III.             METODE PELAKSANAAN PRAKTIKUM

Praktikum Dasar-Dasar Agronomi Acara I yang berjudul Perbanyakan Vegetatif yang dilaksanakan pada hari Kamis, 1 Maret 2012, di Laboratorium Manajemen dan Produksi Tanaman, Jurusan Budidaya Pertanian, Fakultas Pertanian, Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta. Alat yang digunakan adalah pisau okulasi, plastik pembungkus, tali rafia, label / etiket gantung dan alat tulis. Bahan-bahan yang digunakan antara lain tanah, tanaman puring(Codiaeum variegatum), tanaman Lidah mertua (Sanciviera sp.) dan Jeruk (Citrus sp.).
Kegiatan yang dikerjakan pada acara ini hanya penyambungan pucuk, stek batang, danstek daun. Pada penyambungan pucuk, dipilih dua jenis tanaman Codiaeum variegatum yang cabangnya sama besar, yang berdaun kecil untuk scion dan yang berdaun lebar untuk stock. Dipotong bagian pucuk scion 10-15 cm tergantung besarnya cabang. Daun scion dikurangi dan bagian pangkal scion dipotong membentuk huruf ‘V’ atau membentuk baji. Stock ke bawah sepanjang 1-2 cm dibelah tergantung besarnya cabang. Scion disisipkan kedalam stock, kemudian mengikatnya dengan tali. Dibungkus dengan plastik untuk mengurangi transpirasi pada scion. Pada stek daun disiapkan daun tanaman Sanciviera dan media tanah. Tanaman tersebut daunnya dipotong menjadi tiga bagian (ujung, tengah, dan pangkal). Bagian stek daun tersebut ditanam ke dalam media yang telah disiapkan. Tanah disiram untuk mempercepat pertumbuhan. Pada stek batang dipilih bagian tanaman yang akan dijadikan bahan stek dengan panjang kira-kira 10-15 cm dengan menyisakan satu daun saja. Bagian pangkalnya dipotong dengan sudut kemiringan 45O. ukuran luas daun dikurangi dengan memotongnya hingga tinggal setengah bagian. Bahan stek dicelupkan ke dalam larutan zat pengatur tumbuh (ZPT) IBA 4000 ppm selama lima detik (concentrated dip method), untuk perlakuan dengan ZPT, mencelupkan bahan stek ke dalam air. Media tanam disiapkan dan dimasukkan ke dalam sungkup. Tanaman dipelihara dengan menjaga agar media tanam selalu berada pada kapasitas lapangan. Sungkup harus selalu dalam keadaan tertutup rapat. Keberhasilan penyetekan diperiksa setelah satu bulan. Stek yang hidup ditandai dengan tumbuhnya tunas daun dan munculnya akar. Bandingkan pengaruh pemberian ZPT  terhadap keberhasilan stek, dengan variabel panjang akar dan panjang tunas.



Tidak ada komentar: