Selasa, 18 Desember 2012

makalah DPKP Alat Peraga


I.                PENDAHULUAN
A.      Latar Belakang
Kelompok tani secara tidak langsung dapat dipergunakan sebagai salah satu usaha untuk meningkatkan produktivitas usaha tani melalui pengelolaan usaha tani secara bersamaan. Kelompok tani juga digunakan sebagai media belajar organisasi dan kerjasama antar petani. Dengan adanya kelompok tani, para petani dapat bersama-sama memecahkan permasalahan yang antara lain berupa pemenuhan sarana produksi pertanian, teknis produksi dan pemasaran hasil.
Kelompok tani sebagai wadah organisasi dan bekerja sama antar anggota mempunyai peranan yang sangat penting dalam kehidupan masyarakat tani, sebab segala kegiatan dan permasalahan dalam berusaha tani dilaksanakan oleh kelompok secara bersamaan. Melihat potensi tersebut, maka kelompok tani perlu dibina dan diberdayakan lebih lanjut agar dapat berkembang secara optimal.
Salah satu kelompok tani yang ada di Yogyakarta adalah kelompok tani “Sri Rejeki”. Kelompok tani ini terletak di Desa Patukan, Ambar Ketawang Kecamatan Gamping, Kabupaten Sleman, Yogyakarta. Kelompok tani ini berdiri sekitar tahun 1970-an. Jumlah seluruh anggota dari kelompok tani ini adalah 10 orang tetapi yang aktif ada 8 orang. Susunan kepengurusan dari kelompok tani Bangun Tani ini adalah sebagai berikut:
Ketua                           : alm. Sadiman
Bendahara                   :  Rahmat
Sekretaris                    :  Sarjiyo
               Prestasi yang pernah diperoleh kelompok tani Sri Rejeki ini adalah hasil ubinan (tanaman padi) di kelompok tani ini paling unggul selama beberapa tahun berturut-turut.Kegiatan dari kelompok tani ini adalah pertemuan rutin setiap sebulan sekali. Kegiatan yang dilakukan adalah arisan kelompok tani, pertemuan rutin setiap sebulan sekali untuk melaporakan tentang kegiatan pertaniannya, pertemuan mendadak yang kondisional, sesuai dengan keadaan yang dialami di lapangan misalnya masalah pengairan, penentuan penggunaan bibit, musyawarah dan penentuan musim tanam dan sebagainya.
B.      Tujuan
Tujuan kunjungan kelompok tani ini adalah untuk mengetahui masalah-masalah yang ditemui para petani sekaligus menemukan solusinya, serta untuk mengetahui informasi apa yang dibutuhkan kelompok tani tersebut sebagai bahan penyuluhan.
II. PERMASALAHAN PETANI
Kelompok tani Sri Rejeki terletak di Desa Patukan Ambar Ketawang, Kecamatan Gamping Kabupaten Sleman, Yogyakarta beranggotakan 10 orang petani, namun hanya 8 diantaranya yang aktif sebagai pengurus, yang berdiri sejak tahun 1970-an. Luas lahan pertanian para petani yang tergabung dalam Kelompok Tani Sri Rejeki ini sekitar 5 hektar dengan 3 pembagian bulak yaitu bulak Sawo, Kowen, dan Randu dengan sistem tanam bergilir antara padi dan palawija. Sistem pengairan yang dilakukan adalah dengan pemanfaatan air dari Kali Mbedok yang juga sudah memiliki pintu air, sehingga tidak ditemukan masalah yang berarti dalam hal pengairan. Meskipun musim kemarau sawah masih mendapatkan pengairan yang lancar.
Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan pada hari Selasa, 27 November 2012 dengan salah seorang tetua kelompok tani yaitu Bapak Sutarjo, ditemukan beberapa masalah yang dialami oleh para petani. Masalah yang ada dalam kelompok tani ini diantaranya yaitu hama dalam pertanian pada tanaman padi yaitu keong mas, regenerasi kepengurusan yang tak terorganisir, alih fungsi lahan pertanian dan dalam hal mendapatkan pupuk.
Permasalahan hama keong mas pada tanaman padi merupakan suatu masalah bagi petani. Dalam semalam, seekor keong mampu melahap beberapa rumpun padi muda, terutama pada saat baru ditanam hingga usia dua minggu setelah tanam. Akibatnya, rumpun padi pun mati karena daunnya habis dimakan keong, sehingga mempengaruhi produktivitas padi. Dalam hal regenerasi kepengurusan juga mempunyai masalah tersendiri, dimana ketua dari kelompok tani Sri Rejeki ini yang bernama Bapak Sadiman baru saja meninggal dunia sekitar setahun yang lalu, namun hingga saat ini belum dilakukan sebuah kepengurusan yang baru pada kelompok tani ini. Bapak Sutarjo yang kami wawancarai adalah seorang tetua pada kelompok tani tersebut, beliau juga pernah bertindak sebagai ketua dalam kelompok tani Sri Rejeki, namun karena alasan kesehatan pada mata beliau yang pandangannya sudah tidak terlalu jelas maka beliau mengundurkan diri. Oleh karena hal tersebut Bapak Sutar hanya bertindak sebagai koordinator dalam kelompok tani tersebut sambil menunggu kepengurusan kelompok tani yang baru. Selain itu, sistem kerja dari petani yaitu yang kurang susah dalam melakukan sebuah penarikan uang untuk iuran. Mereka lebih memilih melihat langsung pada kenyataannya kemana uang itu akan dipergunakan, sehingga saat ada penarikan iuran mereka enggan mengeluarkan uang, namun bila mereka melihat kenyataan langsung di sawah semisal ada pintu air irigasi yang rusak, maka mereka akan bertindak secara spontan untuk mengeluarkan biaya dan memperbaiki pintu irigasi yang rusak itu.
Masalah lainnya yang dirasakan pada kelompok tani ini adalah dalam hal alih fungsi lahan pertanian. Setiap tahun mereka kehilangan sekitar 500 m2 luasan lahan, mereka mengeluhkan karena dari pihak kabupaten tidak melakukan suatu konfirmasi kepada para petani dalam hal jual beli lahan, sehingga secara tiba-tiba terjadi sebuah pengalihan fungsi lahan pertanian menjadi bangunan-bangunan.
Selain mengenai alih fungsi lahan tersebut, petani juga mengalami permasalahan dalam hal mendapatkan pupuk. Dimana mereka mengalami kesulitan dalam mendapatkan pupuk tersebut. Selain itu mereka kurang yakin apabila memberi pupuk organik pada tanaman padi mereka, sehingga mereka memiliki ketergantungan yang cukup tinggi dengan pupuk anorganik. Mereka lebih memilih penggunaan pupuk kimia dibandingkan dengan pupuk organik. Padahal penggunaan pupuk kimia yang berlebihan dapat menyebabkan kerusakan dan pengurangan kesuburan tanah. Selain itu limbah pupuk kimia juga dapat mencemari sumber air di sekitar lahan sawah yang beresiko negatif apabila air dikonsumsi oleh manusia. Namun petani cenderung tetap menggunakan pupuk kimia meskipun sudah diadakan penyuluhan mengenai bahaya pupuk kimia dan keunggulan pupuk organik yang lebih ramah lingkungan dan tetap menghasilkan hasil produksi yang tinggi.



III. SOLUSI PERMASALAHAN
Berbagai masalah tersebut menjadi tantangan sendiri bagi mahasiswa khususnya mahasiswa Fakultas Pertanian untuk mengatasi masalah tersebut. Salah satu solusi yang dapat diberikan pada hama keong mas yaitu dengan membuat tepi areal pertanaman yang berbatasan dengan pematang kondisi areal pertanaman menjadi macak-macak, karena kondisi lahan sawah pertanian seperti parit tergenang, dapat berfungsi sebagai tempat hidup bagi keong mas. Selain itu dengan penggunaan itik atau bebek sawah yang merupakan musuh alami keong mas, dapat difungsikan untuk memangsa keong mas yang berkumpul pada parit di dekat pematang sawah.
Solusi yang bisa menjadi alternatif untuk mengatasi masalah regenerasi kepengurusan kelompok tani yang buruk adalah melakukan kegiatan bagi generasi muda sehingga memikirkan keadaan tani di desa tersebut. Tidak hanya teori namun juga praktik secara langsung di lahan pertanian. Lebih baik lagi jika ingin bergabung dengan kelompok tani tersebut sebagai pengurus dan menjalankan pertanian di desanya untuk menjadi lebih baik, supaya maju dan mensejahterakan masyarakat desa. Selain itu, salah satu cara untuk membuka pola pikir petani adalah dengan mengadakan penyuluhan yang lebih efektif dan melibatkan interaksi dengan petani, kemudian dapat pula digunakan alat peraga penyuluhan yang dapat membantu proses penyuluhan.  Salah satu alat peraga yang dapat digunakan adalah poster.
Dalam permasalahan alih fungsi lahan pertanian ke nonpertanian di setiap daerah di Indonesia sulit dihindari, karena hal tersebut merupakan bagian dari tuntutan pembangunan.  kita dapat melihat dalam ketentuannya, yakni Undang-Undang Nomor 41 Tahun 2009 tentang Perlindungan Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan, alih fungsi lahan pertanian untuk kepentingan pembangunan infrastruktur pada dasarnya diperbolehkan, asalkan dilakukan penggantian lahan pertanian, yang diharapkan masing-masing daerah memperkuat keberadaan Undang-Undang Nomor 41 Tahun 2009 tersebut dengan peraturan daerah (Perda). Sehingga keberadaan areal pertanian bisa benar-benar terlindungi.
Untuk permasalahan dalam mendapatkan pupuk yang dialami petani kita bisa mengarahkan mereka untuk beralih ke pupuk organik. Masalah ini yang dipilih kelompok kami dalam pembuatan poster. Pada dasarnya, pemakaian pupuk anorganik terus menerus sampai pada tahap tertentu ternyata dapat berakibat buruk bagi kondisi hara tanah. Pupuk anorganik akan terakumulasi dalam tanah dan menyebabkan hara di tanah berkurang. Tanah yang sering diberi pupuk anorganik lama-kelamaan akan menjadi keras, sehingga sulit diolah dan mengganggu pertumbuhan tanaman. Karena itu, pemanfaatan pupuk organik untuk tanah pertanian sangat membantu memperbaiki struktur tanah, meningkatkan permeabilitas tanah, dan mengurangi ketergantungan lahan pada pupuk anorganik. Dengan demikian, adanya pupuk organik akan meningkatkan jumlah dari aktivitas mikroorganisme tanah, sehingga tanah menjadi gembur. Dalam masalah biaya produksi juga dapat diminimalisir, karena dengan pupuk organik lebih murah dibandingkan dengan harga pupuk anorganik, sehingga penggunaan pupuk organik bisa menekan biaya usaha tani dan juga meningkatkan hasil panennya.





IV. ALAT PERAGA
Alat peraga bertujuan agar sasaran lebih sering melihat, membaca informasi yang disuluhkan sehingga memudahkan daya tangkap yang pada akhirnya dapat membawa perubahan pengetahuan, sikap, dan perilaku sasaran. Keunggulan alat peraga penyuluhan antara lain :
1.   Alat peraga dapat menangkap perhatian sasaran
2.   Pesan dapat lebih mudah ditangkap melalui beberapa panca indera dibandingkan jika hanya melalui satu indera.
3.   Mengurangi penafsiran yang keliru.
4.   Dapat menyusun pesan dengan lebih menarik dan sistematis.
Pada praktikum ini kelompok kami mendapatkan tugas untuk menyelesaikan masalah kelompok tani dengan menggunakan alat peraga berupa poster. Poster adalah suatu media untuk menyampaikan pesan komunikasi tertentu kepada komunikan dengan gambar yang dicetak kemudian di tempel di tempat umum. Poster adalah karya seni rupa dua dimensi yang berfungsi untuk menyampaikan informasi atau pesan kepada masyarakat umum(Tjoret, 2010). Poster terdiri dari dua unsur yaitu slogan atau kata-kata dan gambar ilustrasi. Poster berfungsi untuk menarik perhatian serta membangkitkan keinginan untuk melakukan sesuatu seperti yang tertulis pada poster. Pembuatan poster perlu mempertimbangkan ha-hal berikut :
a.   Poster harus sederhana, jelas, menarik, dan hidup.
b.  Poster hanya memuat gambar atau ilustrasi yang penting tetapi gambar itu mampu berbicara sendiri.
c.   Kata-kata dalam poster pendek, langsung dan mudah dimengerti.
d.  Poster mengandung keserasian antar gambar kata-kata, dan tema pesan yang akan disampaikan.
e.   Poster mudah dipahami oleh sasaran yang hanya melihat sepintas lalu.
Karakteristik yang dimiliki poster adalah adanya kesederhanaan, kesatuan, dan kejutan. Kesederhanaan dan kesatuan menyebabkan poster mudah dipahami maknanya, sedangkan kejutan menyebabkan adanya sentakan yang merangsang orang untuk memperhatikannya.
Poster sebagai media cetak memiliki kelebihan, antara lain (Anonim, 2012) :
1.   Poster mampu menjelaskan hal-hal yang bersifat kompleks, serta mempunyai kemampuan untuk menyampaikan tema.
2.   Poster yang dibuat di jalan jika dibuat menarik akan menarik perhatian orang untuk membaca dan mendapatkan informasi.
3.   poster yang memiliki konsep mengajak seseorang untuk berpikir mengenai makna yang terkandung didalamnya, sehingga poster sangat cocok dengan promosi yang memiliki target audience dengan tingkat kepandaian tertentu.
4.   Dapat mengulang bacaaanya kembali dan mengatur cara membaca. Media yang dapat ditinjau ulang, pembaca dapat dengan tenang membaca dengan teliti.
5.   Dapat dibuat dalam jangka waktu yang relatif singkat.
6.   Tema dapat mengangkat realitas masyarakat.
7.   Bisa digunakan untuk diskusi kelompok atau pleno.
Adapun kekurangannya, antara lain  :
1.   Gambar atau foto hanya menekankan persepsi indra mata
2.   Pesan yang disampaikan terbatas
3.   Butuh keahlian untuk menafsirkan
4.   Beberapa poster butuh keterampilan membaca, menulis.


V. PENUTUP
A.      Kesimpulan
1.   Kelompok Tani Sri Rejeki termasuk kelompok tani yang telah maju di mana rata-rata anggotanya mempunyai kehidupan ekonomi dan sosial yang cukup baik.
2.   Para petani dan penebas di dusun ini membutuhkan penyuluhan dan pengertian yang lebih mendalam lagi mengenai penggunaan pupuk organik agar produktivitas dan penghasilan petani dapat mengalami peningkatan sekaligus perbaikan kualitas lahan tanam.

B.      Saran
1.   Selain peningkatan kesadaran petani untuk menggunakan pupuk organik, pemerintah juga seyogyanya tanggap dalam menyuplai kebutuhan pupuk organik para petani.
2.   Perlunya peningkatan penyuluhan mengenai informasi-informasi baru di bidang pertanian yang dapat memotivasi para petani untuk menerapkannya.
Para petani sebaiknya juga selalu aktif untuk mencari informasi seputar pertanian serta aktif pula dalam meningkatkan kegiatan kelompok tani

Tidak ada komentar: